Mohon tunggu...
angga rediansyah
angga rediansyah Mohon Tunggu... Teacher, konsultan, praktisi, motivatoris

Silaturahmi

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Maha pencipta menguji kearifan seseorang

7 Oktober 2025   13:47 Diperbarui: 7 Oktober 2025   13:47 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan sampai dibalas, sumber gambar: album pantai.

Ketika kita mendapatkan sebuah cacian dan makian dari orang lain, kita pun tidak akan panik apabila kita mengetahui ilmunya. Karena ketika itu terjadi pada diri kita, kita menyadari bahwa demikianlah kehidupan, adakalanya dicaci dan adakalanya dipuji.

Jika kita mengetahui ilmunya, ketika kita mendapatkan cacian dari orang lain, kita tidak akan merasa risau dan panik, karena kita menyadari bahwa cacian tersebut masihlah lebih sederhana dibandingkan kejelekan diri kita yang sebenarnya.

Ketika kita mendapatkan cacian, jika kita mengetahui ilmunya, kita tidak akan panik. Justru kita akan bersikap tenang dan mendengarkan cacian tersebut, karena bisa jadi cacian itu adalah informasi untuk kita tentang diri kita supaya kita mau mengevaluasi dan memperbaiki diri.

Kita seringkali merasa terhina oleh ucapan orang lain tentang diri kita, padahal apa yang diucapkannya itu adalah sesuatu hal yang memang ada di dalam diri kita.

Cacian atau hinaan adalah episode bagaimana Allah Swt menguji kearifan diri kita. bahkan sangat mungkin, hinaan yang datang dari orang lain kepada kita itu adalah sarana dari Allah Swt supaya kita bisa memperbaiki kualitas diri kita.

Bahkan tidak jarang, hinaan itulah yang memperkokoh dan memperjelas kemuliaan seseorang yang dihina itu. Karena, banyak kejadian, apabila sikap orang yang hina itu tetap tenang dan mantap, orang-orang jadi bisa melihat dengan jelas siapakah dan bagaimanakah sebenarnya orang yang yang dihina dan yang menghina.

Hinaan itu tidak akan melekat pada diri orang yang dihina apabila dia bersikap arif dan bijaksana dalam menyikapi hinaan tersebut. Hinaan itu justru akan berbalik dan melekat kepada diri orang yang melontarkan hinaan itu. Jika kita mengetahui ilmunya, maka kita akan bersikap tenang dan arif ketika diri kita dihina. Karena, kita menyadari bahwa orang yang paling mulia saja yaitu Muhammad Saw, mendapat hinaan dan cacian, apalagi kita yang kemuliaannya sangat jauh berada di bawah beliau. Jika benar kita menyikapi hinaan orang lain terhadap kita, maka hinaan itu justru akan mempertinggi derajat kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun