Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Orang-Orang Hakka: Sejarah, Budaya, dan Tantangan Penduduk Asli Hongkong

5 Februari 2024   07:05 Diperbarui: 5 Februari 2024   07:05 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Masakan: Masakan Hakka adalah salah satu jenis masakan Tionghoa yang terkenal dengan rasa gurih dan pedasnya. Masakan Hakka di Hongkong menggunakan bahan-bahan lokal, seperti ikan, udang, kepiting, dan sayuran. Beberapa masakan Hakka yang populer di Hongkong adalah yong tau foo (tahu isi), kiu nyuk (daging babi dengan lobak), salt-baked chicken (ayam panggang garam), dan stuffed tofu (tahu isi daging).

- Pakaian: Pakaian Hakka adalah pakaian tradisional yang dikenakan oleh orang-orang Hakka, terutama oleh wanita. Pakaian Hakka wanita biasanya terdiri dari baju panjang berwarna cerah dengan kerah bulat dan lengan pendek, celana panjang berwarna gelap, dan sepatu kain. Pakaian Hakka pria biasanya terdiri dari baju panjang berwarna gelap dengan kerah mandarin dan lengan panjang, celana panjang berwarna gelap, dan topi bambu. Pakaian Hakka mencerminkan gaya hidup orang-orang Hakka yang sederhana dan praktis.

- Festival: Festival Hakka adalah perayaan yang dilakukan oleh orang-orang Hakka untuk menghormati leluhur, dewa, dan alam. Beberapa festival Hakka yang dirayakan di Hongkong adalah Ching Ming Festival (Festival Pembersihan Makam), Cheung Chau Bun Festival (Festival Roti Cheung Chau), Tin Hau Festival (Festival Dewi Laut), dan Hungry Ghost Festival (Festival Hantu Lapar). Festival-festival ini biasanya diisi dengan ritual-ritual seperti membakar dupa dan kertas uang, memberi persembahan makanan dan minuman, melakukan tarian singa dan naga, dan menonton pertunjukan opera.

Apa Saja Tantangan yang Dihadapi oleh Orang-orang Hakka di Hongkong?

Meskipun orang-orang Hakka memiliki sejarah dan budaya yang khas di Hongkong, mereka juga menghadapi beberapa tantangan yang mengancam keberlangsungan hidup mereka sebagai penduduk asli. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh orang-orang Hakka di Hongkong adalah:

- Urbanisasi: Urbanisasi adalah proses perkembangan kota yang menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Urbanisasi di Hongkong telah menyebabkan peningkatan permintaan akan lahan untuk pembangunan infrastruktur, perumahan, dan industri. Hal ini berdampak pada pengurangan lahan pertanian dan desa-desa berdinding yang menjadi tempat tinggal orang-orang Hakka. Banyak orang-orang Hakka yang terpaksa pindah ke kota untuk mencari pekerjaan dan pendidikan, dan meninggalkan warisan budaya mereka.


- Asimilasi: Asimilasi adalah proses penyesuaian diri dengan budaya mayoritas atau dominan. Asimilasi di Hongkong telah menyebabkan penurunan penggunaan bahasa, pakaian, dan tradisi Hakka oleh orang-orang Hakka. Banyak orang-orang Hakka yang lebih memilih berbicara bahasa Kanton atau bahasa Inggris daripada bahasa Hakka, mengenakan pakaian modern daripada pakaian tradisional Hakka, dan merayakan festival-festival umum daripada festival-festival khusus Hakka. Hal ini berdampak pada hilangnya identitas dan keunikan orang-orang Hakka sebagai penduduk asli.

- Diskriminasi: Diskriminasi adalah perlakuan tidak adil atau tidak setara terhadap seseorang atau kelompok berdasarkan ciri-ciri tertentu. Diskriminasi di Hongkong telah menyebabkan adanya stereotip negatif dan prasangka terhadap orang-orang Hakka oleh orang-orang non-Hakka. Banyak orang-orang non-Hakka yang menganggap orang-orang Hakka sebagai orang-orang kampungan, bodoh, kasar, atau kikir. Hal ini berdampak pada rendahnya rasa percaya diri dan harga diri orang-orang Hakka sebagai penduduk asli.

Bagaimana Cara Melestarikan Budaya dan Identitas Orang-orang Hakka di Hongkong?

Mengingat tantangan-tantangan yang dihadapi oleh orang-orang Hakka di Hongkong, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melestarikan budaya dan identitas mereka sebagai penduduk asli. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:

- Pendidikan: Pendidikan adalah salah satu faktor penting untuk meningkatkan kesadaran dan penghargaan terhadap budaya dan identitas orang-orang Hakka. Pendidikan dapat dilakukan melalui kurikulum sekolah, media massa, museum, dan pusat-pusat budaya yang menyajikan informasi dan pengetahuan tentang sejarah, bahasa, masakan, pakaian, festival, dan nilai-nilai orang-orang Hakka. Pendidikan juga dapat dilakukan melalui pertukaran budaya antara orang-orang Hakka dan non-Hakka, baik di dalam maupun di luar Hongkong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun