Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wu Cheng'en: Penulis Cerita Epik Perjalanan ke Barat

22 Oktober 2023   07:00 Diperbarui: 22 Oktober 2023   07:44 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, Wu Cheng'en juga terinspirasi oleh berbagai sumber literatur, mitologi, sejarah, dan budaya Tiongkok yang ada pada masa Dinasti Ming. Ia menggabungkan unsur-unsur komik, fantastis, satir, dan alegori dalam novelnya. Ia juga menciptakan karakter-karakter yang menarik dan unik, seperti Sun Wukong sang raja kera yang cerdik dan nakal, Zhu Bajie sang babi rakus dan mesum, Sha Wujing sang siluman sungai yang setia dan kuat, serta Guanyin sang dewi kasih sayang yang bijaksana dan penyayang. Novel Wu Cheng'en tidak hanya menghibur pembacanya dengan cerita-cerita seru dan lucu, tetapi juga memberikan pesan-pesan moral dan filosofis yang berkaitan dengan ajaran Buddha dan Tao. Novel ini juga mencerminkan kondisi sosial, politik, dan budaya Tiongkok pada masa itu  .

Wu Cheng'en menulis novel Perjalanan ke Barat selama beberapa tahun di kampung halamannya. Ia menggunakan berbagai sumber referensi, seperti catatan-catatan sejarah, kitab-kitab agama, ensiklopedia-ensiklopedia mitologi, serta cerita-cerita rakyat yang ia dengar dari orang-orang di sekitarnya. 

Ia juga menggunakan imajinasi dan kreativitasnya sendiri untuk menambahkan unsur-unsur baru dalam ceritanya. Ia menulis novelnya dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca umum, tetapi juga memiliki makna-makna tersembunyi bagi pembaca yang lebih teliti


Bagaimana Pengaruh Perjalanan ke Barat terhadap Budaya Tiongkok dan Dunia?

Novel Perjalanan ke Barat adalah sebuah karya sastra yang sangat berpengaruh terhadap budaya Tiongkok dalam berbagai aspek. Novel ini tidak hanya menghibur pembacanya dengan cerita-cerita fantastis dan lucu, tetapi juga memberikan wawasan-wawasan tentang sejarah, agama, filsafat, seni, dan masyarakat Tiongkok. 


Novel ini juga menjadi sumber inspirasi bagi banyak kreator dan praktisi budaya lainnya di Tiongkok maupun di dunia. Beberapa contoh pengaruh novel Perjalanan ke Barat terhadap budaya Tiongkok dan dunia adalah:

- Drama panggung, opera, film, serial televisi, animasi, komik, dan permainan video yang mengadaptasi atau meniru cerita dan karakter novel ini. Misalnya, serial televisi Kera Sakti, film The Monkey King, komik Dragon Ball, dan permainan video Enslaved: Odyssey to the West.

- Puisi, cerita pendek, novel, dan esai yang merujuk atau mengutip novel ini. Misalnya, puisi "The Journey to the West" karya Li Bai, cerita pendek "The Monkey King" karya Mo Yan, novel "Monkey: A Folk Novel of China" karya Wu Ch'eng-en dan Arthur Waley, dan esai "The Journey to the West as a Chinese Novel" karya Anthony C. Yu.

- Seni rupa, patung, kaligrafi, lukisan, mural, dan graffiti yang menggambarkan atau mengekspresikan novel ini. Misalnya, patung Sun Wukong di Kuil Lingyin, lukisan "Journey to the West" karya Zhang Daqian, mural "Journey to the West" di Beijing Subway Station, dan graffiti "Journey to the West" di Berlin Wall.

- Pemujaan terhadap Sun Wukong sebagai dewa pelindung, pemberi keberuntungan, atau pahlawan rakyat. Banyak kuil dan altar yang didedikasikan untuk Sun Wukong di Tiongkok dan negara-negara tetangganya. Misalnya, Kuil Qitian Dasheng di Beijing, Kuil Sun Wukong di Taiwan, dan Kuil Phra Phrom Erawan di Thailand.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun