Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ekidna Zaglossus Attenboroughi: Hewan Asli Papua yang Terancam Punah

17 November 2023   08:24 Diperbarui: 17 November 2023   08:27 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Memiliki kantung di perutnya, yang berfungsi sebagai tempat menyimpan telur dan menyusui anaknya. Kantungnya dapat dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan.


Habitat Ekidna Moncong Panjang Sir David

Ekidna moncong panjang Sir David hidup di daerah pegunungan di Papua Nugini, terutama di Pegunungan Cyclops dan Pegunungan Foja. Mereka menyukai habitat hutan hujan tropis yang lembab dan dingin, dengan ketinggian antara 1.300 hingga 4.000 meter di atas permukaan laut. Mereka juga dapat ditemukan di hutan bambu, hutan rawa, dan padang rumput.

Ekidna moncong panjang Sir David adalah hewan nokturnal, yang berarti mereka aktif pada malam hari dan tidur pada siang hari. Mereka tidur di sarang yang mereka gali di bawah tanah, di antara akar pohon, atau di balik batu. Sarang mereka biasanya berdiameter sekitar 30 cm, dan berkedalaman sekitar 1 meter. Mereka juga dapat berganti-ganti sarang sesuai dengan kondisi cuaca dan musim.

Makanan Ekidna Moncong Panjang Sir David


Ekidna moncong panjang Sir David adalah hewan pemakan serangga, yang berarti mereka memakan berbagai jenis serangga dan invertebrata lainnya. Mereka mencari makanan dengan menggunakan moncong mereka yang sensitif, yang dapat menembus tanah, kayu, dan sarang serangga. Mereka memakan mangsanya dengan menjulurkan lidah mereka yang panjang dan lengket, yang dapat mencapai 25 cm. Lidah mereka dapat mengeluarkan air liur yang berfungsi sebagai pelumas dan perekat.

Makanan favorit ekidna moncong panjang Sir David adalah cacing tanah, yang dapat mencapai 1 meter panjangnya. Mereka juga memakan rayap, semut, kumbang, ulat, siput, dan larva serangga. Mereka dapat memakan sekitar 200 gram makanan per hari, yang setara dengan 4% dari berat tubuh mereka.

Reproduksi Ekidna Moncong Panjang Sir David

Ekidna moncong panjang Sir David adalah hewan yang soliter, yang berarti mereka hidup sendiri dan jarang bertemu dengan ekidna lainnya. Mereka hanya bersosialisasi pada saat musim kawin, yang biasanya terjadi pada bulan Agustus hingga Oktober. Pada saat itu, seekor ekidna betina akan mengeluarkan bau yang menarik perhatian ekidna jantan. Ekidna jantan akan mengikuti ekidna betina, dan membentuk antrian yang disebut "kereta ekidna". Antrian ini dapat terdiri dari dua hingga sepuluh ekidna jantan, yang bersaing untuk mendapatkan kesempatan kawin dengan ekidna betina.

Setelah kawin, ekidna betina akan menghasilkan satu butir telur, yang berukuran sekitar 1,5 cm. Telur tersebut akan dimasukkan ke dalam kantung di perutnya, dan menetas setelah sekitar 10 hari. Anak ekidna yang baru menetas disebut "puggle", yang berukuran sekitar 1,5 cm dan belum memiliki duri. Puggle akan tinggal di dalam kantung ibunya, dan menyusu dari susu yang keluar dari pori-pori di kulit ibunya. Puggle akan tumbuh dan berkembang di dalam kantung ibunya selama sekitar enam bulan, hingga duri mereka mulai tumbuh dan kantung ibunya menjadi terlalu sempit. Setelah itu, puggle akan ditinggalkan di dalam sarang, dan ibunya akan mengunjunginya setiap beberapa hari untuk memberi makan. Puggle akan mandiri setelah sekitar satu tahun, dan mencari sarang dan makanan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun