Harus diingat bahwa keberadaan ojol terus bersaing dengan upaya pembenahan tranportasi umum yang dilakukan pemerintah.Â
Cita-cita pemerintah memiliki transportasi umum terpadu, nyaman dan terjangkau bagi warganya  adalah proyek berkesinambungan, layaknya negara maju seperti Jepang, Korea Selatan dan negara Uni Eropa.
Ulah pengemudi ojol ada kalanya juga mengesalkan, terkait dengan oknum yang masih suka mangkal di trotoar, melanggar peraturan serta menerobos lampu lalu lintas menjadi kenyataan bahwa hal ini sudah masuk dalam ranah sosial dan ketertiban masyarakat.
Para oknum tersebut juga sering seenaknya melanggar dengan alasan waktu dan pelayanan, tak hanya menimbulkan kemacetan, menambah parah kesemrawutan lalu lintas, aksinya sudah membahayakan pengguna jalan. Â
Perlu adanya penyuluhan dan bimbingan dari pihak operator agar para pengemudi ojol memiliki perilaku yang lebih menyenangkan. Tindakan tegas dari aparat berwenang untuk mengatur lalu lintas agar tertib dan teratur diharapkan dapat memberi pelajaran bagi para oknum yang sering menyepelekan ketertiban dan kenyamanan masyarakat.
***
"Bang Holan, nanti bayar utang kopi dan rokoknya gajian ya, jangan tunggu uang pesangon turun," ujar pemilik warung membuyarkan lamunan Holan. "Ah, kepala lagi pusing malah disinggung soal utang, gimana sih ini," sergah Holan berupaya menutupi kekesalannya.
"Iya bang, kalo nanti utang ga dibayar yang ada ini warung ikut kena PHK. Masa ya saya kudu ikutan mau jadi narik online juga. Yang bener aja bang."
"Bawel nih, memang utang saya ada berapa sih?" Tanya holan sambil menghabiskan kopi susunya.
"Semua ada 700 ribu bang, sama sisa bulan lalu yang masih ditunggak," kemudian pemilik warung memperlihatkan catatan tagihannya.