Mohon tunggu...
Humaniora

Fenomena Nasib Ahok

14 Januari 2018   10:17 Diperbarui: 14 Januari 2018   10:28 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Viralnya surat perceraian antara Ahok dan Veronica Tan telah menggemparkan dunia Maya. Diduga, perceraian ini disebabkan karena perselingkuhan Veronica Tan dengan "pria idaman lain". Berbagai macam pandangan dan saran dituliskan dan diberitakan secara viral. 

Kita harus mengerti bahwa dalam kehidupan berpolitik banyak hal bisa terjadi dan semua memiliki kemungkinan. Bisa saja terjadi seperti cerita di Tiongkok jaman dahulu. Cerita tersebut menceritakan nasib seorang ahli kungfu dimana saat dia belum beristri dan dia mencintai seorang wanita, wanita itu merasa bahagia karena ia dicintai seorang ahli kungfu dimana ia merasa aman,  terlindungi dan bangga. 

Ahli kungfu itu menjadi semakin terkenal hari demi hari. Ia mendirikan banyak perguruan-perguruan dan menjadi semakin sukses. Namun, dengan demikian, banyak ahli kungfu yang lain yang setiap hari datang untuk bertanding dengan dia supaya ketika dia dikalahkan, maka yang mengalahkan dia bisa mendirikan perguruan yang lebih terkenal lagi.  Istrinya pun setiap hari semakin khawatir karena setiap hari ada kemungkinan keselamatan suaminya dan keluarganya dapat terancam. 

Akhirnya, istrinya itu selingkuh dengan laki-laki yang sama sekali tidak bisa kungfu. Mungkin, itu pula yang dirasakan oleh Veronica Tan karena sejak Ahok masuk dalam dunia politik, selalu saja ada yang membencinya dan bahkan keselamatan keluarganya pun juga ikut terkena dampak. Yang pasti semakin tinggi pohon, semakin besar pula angin yang menerpa. Dalam dunia perpolitikan, intrik politik dapat digunakan untuk saling membangun juga menjatuhkan karena walaupun Ahok sudah dipenjara, namanya tetap dikenang. Jadi, jangan mencampuri urusan pribadi orang lain karena mungkin terdapat banyak alasan yang mungkin orang awam tidak dapat memahaminya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun