Dan Tokopedia menjadi situs e-commerce yang paling banyak diakses di Indonesia pada tahun 2021, prestasi ini tentunya sangat luar biasa. Membuktikan kiprah Tokopedia sebagai perusahaan teknologi papan atas dengan pangsa pasar besar.
Kehadiran pesaing kuat, dinamika dan ketatnya iklim industri, membuat Gojek dan Tokopedia harus merumuskan bagaimana strategi tepat mempertahankan posisinya.
Sebagai perusahaan teknologi raksasa, sudah pasti mereka tidak ingin tersisih. Guna memperkuat sarana dan pendukung lainnya, merger menjadi pilihan.
Analisis Merger Dua Raksasa Perusahaan Teknologi
Sebelumnya, Gojek sempat didorong supaya melebur dengan Grab, tetapi hal itu malah tidak jadi direalisasikan. Model bisnis Gojek dan Grab mirip, pangsa pasar dan jaringan operasional keduanya juga besar.
Jika keduanya melebur, memang gabungan kedua perusahaan ini akan sangat kuat, namun dikhawatirkan memicu ketimpangan persaingan usaha di sektor industri tersebut.
Penguasaan pasar terlalu dominan oleh satu pihak dapat menimbulkan monopoli. Hal ini yang ditentang oleh banyak kalangan sekaligus menjadi keresahan bagi pelaku dunia usaha, khususnya di semesta perusahaan teknologi penyedia jasa angkutan dan layanan pengiriman barang.
Kesamaan nasib lainnya sudah disinggung menghadapi pesaing dan persaingan ketat, maka jika Gojek dan Tokopedia mengonsolidasikan kekuatan berikut sumber daya menjadi satu menghadapi kompetisi di ranah bisnis teknologi, mereka memilki kekuatan sangat besar. Menurut kabar beredar hasil merger keduanya akan memakai nama GoTo.
Modal
Gojek dan Tokopedia sebenarnya sudah mendapatkan suntikan dan besar dari para investor. Gemerlap perusahaan start up menarik minat para pemilik dana menaksir perusahaan semacam ini, dengan harapan menghasilkan keuntungan melimpah, walaupun pada kenyataannya banyak juga start up yang meredup pamornya (baca juga: Startup Disayang dan Bakar Uang).