Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Orang-Orang Hakka: Sejarah, Budaya, dan Tantangan Penduduk Asli Hongkong

5 Februari 2024   07:05 Diperbarui: 5 Februari 2024   07:05 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: How did Hakka appear in Hong Kong? - LCOM3001 Exploring A Hong Kong Minority Group (weebly.com)

Hongkong adalah salah satu kota paling modern dan maju di dunia, tetapi di balik kemegahan dan kecanggihannya, terdapat sekelompok orang yang hidup dengan cara yang berbeda dari kebanyakan penduduknya. Mereka adalah salah satu penduduk asli Hongkong, atau yang dikenal sebagai orang-orang Hakka.

Siapa itu Orang-orang Hakka?

Orang-orang Hakka adalah salah satu sub-etnik Han yang tersebar di berbagai provinsi di Tiongkok, seperti Guangdong, Fujian, Jiangxi, Hunan, dan Sichuan. Nama Hakka berarti "orang tamu", karena mereka diyakini berasal dari dataran tengah Tiongkok dan kemudian bermigrasi ke selatan akibat perang dan bencana alam. Orang-orang Hakka memiliki bahasa, budaya, dan tradisi yang berbeda dari etnik Han lainnya.

Di Hongkong, orang-orang Hakka merupakan salah satu kelompok penduduk asli yang mendiami wilayah “Daerah Baru” sejak abad ke-13. Mereka hidup di desa-desa yang dibangun dengan gaya arsitektur khas Hakka, yaitu rumah-rumah persegi panjang yang dikelilingi oleh tembok tebal untuk melindungi mereka dari serangan bajak laut dan perampok. Rumah-rumah ini disebut sebagai walled villages (desa berdinding).

Bagaimana Sejarah Orang-orang Hakka di Hongkong?


Orang-orang Hakka pertama kali datang ke Hongkong pada abad ke-13, ketika mereka mencari tanah baru untuk bercocok tanam setelah mengalami kelaparan dan konflik di Tiongkok daratan. Mereka menetap di wilayah “Daerah Baru”, yang saat itu masih berupa hutan belantara dan rawa-rawa. Mereka membuka lahan dengan membakar pepohonan dan mengeringkan rawa-rawa untuk membuat sawah dan ladang.

Orang-orang Hakka kemudian bersaing dengan kelompok penduduk asli lainnya, yaitu orang-orang Punti, yang merupakan keturunan dari etnik Han yang datang lebih awal ke Hongkong. Orang-orang Punti mengklaim hak atas tanah dan sumber daya di “Daerah Baru”,, dan sering terjadi pertikaian antara kedua kelompok ini. Pada tahun 1898, pemerintah Inggris menyewa New Territories dari Dinasti Qing untuk memperluas wilayah koloninya di Hongkong. Pemerintah Inggris kemudian mengakui hak-hak adat orang-orang Hakka dan Punti sebagai penduduk asli, dan memberikan mereka status khusus dalam hal kepemilikan tanah, perpajakan, dan perwakilan politik.

Apa Saja Budaya dan Tradisi Orang-orang Hakka di Hongkong?

Orang-orang Hakka di Hongkong memiliki budaya dan tradisi yang kaya dan unik, yang mencerminkan identitas mereka sebagai orang tamu yang beradaptasi dengan lingkungan baru. Beberapa contoh budaya dan tradisi mereka adalah:

- Bahasa: Bahasa Hakka adalah salah satu dialek Tionghoa yang memiliki banyak varian sesuai dengan daerah asal penuturnya. Bahasa Hakka di Hongkong memiliki pengaruh dari bahasa Kantonis, bahasa resmi di Hongkong, dan bahasa Inggris, bahasa kolonial di Hongkong. Bahasa Hakka di Hongkong juga memiliki beberapa kata pinjaman dari bahasa Melayu dan Portugis, yang menunjukkan hubungan dagang antara orang-orang Hakka dengan pedagang asing.

- Masakan: Masakan Hakka adalah salah satu jenis masakan Tionghoa yang terkenal dengan rasa gurih dan pedasnya. Masakan Hakka di Hongkong menggunakan bahan-bahan lokal, seperti ikan, udang, kepiting, dan sayuran. Beberapa masakan Hakka yang populer di Hongkong adalah yong tau foo (tahu isi), kiu nyuk (daging babi dengan lobak), salt-baked chicken (ayam panggang garam), dan stuffed tofu (tahu isi daging).

- Pakaian: Pakaian Hakka adalah pakaian tradisional yang dikenakan oleh orang-orang Hakka, terutama oleh wanita. Pakaian Hakka wanita biasanya terdiri dari baju panjang berwarna cerah dengan kerah bulat dan lengan pendek, celana panjang berwarna gelap, dan sepatu kain. Pakaian Hakka pria biasanya terdiri dari baju panjang berwarna gelap dengan kerah mandarin dan lengan panjang, celana panjang berwarna gelap, dan topi bambu. Pakaian Hakka mencerminkan gaya hidup orang-orang Hakka yang sederhana dan praktis.

- Festival: Festival Hakka adalah perayaan yang dilakukan oleh orang-orang Hakka untuk menghormati leluhur, dewa, dan alam. Beberapa festival Hakka yang dirayakan di Hongkong adalah Ching Ming Festival (Festival Pembersihan Makam), Cheung Chau Bun Festival (Festival Roti Cheung Chau), Tin Hau Festival (Festival Dewi Laut), dan Hungry Ghost Festival (Festival Hantu Lapar). Festival-festival ini biasanya diisi dengan ritual-ritual seperti membakar dupa dan kertas uang, memberi persembahan makanan dan minuman, melakukan tarian singa dan naga, dan menonton pertunjukan opera.

Apa Saja Tantangan yang Dihadapi oleh Orang-orang Hakka di Hongkong?

Meskipun orang-orang Hakka memiliki sejarah dan budaya yang khas di Hongkong, mereka juga menghadapi beberapa tantangan yang mengancam keberlangsungan hidup mereka sebagai penduduk asli. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh orang-orang Hakka di Hongkong adalah:

- Urbanisasi: Urbanisasi adalah proses perkembangan kota yang menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Urbanisasi di Hongkong telah menyebabkan peningkatan permintaan akan lahan untuk pembangunan infrastruktur, perumahan, dan industri. Hal ini berdampak pada pengurangan lahan pertanian dan desa-desa berdinding yang menjadi tempat tinggal orang-orang Hakka. Banyak orang-orang Hakka yang terpaksa pindah ke kota untuk mencari pekerjaan dan pendidikan, dan meninggalkan warisan budaya mereka.

- Asimilasi: Asimilasi adalah proses penyesuaian diri dengan budaya mayoritas atau dominan. Asimilasi di Hongkong telah menyebabkan penurunan penggunaan bahasa, pakaian, dan tradisi Hakka oleh orang-orang Hakka. Banyak orang-orang Hakka yang lebih memilih berbicara bahasa Kanton atau bahasa Inggris daripada bahasa Hakka, mengenakan pakaian modern daripada pakaian tradisional Hakka, dan merayakan festival-festival umum daripada festival-festival khusus Hakka. Hal ini berdampak pada hilangnya identitas dan keunikan orang-orang Hakka sebagai penduduk asli.

- Diskriminasi: Diskriminasi adalah perlakuan tidak adil atau tidak setara terhadap seseorang atau kelompok berdasarkan ciri-ciri tertentu. Diskriminasi di Hongkong telah menyebabkan adanya stereotip negatif dan prasangka terhadap orang-orang Hakka oleh orang-orang non-Hakka. Banyak orang-orang non-Hakka yang menganggap orang-orang Hakka sebagai orang-orang kampungan, bodoh, kasar, atau kikir. Hal ini berdampak pada rendahnya rasa percaya diri dan harga diri orang-orang Hakka sebagai penduduk asli.

Bagaimana Cara Melestarikan Budaya dan Identitas Orang-orang Hakka di Hongkong?

Mengingat tantangan-tantangan yang dihadapi oleh orang-orang Hakka di Hongkong, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melestarikan budaya dan identitas mereka sebagai penduduk asli. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:

- Pendidikan: Pendidikan adalah salah satu faktor penting untuk meningkatkan kesadaran dan penghargaan terhadap budaya dan identitas orang-orang Hakka. Pendidikan dapat dilakukan melalui kurikulum sekolah, media massa, museum, dan pusat-pusat budaya yang menyajikan informasi dan pengetahuan tentang sejarah, bahasa, masakan, pakaian, festival, dan nilai-nilai orang-orang Hakka. Pendidikan juga dapat dilakukan melalui pertukaran budaya antara orang-orang Hakka dan non-Hakka, baik di dalam maupun di luar Hongkong.

- Pelestarian: Pelestarian adalah salah satu cara untuk menjaga keberadaan dan keaslian budaya dan identitas orang-orang Hakka. Pelestarian dapat dilakukan melalui perlindungan hukum terhadap hak-hak adat orang-orang Hakka, terutama dalam hal kepemilikan tanah dan perwakilan politik. Pelestarian juga dapat dilakukan melalui konservasi lingkungan dan warisan budaya orang-orang Hakka, seperti desa-desa berdinding, rumah-rumah tradisional, sawah-sawah, dan tempat-tempat ibadah.

- Inovasi: Inovasi adalah salah satu cara untuk menyesuaikan dan mengembangkan budaya dan identitas orang-orang Hakka sesuai dengan perkembangan zaman. Inovasi dapat dilakukan melalui kreativitas dan eksperimen dalam menciptakan karya-karya seni, sastra, musik, film, dan kuliner yang menggabungkan unsur-unsur Hakka dengan unsur-unsur modern atau global. Inovasi juga dapat dilakukan melalui partisipasi dan kontribusi orang-orang Hakka dalam berbagai bidang kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya di Hongkong.

Kesimpulan

Orang-orang Hakka adalah salah satu kelompok penduduk asli di Hongkong yang memiliki sejarah, budaya, dan identitas yang khas. Mereka telah mengalami berbagai tantangan yang mengancam keberlangsungan hidup mereka sebagai penduduk asli. Namun, mereka juga memiliki potensi dan peluang untuk melestarikan budaya dan identitas mereka sebagai penduduk asli. Dengan melakukan pendidikan, pelestarian, dan inovasi, orang-orang Hakka dapat menjaga warisan mereka sekaligus menunjukkan eksistensi mereka di Hongkong.


Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun