Mohon tunggu...
Angela Jessica
Angela Jessica Mohon Tunggu... Pelajar sekolah

Saya sangat menyukai puisi dan bercita-cita menjadi sastrawan besar. Saya menyukai konten sastra dan psikologi. Channel Youtube : https://youtube.com/@sajakjessica?si=TK-izdy7ZtEaAiM9

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seorang Anak yang Melempar Kerikil

29 September 2025   16:39 Diperbarui: 29 September 2025   16:39 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada sebuah kisah, dimana seorang anak melempar kerikil ke dalam kolam.
"Plung!"
"Ihahahaha! Lempar lagi ah!"
Karena penasaran, anak itu melempar semakin jauh.
"Cit! Crat! Crat! Cak!"
"HA! Bunyinya beda lagi!"
Lalu anak itu pergi karena bosan. Tak lama kemudian, ada anak lain yang melempar batu.
"Plung!"
"Hm, hm, hm!"
Lantas anak itu mengajak teman-temannya yang lain.
"Eh, adu lempar batu yuk! Yang paling jauh, aku traktirin es krim deh!"
Mendengar ajakan tersebut, tentu teman-teman yang lain jadi antusias. Mereka pun ikut-ikutan melempar batu.
"Plung!"
"Cit! Crat! Crat! Cak!"
Awalnya hanya beberapa anak saja yang melempar batu. Tapi lama-lama, seluruh anak di kampung itu jadi ikut-ikutan!
"Plung!"
"Cit! Crat! Crat! Cak!"
"Hahaha, lagi, lagi, lagi!"
Tak lama dari itu, ada seorang anak yang paling bongsor membawa batu yang juga sama bongsornya. Anak itu kemudian melemparnya ke dalam kolam, yang sudah dijelakan oleh batu-batu kecil sebelumnya. Kolam itu seperti manusia obesitas, rasanya ia ingin sekali memuntahkan semua yang telah ia makan.
Sampai pada saat yang tidak disangka-sangka...
"BYAR!!!"
"Ahhhh!!! Kolamnya muntah! Lari semuanya!!! Lari!!!"
Kolam itu memuntahkan semuanya. Batu dan kerikil terpental ke segala arah. Ternyata kolam itu juga memuntahkan ikan-ikan kecil yang sudah mati tertimpa batu. Bau amis darah ikan menyelimuti desa. Seluruh anak-anak pun dimarahi habis-habisan oleh kepala desa dan orang tua mereka.

Pesan moral : jangan ikut-ikutan kalau tidak tahu akibatnya---FOMO. Berpikirlah sebelum bertindak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun