Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wu Cheng'en: Penulis Cerita Epik Perjalanan ke Barat

22 Oktober 2023   07:00 Diperbarui: 22 Oktober 2023   07:44 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.fantastika3000.ru

Perjalanan ke Barat adalah salah satu karya sastra klasik Tiongkok yang paling terkenal dan berpengaruh di dunia. Novel ini menceritakan petualangan seorang biksu Buddha bernama Xuanzang dan tiga muridnya yang merupakan siluman-siluman yang bertobat, yaitu Sun Wukong sang raja kera, Zhu Bajie sang babi, dan Sha Wujing sang siluman sungai, dalam perjalanan mereka dari Tiongkok ke India untuk mencari kitab-kitab suci agama Buddha. 

Novel ini menggabungkan unsur-unsur sejarah, mitologi, agama, fantasi, dan humor dalam ceritanya. Novel ini juga memiliki banyak pesan moral dan filosofis yang berkaitan dengan ajaran Buddha dan Tao. Novel ini telah menginspirasi banyak karya seni dan budaya lainnya, baik di Tiongkok maupun di luar negeri.

Namun, siapa sebenarnya penulis di balik novel epik ini? Bagaimana latar belakang, kepribadian, dan karya-karya lainnya? Bagaimana proses dan inspirasi penulisan novel ini? Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih dekat sosok Wu Cheng'en, penulis cerita epik Perjalanan ke Barat.

Siapa Wu Cheng'en?

Wu Cheng'en adalah seorang novelis, penyair, dan politisi Tiongkok dari Dinasti Ming. Ia lahir di Huainan, Jiangsu, sekitar tahun 1500 atau 1505, dan meninggal pada tahun 1582 atau 1580. Ia terkenal sebagai penulis novel klasik Perjalanan ke Barat, yang menceritakan petualangan Sun Wukong dan biksu Xuanzang ke India untuk mencari kitab suci Buddha. Novel ini diterbitkan secara anonim pada tahun 1592, dan Wu tidak pernah menyebutkan karyanya itu dalam tulisan-tulisannya yang lain .


Wu belajar di Universitas Nanjing selama lebih dari 10 tahun, tetapi tidak pernah lulus ujian kekaisaran untuk menjadi pejabat. Ia bekerja sebagai pejabat di Beijing dan Changxing County, tetapi tidak menyukai pekerjaannya dan akhirnya mengundurkan diri. Ia menghabiskan sisa hidupnya menulis cerita dan puisi di kampung halamannya. Ia juga berteman dengan beberapa penulis terkenal pada zamannya .

Wu adalah seorang penulis yang produktif dan berbakat. Ia mampu menulis karya sastra dalam berbagai genre dan bentuk, dengan menggunakan bahasa yang kaya dan bervariasi. Ia juga mampu menampilkan tema-tema yang relevan dan menarik bagi pembacanya, baik dari segi sejarah, agama, filsafat, maupun budaya. Ia layak disebut sebagai salah satu penulis klasik Tiongkok yang paling terkemuka dan berpengaruh.

 Inspirasi Penulisan Perjalanan ke Barat?

Menurut beberapa sumber, Wu Cheng'en terinspirasi untuk menulis cerita Perjalanan ke Barat berdasarkan pada perjalanan nyata dari seorang biksu Buddha bernama Xuanzang yang hidup pada abad ke-7. 

Xuanzang melakukan ziarah ke India untuk mencari kitab-kitab suci Buddha yang belum diterjemahkan ke dalam bahasa Tiongkok. Perjalanan Xuanzang penuh dengan tantangan dan bahaya, tetapi juga dengan pengalaman dan pengetahuan baru. Wu Cheng'en mengagumi semangat dan tekad Xuanzang dalam menuntut ilmu agama, dan memutuskan untuk mengabadikan kisahnya dalam bentuk novel.

Selain itu, Wu Cheng'en juga terinspirasi oleh berbagai sumber literatur, mitologi, sejarah, dan budaya Tiongkok yang ada pada masa Dinasti Ming. Ia menggabungkan unsur-unsur komik, fantastis, satir, dan alegori dalam novelnya. Ia juga menciptakan karakter-karakter yang menarik dan unik, seperti Sun Wukong sang raja kera yang cerdik dan nakal, Zhu Bajie sang babi rakus dan mesum, Sha Wujing sang siluman sungai yang setia dan kuat, serta Guanyin sang dewi kasih sayang yang bijaksana dan penyayang. Novel Wu Cheng'en tidak hanya menghibur pembacanya dengan cerita-cerita seru dan lucu, tetapi juga memberikan pesan-pesan moral dan filosofis yang berkaitan dengan ajaran Buddha dan Tao. Novel ini juga mencerminkan kondisi sosial, politik, dan budaya Tiongkok pada masa itu  .

Wu Cheng'en menulis novel Perjalanan ke Barat selama beberapa tahun di kampung halamannya. Ia menggunakan berbagai sumber referensi, seperti catatan-catatan sejarah, kitab-kitab agama, ensiklopedia-ensiklopedia mitologi, serta cerita-cerita rakyat yang ia dengar dari orang-orang di sekitarnya. 

Ia juga menggunakan imajinasi dan kreativitasnya sendiri untuk menambahkan unsur-unsur baru dalam ceritanya. Ia menulis novelnya dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca umum, tetapi juga memiliki makna-makna tersembunyi bagi pembaca yang lebih teliti


Bagaimana Pengaruh Perjalanan ke Barat terhadap Budaya Tiongkok dan Dunia?

Novel Perjalanan ke Barat adalah sebuah karya sastra yang sangat berpengaruh terhadap budaya Tiongkok dalam berbagai aspek. Novel ini tidak hanya menghibur pembacanya dengan cerita-cerita fantastis dan lucu, tetapi juga memberikan wawasan-wawasan tentang sejarah, agama, filsafat, seni, dan masyarakat Tiongkok. 

Novel ini juga menjadi sumber inspirasi bagi banyak kreator dan praktisi budaya lainnya di Tiongkok maupun di dunia. Beberapa contoh pengaruh novel Perjalanan ke Barat terhadap budaya Tiongkok dan dunia adalah:

- Drama panggung, opera, film, serial televisi, animasi, komik, dan permainan video yang mengadaptasi atau meniru cerita dan karakter novel ini. Misalnya, serial televisi Kera Sakti, film The Monkey King, komik Dragon Ball, dan permainan video Enslaved: Odyssey to the West.

- Puisi, cerita pendek, novel, dan esai yang merujuk atau mengutip novel ini. Misalnya, puisi "The Journey to the West" karya Li Bai, cerita pendek "The Monkey King" karya Mo Yan, novel "Monkey: A Folk Novel of China" karya Wu Ch'eng-en dan Arthur Waley, dan esai "The Journey to the West as a Chinese Novel" karya Anthony C. Yu.

- Seni rupa, patung, kaligrafi, lukisan, mural, dan graffiti yang menggambarkan atau mengekspresikan novel ini. Misalnya, patung Sun Wukong di Kuil Lingyin, lukisan "Journey to the West" karya Zhang Daqian, mural "Journey to the West" di Beijing Subway Station, dan graffiti "Journey to the West" di Berlin Wall.

- Pemujaan terhadap Sun Wukong sebagai dewa pelindung, pemberi keberuntungan, atau pahlawan rakyat. Banyak kuil dan altar yang didedikasikan untuk Sun Wukong di Tiongkok dan negara-negara tetangganya. Misalnya, Kuil Qitian Dasheng di Beijing, Kuil Sun Wukong di Taiwan, dan Kuil Phra Phrom Erawan di Thailand.

- Penggunaan mantra-mantra, simbol-simbol, atau benda-benda yang berkaitan dengan novel ini sebagai sarana perlindungan, penyembuhan, atau penyempurnaan diri. Banyak orang yang mengucapkan mantra-mantra seperti "Om mani padme hum" atau "Namo Amitabha Buddha" yang sering diucapkan oleh Xuanzang dan murid-muridnya dalam novel ini. Banyak orang juga menggunakan simbol-simbol seperti jimat Sutra Jantung atau tongkat emas Sun Wukong sebagai benda keberuntungan atau kekuatan. Banyak pula orang yang berlatih seni bela diri atau meditasi yang terinspirasi oleh novel ini. Misalnya, aliran Taiji Quan yang didirikan oleh Chen Wangting, aliran Shaolin Quan yang dikembangkan oleh Bodhidharma, dan aliran Zen yang dipraktikkan oleh Huineng.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa novel Perjalanan ke Barat adalah sebuah karya sastra yang sangat berpengaruh terhadap budaya Tiongkok dan dunia dalam berbagai aspek. Novel ini tidak hanya menghibur pembacanya dengan cerita-cerita fantastis dan lucu, tetapi juga memberikan wawasan-wawasan tentang sejarah, agama, filsafat, seni, dan masyarakat Tiongkok. Novel ini juga menjadi sumber inspirasi bagi banyak kreator dan praktisi budaya lainnya di Tiongkok maupun di dunia. Novel ini layak disebut sebagai salah satu warisan budaya Tiongkok yang paling berharga dan abadi.

Apa Karya-Karya Lainnya Wu Cheng'en?

Selain Perjalanan ke Barat, Wu Cheng'en juga menulis beberapa karya sastra lainnya, seperti puisi, cerita pendek, dan novel. Beberapa contoh karya sastra lainnya yang ditulis oleh Wu Cheng'en adalah:

- **Shuo Yue Quanzhuan** (说岳全传), sebuah novel sejarah yang menceritakan kisah hidup dan perjuangan Yue Fei, seorang jenderal Tiongkok yang setia dan berani pada masa Dinasti Song. Novel ini ditulis bersama dengan Qian Cai, seorang penulis lain yang juga mengagumi Yue Fei. Novel ini menggabungkan fakta sejarah dengan fiksi dan legenda, dan menampilkan banyak tokoh dan peristiwa yang terkenal dalam sejarah Tiongkok. Novel ini juga mengkritik pengkhianatan dan korupsi yang dilakukan oleh pejabat dan musuh-musuh Yue Fei. Novel ini dianggap sebagai salah satu karya sastra patriotik Tiongkok yang paling berpengaruh.

- **Yutang Xinyu** (玉堂新语), sebuah koleksi cerita pendek yang berisi anekdot, kisah lucu, dan kritik sosial yang ditulis oleh Wu Cheng'en selama ia bekerja sebagai pejabat di Beijing dan Changxing County. Cerita-cerita ini mencerminkan pengalaman dan pandangan Wu Cheng'en tentang kehidupan masyarakat Tiongkok pada masa Dinasti Ming. Cerita-cerita ini juga menunjukkan kemampuan Wu Cheng'en dalam menggunakan bahasa yang jenaka, ironis, dan tajam. Cerita-cerita ini sering dikutip oleh penulis-penulis lain sebagai sumber inspirasi atau referensi.

- **Shi Er Lou** (十二楼), sebuah koleksi puisi yang ditulis oleh Wu Cheng'en selama ia tinggal di Huainan, Jiangsu. Puisi-puisi ini mengungkapkan perasaan dan pemikiran Wu Cheng'en tentang berbagai hal, seperti alam, cinta, persahabatan, kesenian, agama, politik, dan sejarah. Puisi-puisi ini juga menunjukkan kecintaan Wu Cheng'en terhadap kampung halamannya dan budaya Tiongkok. Puisi-puisi ini memiliki gaya yang sederhana, elegan, dan mendalam. Puisi-puisi ini sering dipuji oleh para kritikus sastra sebagai karya sastra yang indah dan bermakna.

Semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi Anda yang ingin mengenal lebih dekat sosok Wu Cheng'en dan karyanya. Jika Anda tertarik untuk membaca novel Perjalanan ke Barat, Anda dapat mencari versi terjemahan atau adaptasinya di berbagai media. Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang budaya Tiongkok dan dunia yang terkait dengan novel Perjalanan ke Barat, Anda dapat mencari sumber-sumber referensi lainnya yang lebih lengkap dan mendalam. Terima kasih telah membaca artikel ini sampai habis. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun