Mohon tunggu...
Putri Angelica
Putri Angelica Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menelisik Makna di Balik "Hujan"

21 Februari 2018   13:06 Diperbarui: 21 Februari 2018   16:07 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: inesainesi.blogspot.com

Pada novel hujan ini terdapat banyak tempat tempat yang penting atau berpengaruh bagi tokoh utama. Salah satunya adalah lubang tangga darurat kereta bawah tanah. Lail kehilangan ibunya di Stasiun kereta bawah tanah. Begitu pula dengan Esok, ia kehilangan 4 kakak laki-lakinya di stasiun yang sama. Di lubang tangga darurat inilah pertama kalinya Lail bertemu dengan Esok, saat Esok menarik tas Lail demi menyelamatkannya. Tempat ini juga akan dikunjungi setiap Esok bertemu dengan Lail.

Itu adalah lubang tangga darurat kereta bawah tanah, tempat mereka dulu berhasil menyelamatkan diri. Di atas lubang itu terpasang konstruksi alat berat. Beberapa marinir dengan pakaian lapangan berwarna oranye terlihat menuruni lubang. Apa yang mereka kerjakan?

"Hari ini mereka mulai mengevakuasi korban yang tertimbun di kereta bawah tanah," Esok menjelaskan.

Lail terdiam. Itulah kenapa Esok mengajaknya kesini. Ini tempat Ibunya meninggal, dan empat kakak laki laki Esok. (hlm. 68)

Salah satu tempat lain yang menjadi tempat utama pembentukan karakter tokoh utama adalah panti sosial. Di sinilah Lail menjalani kehidupannya setelah tenda pengungsian dibubarkan. Ia belajar menjadi sosok pribadi yang mandiri dan disiplin di sini, bahkan ia juga belajar membuat kue disini. Lail menemukan sahabatnya, Maryam, juga di panti sosial. Lail dan Maryam sering membuat masalah di panti sosial hingga sering dimarahi oleh Ibu Suri, selaku pengurus panti. Namun, tak jarang juga mereka membuat panti sosial bangga karena tindakan yang mereka lakukan.

Kehidupan di panti dimulai pukul lima pagi. Semua penghuni harus bangun, merapikan kamar masing-masing. Anak-anak yang bertugas mengepel lantai dan menyikat kamar mandi bangun tiga puluh menit lebih awal. Juga anak anak yang mendapat piket bekerja di dapur dan ruang makan. (hlm. 78)

"Kalian lulus." Ibu Suri terkekeh, membuat tubuh besarnya bergerak-gerak. "Organisasi Relawan telah mengirimkan hasilnya beberapa menit yang lalu.... Astaga, dua penghuni paling susah diatur di panti ini lulus seleksi itu. Aku tidak pernah berani membayangkannya, bahkan dalam mimpi. Selamat, Lail, Maryam."

Lail seolah tidak percaya mendengar kalimat Ibu Suri. Maryam di sebelahnya sudah berseru girang, memeluknya, membuat mereka berdua hampir jatuh dari kursi. (hlm. 113)

Dalam novel ini sebenarnya banyak peristiwa penting yang mempengaruhi kepribadian Lail. Namun jika diambil peristiwa yang paling berpengaruh maka jawabannya adalah saat dan sesaat setelah gempa besar mengguncang kota Lail. Di saat itulah, Lail kehilangan ibunya sekaligus bertemu sosok penting yaitu Esok. Belumlah hilang kesedihannya mengenai ibunya ia harus menerima kenyataan pahit bahwa ayahnya juga telah meninggal. Melihat rumah dan segala tempat terkenal di kota yang sering dikunjunginya bersama kedua orang tua hancur. Seharusnya, hari itu merupakan hari pertama Lail masuk sekolah. Namun ternyata hari itu merupakan hari paling menyedihkan dalam hidupnya.

Lail menjadi yatim-piatu sejak hari tidak terlupakan tersebut.

Ia menatap kosong kehancuran kotanya pada pagi yang gerimis itu. (hlm.31)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun