Mohon tunggu...
Erdus Anggal
Erdus Anggal Mohon Tunggu... Petani - PECINTA KOPI

Jangan Jadi Aku Cukup Jadi Kamu. Berdoalah Seolah-olah Semuanya Tergantung Pada Allah. Bekerjalah Seolah-oleh Semuanya Tergantung pada Anda.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Guruku Pelitaku

18 Desember 2019   12:43 Diperbarui: 18 Desember 2019   12:53 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo kweklina.wordpress.com

Engkau Pelita Kegelapan yang selalu menerangi setiap langkah kakiku,
Menuntunku tuk melangkah maju,
Tuk mengejar mimpi kecil harapanku.

Aku tidak tahu caramu membangkitkan semangat lesu ku,
Yang pasti nada nasehatmu membuatku termotivasi tuk melaju.

Engkau pelita kegelapan yang selalu menyinari langkah kakiku,
Aku tau engkau lelah mengajariku,
Karena sikapku yang selalu membuatmu pilu,
Namun dirimu tak sesuai pikiranku,
Engkau tabah sabar menghadapi keegoisan yang menurutku itu seru.

Seru karena bisa bercanda, membangkang, rewel, dan bodoh itulah aku,
Semangat juangmu dan tabah hatimu tak seorangpun memilihnya itulah dirimu.

Guru.
Sebutan indah dan penuh makna,
Yang tak bisa dijelaskan dengan kata,
Sebutan penuh arti karena sangat berarti,
Dian yang menerangi gelapnya ilmu pengetahuan.

Ia seorang yang memberi senjata pemberantas kebodohan,
Meluruskan pemikiran pendek yang berujung penyesalan,
Ia adalah manusia super yang aku sandingkan dengan Tuhan tapi bukan Tuhan,
Ia luar biasa penuh cinta dalam niatnya.
Semoga Tuhan menyertaimu.

#PecintaKopi#
________________
Malang. Nov. 09
Erdus Anggal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun