Ia menciptakan manusia tetapi menyembunyikan kebenaran tentang asal-usul spiritual mereka, menjebak mereka dalam siklus kelahiran, penderitaan, dan kematian.
Dalam ajaran Gnostik, dunia ini penuh dengan penderitaan, kekacauan, dan keterasingan, karena merupakan ciptaan dari makhluk yang tidak sempurna. Tujuan sejati manusia, menurut pandangan ini, adalah mencapai gnosis, pemahaman spiritual mendalam yang bisa membebaskan mereka dari belenggu dunia materi dan membawa mereka kembali ke Pleroma.
Peran Yaldabaoth sebagai Dewa Palsu
Klaim sebagai Tuhan Tunggal
Salah satu hal yang paling mencolok tentang Yaldabaoth adalah kesombongannya yang luar biasa. Ia mengaku sebagai Tuhan satu-satunya, menyatakan "Tidak ada Tuhan selain aku" meskipun kenyataannya ia hanyalah makhluk ciptaan yang tidak sempurna. Klaim inilah yang dalam ajaran Gnostik dianggap sebagai penyesatan besar terhadap umat manusia.
Yaldabaoth tidak bekerja sendirian. Ia dikelilingi oleh para Archon, makhluk-makhluk penjaga dunia materi yang bertugas memastikan manusia tetap terikat pada kenyataan fisik.Â
Teks Hypostasis of the Archons menjelaskan bagaimana para Archon menciptakan struktur kehidupan seperti hukum, agama, dan budaya sebagai alat kontrol untuk menjaga manusia tetap dalam ketidaksadaran.
Dibandingkan dengan Dewa-dewa Lain
Berbeda dengan Tuhan dalam agama monoteistik yang dianggap sempurna dan penuh kasih, Yaldabaoth lebih mirip dengan dewa-dewa dalam mitologi Yunani atau Nordik yang cemburu, impulsif, dan penuh ego. Jika dibandingkan dengan Brahma dalam Hinduisme, misalnya, yang menciptakan dunia sebagai bagian dari keseimbangan kosmik, maka Yaldabaoth menciptakan dunia untuk memenjarakan kesadaran manusia, bukan untuk memperkaya jiwa mereka.
Kritik terhadap Dunia Materi dan Pencerahan Spiritual
Keterasingan dalam Ilusi Dunia
Dalam dunia yang diciptakan oleh Yaldabaoth, manusia hidup dalam keterasingan eksistensial. Mereka tidak tahu bahwa mereka berasal dari dimensi ilahi yang lebih tinggi, dan justru terjebak dalam kehidupan yang hanya berfokus pada materi: harta, kekuasaan, dogma, dan ketakutan.Â
Dunia ini menjadi tirai besar yang menutupi realitas sejati, membuat manusia hidup dalam ilusi dan kebodohan.