Mohon tunggu...
Angga Bakri Pratama
Angga Bakri Pratama Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Manajemen Universitas Serang Raya

ruang tempat belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

perjalanan

5 Desember 2020   22:33 Diperbarui: 6 Desember 2020   00:42 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

~DAFTAR ISI~

1. Cinta

2. Kehidupan

3. Alam

4. Musik

123-5fcbab318ede483f130da9d5.jpeg
123-5fcbab318ede483f130da9d5.jpeg
Namaku angga bakri pratama. kerap dipanggil angga atau bakri, atau teman setongkronganku sering memanggilku dengan nama panggilan ogot. tapi, ah sudahlah bukan itu yang ingin aku ceritakan.


Aku dilahirkan disalahsatu desa yang menurutku desa kecil tetapi mempunyai kenangan yang begitu  besar. Lebak,18 februari  pada tahun 2000  disuatu desa yang bernama desa muara binuangeun  aku dilahirkan oleh seseorang wanita cantik serta pemberani, dan dia adalah oranng yang pertamakali aku lihat di bumi ini setelah aku lahir dan mulai bisa belajar  membuka mata. dia membesarkanku dengan keesabaran dan cintannya yang begitu kuat dan melekat didalam dada. tetapi bukan seperti malika atau kedelai kecap hitam kental pilihan. Aku sangat merindukan masa dimana bayak sekali orang yang mencintaiku tanpa aku ketahui apa  itu cinta?

Sudah banyak waktu kulalui tanpa aku sadadari aku tumbuh besar tanpa sebuah kedewasaan. Sesekali aku ingin keluar dari dari zona sempitku, karna aku sadar akan tulisan seorang aktivis sekaligus pencinta alam yang bernma (SOE HOK GIE) yang bertliskan "dunia seluas langkah kaki" yang mempunyai arti menjelajahi kehidupan dengan tanpa rasa takut. Karna hanya dengan itu kita bisa mengerti tentang  kehidupan.

Pada tanggal 10 mei 2018  aku diajak sepupu dan bisa kusebut seorang sahabat yang bernama NANJAR ketemempat tinggi yang belum pernah aku jumpai yaitu gunung pulosari.

Pukul 14:00 aku dan sahabatku ditemani salahsatu teman sahabatku yang sekarang sudah menjadi temmanku juga  sebut saja namanya ARIL memulai pendakianku menuju kawah putri,

langkahku disambut oleh perkebunan pisang milik warga desa. belaian nakal dari ialang dan gesekan lembut dari pohon kecil nan indah yang menimbulkan luka,

tetapi aku mengabaikannya, dari sini aku menyadari bahwa yang indah tidak akan selamanya menyenangkan. 

Setelah beberapa waku yang kuhabiskan, diperjalanan aku merasa bahwa badanku terasa sangat lemah dan kaki seolah berbicara tidak mampu lagi untuk melangkkah. semilir angin yang semakin lama semakin kudiamkan, menyelinap hingga menambah rasa dinginan yang sangat hebat. sampai aku sempatkan berberbicara kepada sepupuku

ujarku; "aa duluan aja, angga nungguin disini aja, angga udah gakuat lagi"

balas sepupuku; "ah angga ini ngomong apaan, aa gabakalan ninggalin angga gitu aja, kita berangkat bareng datang di puncak dan sampe turunpun harus bareng-bareng. masa naklukin para wanita aja bisa, naklukin gunung yang gak tinggi-tinggi banget aja gabisa"

Arilpun ikut bergabung menyemangatiku ditengah pembicraanku dan sepupuku.

ujarnya ; "iya ga, semangat dong.... kamu pasti bisa ko!"

balasku mengangggukan kepala sambil tersenyum yang menandakan iya.

Kuangkat ranselku, setelah itu kamipun melanjutkan perjalanan.

Sesampainya di kawah putri pas di jam + _ jam 17:40

Aku, nanjar, dan aril  mulai mendirikan tenda untuk beiristirahat dan melanjutkan perjalanan dipagihari.

ditengah keheningan malam dan sambutan dari keindahan sang rebulan aku mellihat ada dua lampu ditengah hutan belantaran, dia semakin mendekat, spontan aku terkaget karna gunung ini masih keadan ditutup. dia semakin mendekat  dan terdengaar suara sapaan dari balik semak belukar, "Bang" dan kami semua menoleh kea rah mereka, ternyata mereka adalah dua pendaki berasal dari pandeglang. dia mendaki melalui jalur terlarang.

Sedikit arahan dari kami "jangan pernah mendaki melalui jalur terlarang, karna terlalu berbahaya"

Setelah itu kami melanjutkan perbincangan dengann dua pemuda berasal pandeglang itu. nanjar mulai memetik gitar dibarengi oleh suara aril yang menurutku agak sedikit lucu ketika penggalan lirik lagu fourtwnty yang tadinya sembilu yang dulu  biarlah berlalu, menjadi sembilu berdasi biarlah terjadi. ahahaa........ kacaw sekali.

dari sini aku merasakan kehangatan kebersamaan, canda dan tawa berpadu tanpa palsu.

 Setelah itu kamipun beristirahahat dibawah kawah putri yang indah.

dipagi hari yang masih buta, kami terbangun dan memulai menyalaklan kompor untuk memasak makanan dan segelas berukuran besar wedang jahe untuk menghangatkan tubuh yang dingin ini.

kupersiapkan tekadku setinggi mungkin. dan kuayunkan langkahku sedikit demi sedikit menuju puncak. diperjalanan  kami tidak mengalami gangguaun apapun.

Setelah 4 jam kami berjalan akhirnya kakmipun sampai dipuncak.

aku tersenyum melihat keindahan yang tak pernah kujumpai.

dari perjalanan ini dapat kusimpulkan " mendaki gunung bukan untuk menaklukan gunung tersebut, namun sejatinya mmendaki gunung adalah perjalanan untuk menaklukan diri sendiri". 

whatsapp-image-2020-12-05-at-22-47-35-5fcbac808ede485b4b541fc2.jpeg
whatsapp-image-2020-12-05-at-22-47-35-5fcbac808ede485b4b541fc2.jpeg
Pada tahun 2018  tanggal 25 desember aku membicarakan tentang liburan di tahun baru dengan sepupuku nanjar. aku dan nanjar menyepakati keberangkatan kita nanti pada 1 januari tahu 2019.

Setela hari H kami digagalkan oleh bencana alam tsunami selat sunda, dan kami memutuskan untuk tidak berangkat dulu, kami mengubah jadwal keberangkatan  memnjadi tanggal 10 januari 2019.

rasa cemas terhadap keselamatan keluarga menyelimuti.

Setelah tanggal 9 januari 2019 

kami mepacking peralatan dan logistik yang telah kami kumpulkan guna mengecek apa saja yang ketinggalan.

Keesokan harinya kami berangkat menuju terminal desa.

Dengan sejuk udara desa aku merasakan suasana yang begitu asri dan sorot matahari yang membakar kulitku dengan sehat.

Sesampainya aku di stasiun rangkas bitung, aku membeli tiket kereta listrik menuju kota bogor. Sesampainya aku di kota bogor, aku sedikit kebingungan harus naek bus apa agar kami sampai ke kota garut.  Akhirnya aku dan nanjar memutuskan mampir di warung kopi milik kakek tua tapi semangatnya yang teras masih muda. Aku seidikit bertanya tentang bus apa yang harus aku naiki ke si kakek pemilik warkop itu, dan dia memberi sedikit arahan dengan detail.

Setelah itu, aku dan nanjar melanjutkan perjalanan menuju kota garut.

Sesampainya ditujuan pada  pukul 00:00 malam aku disambut oleh tukang ojek nakal yang sedikit menipuku. kukira dengan uang sebesar 60.000 itu karna jauh. tetapi "ah brengsek sekali tukang ojek itu "

Dia memasang wajah dengan penuh rasa ingin dikasiani.

Serontak aku kesal sekali dengan kejadian itu.

Setelah kejadian itu aku melangkahkan kaki menuju basecamp Gunung Guntur yang sudah ada didepan mata aku disambut oleh dua orang yang lebih tua dariku dan nanjar. aku menjabatkan  tangan kananku dan memperkenalkan diriku ke dua itu.

Ujarku " perkenalkan kang nama saya angga dan ini sepupu saya namanya nanjar, kami berasal dari banten"

Balasnya "iya mas, saya firdaus asal dari bogor dan ini kekrabat kerja saya sigit dia berasal dari bekasi.

Setelah perkenalan itu, nanjar dan dua orang tua itu melanjutkan obrolaan dan aku tertidur pulas karna rasa lelah setelah perjalalanan jauh ini cukup sedikit meguras tenagaku.

Keesokan harinya  aku mempersiapkan alat alat, dan nanjar membeli 4 bungkus nasi dan 4  plastik untuk membawa pulang sampah kami,

Ingat "hanya binatang yang berani meninggalkan sampah digunung" 

Setelah  itu aku dan ketiga orang tim ku membuat lingkaran

dan karna mas siggit yang berumur lebih tua diantara kami berempat, dia ditunjuk untuk memimpin doa dan kamipun berdoa agar diberi keselamatan oleh sang pencipta, dalam perjalanan kami menuju pos 1 dan pos pos selanjutnya kami tidak mengalami gangguan apapun, dan aku tidak mengulangi kejadian buruku yang saat itu terjadi di gunung pulosari. sesampainya aku di pos akhir, aku mengumpukan tiket simaksi yang telah aku beli di basecamp ke penjaga pos 4. setelah itu kami berempat memutuskan  mendirikan tenda. Setelah tenda berdiri dan perut terisi. setelah itu aku menyuci nesting yang telah kami pake, dan sembari membersihkan badan dari sisa keringat kotor, dari sini ada kejanjggalan yang aku alami, tanpa sadar ada yang menyugkan odol dan sikat gigi kehadapanku, dan bodohnya aku memilih merima tawaran dari orang misterius itu. Setelah aku sadari, aku bertanya didalam hati "siapa yang menyuuguhkan ini?

Sedangkan didepanku itu hanya semak belukar dan kiri kanan hanya ada jurang ?

Aku bergegas membereskan nesting yang tadi aku bersihkan dan cepat berjalan menuju tenda. Setelah sampai di tenda aku mepersiapkan tempat tidur didalam tenda tanpa bercerita sedikitpun pada timku tentang kejadian tadi, karena menuurutku jika aku menceritakkan semua itu pasti kehangatan akan berubah menjadi mencekam, dan akan memperkeruh suasana. Setelah itu aku mendengar suara ponselku tanda ada  yang menelpon, dan ternyata itu adalah gadis cantik yang menemaniku tiap hari tanpa memandang apapun, dan menerimaku dengan apa adanya, hannya kelembutan dariku yang dia harapkan. aku tidak akan menyebutkan nama aslinya, kalian bisa sebut saja namanya dengan nama panggilan Ani. Menurutku dia adalah wanita kedua didunia yang aku cintai setelah ibuku. Karna sebelumnya aku melewatkan hubungan demi hubungan dengan wanita-wanita lainnya tanpa mengetahui arti dari kata cinta yang sesungguhnya. Panjang obrolanku dengannya sampai aku tidak menyadari bahwa digunung itu jaringan signal  sangat penuh. Seberes sambungan telponku dengan ani aku memutar musik di ponsel nanjar. Satu per satu kuputar musik itu begitu enak sekali untuk didengar. Aku berbicara kepada nanjar

" jika aku jadi pemusik mungkin kehidupanku akan lebih asik"

balas nanjar "makannya belajar main gitarnya diperdalam kalo mau jadi pemusik, biar nanti  bisa mannggung sana sini, itu bakalan lebih asik"

balasku "ahaha iya yang penting aa mau ngebelajarin angga"

balasnya "siaaappppp".

pertamakali mengenal panggung
pertamakali mengenal panggung
  • pertama mangggung

whatsapp-image-2020-12-05-at-23-02-58-5fcbb019d541df188c432f52.jpeg
whatsapp-image-2020-12-05-at-23-02-58-5fcbb019d541df188c432f52.jpeg
Pada tanggal 14 juli tahun 2019 terbangun dari tidurku dan sadar dari mimpiku entah itu mimpi apa tersa jelas

Aku menengok teras hanya ada buku dan puntung rokok sisa semalam ditemani gitar tuaku. lalu kulihat ibuku yang sedang membersihkan halaman rumah, akupun bergegas pergi ke kamar mandi, dan seberes mandi  aku menelpon temaku sekaligus sepupuku. Kali ini bukan nanjar tapi lemonk, untuk memastikan keberangkatan kami yang telah dibicarakan sebelumnya. sehabis pembicaraan kami  melalui telpon dengan hasil kepastian yang jadi tentang keberanngkatan, aku bergegas menyiapkan peralatan yang hahrus ku bawa. pukul 12:00 kumulai menggendong ranselku, dan memakai pakaian yang biasa aku pakai untuk mendaki dan menghampiri satu teman ku. Setelah itu aku mulai menemui kedua teman ku dengan berboncengan. Sebelum berangkat, enggang bertanya padaku, tanya enggang padaku: ga kamu tau uangku ?

balasku: "entah"

ternyata uangnya sebesar 50rb hilang entah kemana. lalu aku menengok jam yang semakin sore seperti seakan akan waktu diputar lebih cepat, aku mulai bergegas berangkat meninggalkan desa sejuta cerita, agar aku bisa melupakan dia yang aku cintai yang menemaniku tiap hari tanpa memandang apapun, dan menerimaku dengan apa adanya kini berubah menjadi orang asing yang tidak pernah aku kenali. Aku dibonceng enggang, dan lemonk, berdua dengan rimba mengikutiku dibelakang dengan motor yang dikendarai rimba. Kamipun memulai perjalanan setelah sekitar satu setengah jam aku mengendarai sepeda motor, tiba tiba ban sepeda motor yang di tumpangi rimba dan lemonk bocor di salah satu desa yaitu desa bayah

Aku berhenti sejenak sambil merebahkan pinggang yang terasa sangat pegal sekali, setelah itu kami lanjutkan perjalanan

Pukul 05:45 kami memilih mencari rumah ibadah di sepanjang jalan agar kami bisa melakukan hubungnan vertical dengan Tuhan sang pencipta. Alhasil kami tidak menemukan rumah ibadah  itu dan terpaksa harus beribadah dipinggir jalan. Setelah itu tidak lama kemudian aku dan enggang di depan membawa motor terdengar suara handphone ku? Ternyata telppondari lemonk.

ucap lemonk: kembali lagi aku nyaris mati tadi rem belakang ku tiba tiba blong.

terpaksa aku harus kembali.

dan aku menunggu montir yang sedang menyerpis rem belakang motor teman ku, sampai sesudah maghrib aku melanjutkan perjalana.

Pukul 20:00 aku hampir sampai di tempat tujuan. dan kali ini aku yang hampir mati rem motorku mendadak entah mengapa tidak bisa menahan jalan turunuan yang sangat parah itu, alhamdulilah enggang tidak lepas kendali. Sesampai nya di tujuan aku bergegas menghampiri penjaga pos taman Nasional gunung halimun/salak untuk membayar simaksi. dan aku menikmati pengalaman itu, rimba mulai memasak mie goreng rasa perasaan, pikirku "mengapa aku kembali memikirkan dia ? sementara aku pergi untuk melupakan dia.

 dari sini ku dapat menyimpulkan "melupakan apa yang harus dilupakan itu bukan pergi" tetapi mengikhlaskan!

 

 

 

 

 

 

 

 

      Binuangeun, 24 november 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun