Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ketika Produk Lokal dan Merek Tradisional Hadapi Persaingan Modern

22 Agustus 2018   11:14 Diperbarui: 22 Agustus 2018   17:22 3013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: beritadaerah.co.id

Tetapi dalam perkara produk lokal, biasanya cita rasa dan nilai dari produk tersebut sudah sangat membumi dan sesuai dengan selera masyarakat. Mengapa? Jawabannya adalah masyarakat telah mengenal dan mengkonsumsi produk tersebut sejak lama, sehingga keberadaan produk tersebut menjelma menjadi kiblat selera umum dari sebuah demografi atau kelompok masyarakat.

 Menarik untuk disimak mengenai urusan selera masyarakat dalam mengkonsumsi kecap manis. Produk kecap manis khususnya kecap skala daerah dikenal memiliki penggemar fanatik. Ada beberapa orang yang sangat menggandrungi kecap manis merek tertentu, bahkan bagi mereka terkesan tabu untuk mengganti kecap. 

ika kecap manis yang tersedia bukan merek yang biasa mereka konsumsi, maka lebih baik tidak menggunakan kecap tersebut. Perilaku konsumen seperti ini memang terjadi karena sudah menyangkut ranah selera. Hal ini terbentuk dari perilaku atau kebiasaan mengkonsumsi suatu merek tertentu dan akhirnya tidak dapat pindah ke merek lain.

Ilustrasi: traveltodayindonesia.com
Ilustrasi: traveltodayindonesia.com
Di luar urusan kuliner, perilaku konsumen seperti ini juga ditemui dalam hal bidang busana, sebut saja motif batik. Sudah pasti Indonesia memiliki banyak motif batik mulai dari motif Pekalongan, Yogyakarta atau Lasem. Semua memiliki penggemar. 

Terkadang rasa kedaerahan konsumen bertransformasi menjadi selera untuk menentukan pilihan motif batik. Ternyata Indonesia memang diberi karunia budaya yang berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menghadapi Persaingan Modern
Zaman telah berubah, saat ini persaingan usaha berlangsung dengan sangat ketat. Di tengah era modern, keberadaan produk lokal dan merek tradisional menghadapi situasi sulit. 

Bukan perkara mudah ketika suatu produk dari skala usaha kecil harus bersaing secara langsung dengan produk dari produsen skala besar. Produk dari produsen skala besar telah dirancang melalui proses riset dan dipasarkan dengan dukungan modal yang cukup besar. Sudah pasti kondisi ini adalah ancaman nyata.

Dan nyatanya sudah banyak produk lokal yang diambil alih para pemain besar, atau jika menolak menjual mereknya, produk lokal hanya bisa bertahan di ruang lingkup sangat terbatas. Lebih miris lagi ada juga produk yang menyerah karena tidak mampu bersaing.

1. Menjaga nilai dan kualitas
Produk lokal sudah dikenal dan memiliki nilai budaya bagi masyarakat, hal ini adalah menjadi modal utama agar produk tersebut bisa bertahan. Nilai budaya dan historis dapat dijadikan sebagai identitas yang membedakan produk lokal dengan produk dari produsen besar. 

Produk-produk baru merupakan produk yang baru saja dirilis dan konsumen belum mengenal bagaimana rasanya menggunakan produk tersebut. Sedangkan produk lokal sudah terlanjur memiliki hubungan emosional dengan pelanggannya, bagaimana pun hal ini harus dijaga.

Ilustrasi: fashionmodelku.com
Ilustrasi: fashionmodelku.com
Untuk urusan kualitas, ini hal penting dan harus dijaga. Cita rasa produk harus tetap dijaga mulai dari komposisi bahan baku sampai dengan pengolahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun