Sumber keluhan yang banyak ditenui adalah race pack lambat, salah ukuran kaus, desain jelek, atau kualitas buruk. Maka jaga kualitas vendor, jangan gunakan vendor yang asal-asalan. Ini akan sangat berpengaruh pada keberlangsungan acara. Dan promosi harus menarik, juga komunikasikan hal-hal penting kepada peserta, dilakukan sejak awal, hindari perubahan mendadak.
Dibalik lika-liku strategi dan persaingan antar penyelenggara, lari juga memiliki alasan memberi nilai bagi ekonomi secara berjenjang, ada multiplier effect.
Lari, Ekonomi Berlapis dan Bernilai
Efek ajang lari sebagai Bisnis olahraga dan sport tourism, total perputaran uangnya diprediksi bisa mencapai Rp1 triliun, sangat besar, karena para pelari tidak hanya sekadar lari, ada ajang yang terselenggara di beberapa tempat wisata, jadi momentumnya digunakan sebagai kesempatan tamasya.
Bayangkan puluhan ribu orang berkumpul di satu kawasan, di mana ada kerumunan di situ ada uang, gampangnya seperti itu. Biaya akumulatif (tiket, akomodasi, konsumsi) menciptakan perputaran uang yang besar. Siapa yang diuntungkan lagi? Para pelaku usaha multi sektor di sekitar lokasi. Hotel, restoran, UMKM dan transportasi, turut memetik cuan.
Ekosistem lapangan kerja kreatif juga biasanya dilibatkan bagian dari rangkaian acara guna memberikan pengalaman mengesankan para pelari, desainer jersey, videografer, content creator, pengusaha makanan, vendor UMKM, hampir pasti diberdayakan, karena ada misi bagi-bagi cuan.
Bagi sponsor, nyatanya ajang lari adalah sarana merek peralatan olahraga promosi, lewat produk-produknya yang tidak murah, mereka menggaungkan gaya hidup sehat, tentunya didukung oleh produk yang ditawarkan, entah sepatu, peralatan lari atau suplemen. Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) juga marak bagi sponsor menyampaikan programnya, sekalian promosi produk, kegiatan sosial turut serta dikampanyekan.
Bukan cuma uang, ajang lari harus memperhatikan keberlangsungan dan kenyamanan daerah sekitar. Jaga jangan sampai ada konflik. Hal paling fatal jika acara lari menyisakan sampah dan kotoran, limbah acara akan sangat mengganggu, perhatikan tata cara penanganan limbah dan semua pihak harus bertanggung jawab, entah pelari atau penyelenggara. Jaga etika dan perilaku, jangan sampai menimbulkan kemacetan. Penggunaan energi tidak berlebihan, agar pasokan air dan listrik warga tidak terganggu. Semua harus diuntungkan.
***