Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Terawang Peluang Bisnis Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia

28 Agustus 2019   17:04 Diperbarui: 29 Agustus 2019   07:58 2103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dilema BPR Menghadapi Persaingan dan Tuntutan Regulasi 

Bulan Agustus 2019 OJK menutup ijin usaha BPR di Bali. Itulah fakta terbaru dari perkembangan usaha BPR. Jumlah BPR dalam kurun 2014-2019 mengalami penurunan, pada 2014 berjumlah 1.643 dan Januari 2019 menyusut 1.593, ke depan OJK memperkirakan jumlah BPR akan berkurang sebanyak 40%.

Dari aspek regulasi, hal memberatkan bagi BPR adalah persoalan kewajiban untuk memenuhi modal minimum. OJK mengharuskan modal minimum BPR adalah Rp. 6 miliar, dan pada 2024 semua BPR harus memenuhi ketentuan modal minimum. Dengan sendirinya hal ini menjadi salah satu pemicu utama jumlah BPR akan tereliminasi.

Ilustrasi: katabali.com
Ilustrasi: katabali.com
Sedangkan dari aspek persaingan bisnis, kehadiran fintech otomatis akan banyak menggerus pasar BPR. Karena fintech hadir menawarkan kemudahan dalam hal transaksi lalu lintas keuangan serta pemberian dana (peer to peer lending).

Jika dihadapkan dengan fintech, BPR tergolong cukup berat karena tidak dapat mengakomodasi kebutuhan nasabah terkait transaksi lalu lintas pembayaran atau transfer uang, sementara di sisi penyaluran kredit fintech justru menawarkan mekanisme lebih praktis dibandingkan dengan BPR karena BPR membutuhkan proses administrasi dan analisis yang harus dipenuhi jika akan memberikan kredit kepada calon debiturnya. BPR juga terkendala oleh jaringan kantor yang pasti lebih terbatas jika dibandingkan dengan jaringan berbasis teknologi semacam fintech.

Ilustrasi: cnnindonesia.com
Ilustrasi: cnnindonesia.com
Masalah suku bunga acuan juga menjadi persoalan tersendiri. Hal ini menjadi kondisi sulit bagi BPR untuk mendulang keuntungan dari pendapatan bunga kredit. Sebagai gambaran perkembangan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang merupakan program pemerintah pada 2019 mencapai 7%. Sementara suku bunga kredit yang ditawarkan oleh BPR relatif diatas suku bunga KUR. Karena BPR harus mengkalkulasikan dengan biaya bunga yang dibayarkan kepada nasabah.

Dalam kondisi seperti ini, nampaknya sangat sulit bagi BPR untuk berekspansi, kecuali memiliki modal yang cukup, berani berinovasi serta menguasai kondisi pangsa pasar nasabahnya. Faktanya, memang ada BPR dengan modal, infrastruktur serta penguasaan pangsa pasar yang mumpuni, tetapi jumlahnya tidak banyak. Dan BPR dengan jumlah minoritas ini yang justru dapat bersaing.

Peluang BPR Dalam Persaingan di Industri Keuangan

Telah disinggung sebelumnya bahwa kekuatan utama dari BPR adalah memiliki kedekatan dan mengenal profil serta demografi nasabah di sekitarnya. Karena ruang lingkup BPR cenderung sempit dan terbatas. Ini adalah potensi yang sebetulnya menjadi keunggulan serta hal yang sulit ditandingi dan digerus begitu saja oleh pesaingnya termasuk fintech.

Banyak bank umum memberikan fasilitas pembiayaan berupa modal kerja kepada BPR karena melihat keunggulannya dalam menggarap potensi pasar di sekitarnya. Kiranya aspek ini pula menjadi modal bagi BPR untuk bertahan dan bersaing, tanpa mengabaikan inovasi terutama di aspek teknologi.

Di tengah ancaman dari fintech dan tuntutan regulasi, data LPS pada Januari 2019 mencatat penyaluran kredit mencapai Rp. 98,6 triliun, naik jika dibandingkan tahun 2014 hanya mencapai Rp. 68,3 triliun. Dan diprediksi akan tumbuh 12%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun