Mohon tunggu...
anata
anata Mohon Tunggu... apa yang kutulis tetap tertulis..

mengamati dan menuliskannya

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Karena Kita Semua Doyan Kerupuk

16 Maret 2019   15:09 Diperbarui: 17 Maret 2019   04:34 1355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persoalan lainnya adalah mengenai aspek pemasaran seperti kemasan dan kreasi variasi produk. Untuk hal ini dapat diakali dengan menjaga kualitas produk dan penggunaan bahan baku yang bagus, serta mengembangkan konsep komunikasi pemasaran yang lebih modern agar dapat bersaing.

Kerupuk dapat dikemas dengan kemasan yang modern atau eye catching, memang ini akan membuat biaya produksi akan jadi lebih tinggi namun dari aspek pemasaran, kemasan yang unik dan kekinian ternyata dapat lebih menjual. Masalah gap biaya ini dapat diantisipasi dengan upaya penjualan produk dengan kemasan umum dalam skala lebih besar dari satu produsen.

Hal lain yang tak kalah penting adalah soal varian rasa. Konsumen dalam dan luar negeri memiliki persamaan dalam hal selera makanan ringan, yaitu perlunya pilihan rasa yang beragam agar tidak bosan dan beralih ke produk lain. Dengan memainkan aspek rasa, produk kerupuk dengan bahan baku sederhana pun dapat dijual dengan lebih elegan.

Ilustrasi: kompas.com
Ilustrasi: kompas.com
Sebagai produk yang memiliki keterkaitan dengan faktor geografis, kerupuk dapat membawa Indonesia untuk lebih dikenal di pasar makanan ringan tingkat global.

Apalagi kerupuk banyak dihasilkan dari produsen UMKM, dengan meningkatnya penjualan di dalam negeri serta terbukanya peluang ekspor, maka perputaran ekonomi pun terjadi. Transaksi dari mancanegara menghasilkan devisa bagi negara, sementara nilai jual produk UMKM ikut terdongkrak naik. Penjualan naik, penghasilan bertambah dan kesejahteraan meningkat.

***
Desa Gedong di pulau Bangka adalah salah satu contoh nyata di mana masyarakat sekitar menggantungkan penghasilannya dari membuat dan menjual kerupuk kemplang. Proses ini sudah berlangsung secara turun temurun dan dari generasi ke generasi. Dan saat ini semua aspek produksi dan pemasarannya masih berjalan secara tradisional.

Produk dari desa ini memang dengan mudah ditemui melalui sistem on line tetapi jika memiliki kesempatan untuk berkunjung dan menyaksikan secara langsung bagaimana produk kerupuk kemplang dihasilkan dengan metode tradisional menjadi suatu pengalaman yang tak terlupakan.

Kerupuk, sebuah makanan ringan yang sulit ditolak untuk dinikmati. Terkesan sederhana dan murah tetapi ternyata kerupuk telah menghidupi banyak pihak oleh karena kita semua doyan kerupuk.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun