Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Situs Kumitir: Jejak Majapahit yang Membuka Babak Baru Studi Arkeologi Nusantara

20 Juni 2025   07:00 Diperbarui: 20 Juni 2025   06:43 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Mengenal Situs Kumitir, Jejak Istana Menantu Pendiri Kerajaan Majapahit - (lipsus.kompas.com)

Ekskavasi yang dilakukan sejak tahun 2019 hingga tahun 2024 sudah banyak mengungkap hal menarik. Beberapa penemuan di sini benar-benar mengubah cara kita melihat kompleksitas Majapahit:

* Struktur talud besar berbentuk persegi panjang dengan ukuran 316 x 216 meter, yang diduga menjadi batas kompleks kerajaan atau situs pendharmaan.

* Penemuan kerangka manusia, termasuk kerangka perempuan dewasa dan kerangka seorang balita. Sampel ini sekarang sedang diteliti melalui uji karbon dan analisis DNA untuk lebih memahami identitas dan peran mereka dalam masyarakat Majapahit.

* Temuan pilar dan umpak batu, yang menunjukkan adanya bangunan besar seperti pendopo atau aula.

* Susunan batu bata raksasa khas Majapahit hingga 14 lapis, masing-masing berukuran 32 x 22 x 6 cm.

* Lapisan geologi yang tak biasa, termasuk batu boulder besar, yang mengindikasikan bahwa kawasan ini pernah mengalami peristiwa alam besar, mungkin letusan atau banjir lahar.

Semua elemen ini seperti puzzle yang perlahan-lahan merangkai kisah tentang perencanaan kota, sistem keagamaan, hingga cara hidup masyarakat Majapahit. Kumitir bukan hanya sekadar situs arkeologi, tapi juga narasi yang terbuka untuk ditafsirkan ulang lewat pendekatan multidisipliner.

Tantangan dalam Pelestarian

Sayangnya, potensi besar ini datang dengan banyak tantangan. Sekitar 60% dari struktur bangunan bata di Kumitir saat ini sudah rusak parah. Ada beberapa penyebab yang membuat hal ini terjadi, antara lain:

* Aktivitas penggalian liar untuk memproduksi bata lokal.

* Pemakaian lahan situs sebagai kebun tebu dan sawah.

* Perlindungan fisik yang minim serta regulasi konservasi yang belum maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun