Mohon tunggu...
Krisnasakti Anggar Purna Putra
Krisnasakti Anggar Purna Putra Mohon Tunggu... Rakyat Biasa

Lahir di Sragen pada 1 Oktober 1990, bapak 3 anak, pelaku usaha mikro yang senantiasa belajar untuk menebar manfaat

Selanjutnya

Tutup

Financial

Antara Gejolak IHSG dan Harga Pangan

23 Maret 2025   21:37 Diperbarui: 23 Maret 2025   21:37 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Ada yang menarik dari statement Presiden Prabowo saat rapat Kabinet Paripurna Minggu lalu, di tengah tren IHSG yang turun beliau menyampaikan bahwa harga saham boleh naik turun tapi selama pangan aman maka Negara dalam kondisi aman. Jika kita bedah lebih dalam, statement Presiden ini paling tidak menunjukkan dua hal. Pertama, Confidence, beliau sangat Percaya Diri bahwa dengan mengendalikan stok dan harga pangan, maka semua masih aman. Kedua, Slightly underestimate, entah apakah tim ekonominya tidak memberikan masukan dan gambaran yang komperhensif atau memang karena faktor pertama tadi sangat dominan, sehingga beliau sangat PD dengan situasi ekonomi Negara saat ini.

Padahal sejatinya, jika kita melihat lebih dalam dan lebih panjang runutannya, pada akhirnya IHSG itu juga akan berimbas pada banyak hal yg akan mempengaruhi hajat hidup orang banyak, salah satunya, nilai tukar rupiah Kita tahu bahwa banyak industri kita saat ini masih sangat tergantung pada bahan baku dan komponen dari luar negeri, lemahnya rupiah akan menekan kinerja industri sehingga efeknya bisa pada pengetatan ekspansi, tenaga kerja dan bahkan bisa sampai pada PHK.

Selain itu, pengaruh lain tentu masih ada, misalnya soal Credit Rating Indonesia. Pada awal 2025 ini lembaga-lembaga internasional memang masih menempatkan Indonesia dalam kategori investment grade yg artinya Indonesia masih layak untuk investasi, namun demikian prospek kedepan masih abu-abu, sehingga turut mempengaruhi investor dalam menanamkan modalnya di Indonesia. Fluktuasi harga saham yg mengkhawatirkan akhir-akhir ini, jika tidak disikapi dgn tepat maka bisa berefek pada wajah perekonomian Indonesia di mata global. Nah, patut kita tunggu hasil pertemuan antara Presiden Prabowo dengan para investor pada hari Senin 24 Maret 2025, apakah forum itu akan membawa angin segar bagi perekonomian kedepan, ataukah hanya menjadi pertemuan biasa yang tidak memberikan efek sentimen apapun pada perekonomian kita.

Kemudian selanjutnya soal harga pangan. Kita tahu bahwa hampir di setiap momen HBKN bahan-bahan pokok akan naik, telur, beras, cabe, daging ayam, minyak, dll. Tapi di tahun 2025 ini, baik saat menjelang puasa maupun menjelang lebaran 2025 ini, di H-7 lebaran, harga-harga relatif stabil, stok juga relatif tersedia di pasar. Kalaupun ada lonjakan harga, masih bersifat sektoral dan masih dalam batas wajar. Inilah yg mungkin dibanggakan oleh bapak Presiden bahwa pangan tersedia dan harganya stabil, rakyat masih bisa membeli, konsumsi berjalan. Sehingga menurut pak Presiden, ekonomi masih baik karena pangan tersedia dan harganya terjangkau, terlepas gejolak yang ada di bursa saham beberapa waktu belakangan ini.

Tapi mari coba kita bedah lebih dalam soal harga pangan di momen lebaran 2025 ini. Jika kita melihat tren ketersediaan bahan pokok setiap tahun, maka kita dapati bahwa stok ketersediaannya tidak jauh berbeda antara 2025 ini dengan tahun 2024. Target produksi beras sekitar 32,8 juta ton dalam setahun di 2025, naik sedikit dari 2024 yg sebesar 30,6 juta ton. Telur dan daging ayam kita selalu surplus dalam 10 tahun terakhir. Jadi sebenarnya secara stok ketersediaan, tidak ada perbedaan signifikan antara 2024 dan 2025, tapi mengapa di 2024 harga pangan cenderung naik saat puasa dan lebaran tetapi di 2025 ini cenderung stabil..??

Jika melihat dari teori keseimbangan harga, tren harga yg stabil bahkan cenderung menurun ini bisa jadi dikarenakan melemahnya daya beli masyarakat. Data menunjukkan bahwa dalam dua bulan pertama tahun 2025 ini, terjadi deflasi berturut-turut. Sehingga ketika stok bahan pokok masih sama dengan tahun lalu, namun permintaan menurun karena masyarakat cenderung menahan konsumsi, maka yang terjadi adalah harga akan cenderung stagnan bahkan menurun. Pemerintah baik pusat melalui Bulog maupun di Daerah tingkat I dan II juga tetap gencar melakukan operasi pasar dgn pasar murah untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok di HBKN 2025 ini, namun saya pribadi melihat operasi ini lebih kepada hal rutin setiap tahun dan justru kurang efektif, mengapa? Karena tren harga yang ada memang cenderung stabil sejak masuk bulan puasa sampai dengan H-7 lebaran.

Hal ini tentu bisa dilihat dari dua sisi, sisi pertama mungkin adalah perspektif yang dipakai oleh Presiden bahwa situasi ekonomi baik karena harga bahan pangan stabil. Namun, disisi lain perlambatan konsumsi masyarakat ini harus juga dilihat sebagai alarm bahwa ada sesuatu yang perlu diperhatikan. Hal ini berbanding lurus dengan proyeksi pergerakan masyarakat pada lebaran 2025 ini yang menurun sebanyak 50 juta orang dibandingkan pada tahun 2024. Artinya memang masyarakat saat ini cenderung menahan konsumsi, dengan berbagai faktor, salah satunya mungkin ada pendapatan yang berkurang imbas PHK dan penurunan ekspansi industri.

Dalam outlook perekonomian Q1 2025, LPEM UI menyatakan bahwa peergerakan perekonomian Indonesia masih bergantung pada perputaran ekonomi musiman salah satunya adalah momen lebaran. Jika dalam H-7 sampai dengan H-7 lebaran 2025 ini tidak ada dorongan pergerakan konsumsi masyarakat yang signifikan, maka saya memprediksi pertumbuhan ekonomi di Q1 tidak sesuai harapan. Kita berharap pencairan THR baik di sektor swasta maupun ASN dapat menjadi pendorong konsumsi yang cukup kuat untuk bisa meningkatkan perputaran ekonomi pada Q1 2025 nanti.

Krisnasakti Anggar PP

Pelaku Usaha Mikro

Sragen, Jawa Tengah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun