Di bawah permukaan Danau Qiandao di Provinsi Zhejiang, Tiongkok, tersembunyi sebuah kota kuno yang penuh sejarah dan keindahan arsitektur. Kota Singa, atau Shi Cheng, adalah kota yang terendam air sejak tahun 1959 akibat pembangunan Bendungan Sungai Xin'an.Â
Meskipun telah lama tenggelam, kota ini tetap terpelihara dengan baik, memberikan wawasan berharga tentang peradaban masa lalu. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah, arsitektur, dan pentingnya Kota Singa dalam warisan budaya Tiongkok.
Sejarah Kota Singa
Pusat Politik dan Ekonomi
Kota Singa dibangun pada masa Dinasti Tang sekitar tahun 621 Masehi dan berfungsi sebagai pusat politik, ekonomi, dan budaya di wilayahnya. Kota ini berkembang menjadi pusat administrasi dan perdagangan yang vital bagi daerah sekitarnya.Â
Dengan berkembangnya perdagangan, infrastruktur kota juga semakin maju, termasuk jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya yang mendukung aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.
Kemakmuran pada Masa Dinasti Ming dan Qing
Selama Dinasti Ming (1368-1644)Â dan Qing (1644-1912), Kota Singa mencapai puncak kejayaannya. Kota ini menjadi pusat seni, budaya, dan teknologi dengan banyak bangunan yang mencerminkan arsitektur khas kedua dinasti tersebut.Â
Selain sebagai pusat perdagangan, Kota Singa juga memiliki nilai strategis sebagai benteng pertahanan yang melindungi daerah sekitarnya dari serangan musuh.
Keindahan Arsitektur Kota Singa
Ukiran Batu dan Patung
Salah satu ciri khas utama Kota Singa adalah ukiran batunya yang sangat indah dan rumit. Motif yang diukir mencakup berbagai simbol khas budaya Tiongkok, seperti singa, naga, burung phoenix, serta pola bunga yang melambangkan keberuntungan dan kesejahteraan. Selain itu, banyak patung batu ditemukan di seluruh kota, menambah kekayaan artistik dan budaya dari kota kuno ini.