Mohon tunggu...
Angel KurnilahFitri
Angel KurnilahFitri Mohon Tunggu... mahasiswa Ilmu Pangan IPB

memiliki hobi membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mie Oven Lebih Sehat daripada Mie Proses Penggorengan?

23 Mei 2024   07:53 Diperbarui: 23 Mei 2024   07:56 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 ghttps://linisehat.com/wp-content/uploads/2016/08/Tips-Memasak-Mie-Instan-Dengan-Benar-1024x640.jpgMieambar

Mie merupakan salah satu makanan yang digemari oleh masyarakat secara luas. Bahan utama pada pembutan mie sendiri yaitu tepung terigu. Mie yang beredar di Indonesia sudah memiliki berbagai rasa mulai dari mie goreng, mie rasa soto, mie rasa rendang, mie rasa kaldu ayam, dan masih banyak lainnya. Salah satu proses dalam pembutan mie adanya proses pengeringan. Proses pengeringan ini bertujuan mengurangi kadar air yang ada pada mie sehingga akan membuat mie lebih tahan lama. Proses pengeringan mie padadasrnya melewati proses penggorengan, namun belakangan ini ada proses pengeringan mie dengan menggunakan oven.

Dewasa ini kita sering mendengar mie yang dikeringkan dengan cara pengovenan lebih sehat daripada pengeringan dengan penggorengan. Namun apakah itu benar? Proses pengeringan merupakan salah satu cara dalam teknologi pangan untuk memperpanjang umur simpan. Selain itu pengeringan juga dapat memperkecil volume dan berat bahan dibandingkan dengan kondisi bahan sebelum dikeringkan, sehingga akan menghemat tempat penyimpanan produk (Supraptiah et al 2019). Penggorengan merupakan proses pemasakan dan pengeringan produk dengan minyak sebagai media panas.

Candra et al (2021) dalam penelitannya menyatakan bahwa proses pengeringan dengan metode penggorengan memiliki kadar lemak 17,62-19,08% sedangkan pengeringan metode oven memiliki kadar lemak 0,36-0,44%. Hal ini dikerenakan pada proses pengeringan metoode penggorengan menggunakan minyak. Minyak yang digunakan dalam penggorengan ini akan masuk ke dalam bahan pangan dan terperangkap sehingga kadar lemaknya akan meningkat. Minyak yang digunakan dalam penggorengan diserrap oleh tepung. Panas hasil penggorengan membuat pori-pori produk terbuka sehingga minyak masuk, minyak ini terhambat keluar akibat terjadinya gelatinisasi pada produkmi sehingga minyak terperangkap. Kadar lemak pada proses pengovenan lebih rendah karena pada pengeringan menggunakan oven hanya memanfaatkan suhu dan sirkulasi udara untuk pengurangan kadar air mie.

Tingginya kadar minyak ini biasanya dijadikan indicator kurang baiknya mie dari proses pengeringan metode penggorengan. Berdasarkan nilai AKG ini sebenarnya kadar minyak pada produk mie hasil pengeringan metode penggorengan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan lemak harian tubuh. Dimana nilai AKG total lemak laki-laki umur 19-29 tahun 75 g per hari dan Perempuan umur 19-29 tahun 65 g per hari. Namun jika penggunaan minyak goreng secara berulang dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan, diare, dan kanker. Minyak goreng juga mengalami ketengikan sehingga merusak tekstur dan citarasa pangan (Sumardiono et al 2019).

Biasanya industry pengolahan mie memiliki prosedur untuk menjaga minyak yang digunakan tetap dalam kulitas bagus dan tidak berbahaya untuk masyarakat. Intinya proses pengeringan mie dengan metode penggorengan tidak dapat dikatakan tidak sehat jika dibandingkan dengan pengeringan metode oven.

Sumber Pustaka

Supraptiah E, Ningsih AS, Zurohaina. 2019.Optimasi Temperatur dan Waktu Pengeringan Mi Kering yang Berbahan Baku Tepung Jagung dan Tepung Terigu. Jurnal Kenetika. 10 (2): 42-47.

Candra, Suhanda J, Purnomo, Adawyah R, Indryawan MR. 2021. Optimalisasi Proses Pengeringan Mie Belut (Monopterus albus Zuieuw) Instan. Jurnal Enviromental Scienteae. 17 (2): 40-47.

Sumardiono S, Jos B, Aryanti N, Suherman, Hesti D. 2019. Pengaruh Metode Penggorengan terhadap Kualitas Fisik Jajanan Mie Keriuk. Seminar Nasional Kolaborasi Pengabdian Kepada Masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun