Bagian terbaik pada buku ini bahwa konsinten adalah kunci dari tercapainya keberhasilan. Berdamai dengan takdir adalah pilihan yang terbaik. Setelah badai kencang menerpa percayalah ada pelangi yang akan memberi kehangatan yang akan membuatmu lebih tenang. Kesuksesan tidak selamanya diukur dari banyaknya materi. Namun, bagaimana seseorang mampu berdamai dengan diri sendiri.
  Penulis mampu membawa inti dari buku ini dengan bahasa yang mudah dipahami, sebagai bacaan yang ringan untuk berbagai kalangan ditambah dengan desain yang simpledan rapi. Namun, buku ini terkesan berisi kumpulan qoutes atau kutipan-kutipan yang dibentuk menjadi kalimat. Denganhal tersebut membuat para pembaca yang mudah bosan lebih mudah memahami isi dari buku ini.
  Tulisan dalam buku menyembuhkan luka sangat ramah untuk dibaca. Penulis menyajikan banyak definisi yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan sehari-hari. Sehingga saat pembaca akan terasa seperti ditampar oleh kenyataan.
   Buku ini sangat membantu pembaca yang sedang mengalami permasalahan hidup agar dapat menyelesaikan dengan cara yang tepat dan berpikir secara objektif. Dengan penulisan yang gamblang tentang luka batin, pembaca mendapatkan motivasi untuk tidak kehilangan kendali.Sehingga tidak terus menerus melukai diri sendiri dan menyalahkan diri sendiri.
  Penulis menyadarkan pembaca bahwa luka yang terdapat didalam batin muncul dari kebiasaan-kebiasaan yang jarang disadari. Seperti adanya trauma,mempunyai ekspetasi tinggi namun tidak dapat terwujud. Sikap terlalu perfeksionis yang akan membuat menyalahkan diri sendiri. Membandingkan diri dengan orang lain yang dilakukan diri sendiri ataupun orang sekitar hanya akan membuat tertekan.
Nama : Anes Berlliana Permatasari
Universitas Muhammadiyah MalangÂ