Mohon tunggu...
Andri Samudra Siahaan
Andri Samudra Siahaan Mohon Tunggu... Petani - Menulis salah satu metode perjuangan.

Petani dan Peternak, Alumni Teknologi Hasil Pertanian andrishn85@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip

ToRS V Youth Earth Society Bagian I

1 Mei 2021   19:17 Diperbarui: 3 Mei 2021   15:17 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ToRS V ( Sumber Youth Earth Society)

Sudah lama memang saya tergabung dalam  komunitas Bumi, Pertamakali saya tergabung dengan Youth Earth Society memang diajak oleh seorang sahabat bernama Bima yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi yang saat itu kebetulan bergabung dengan Organisasi Imperativ USU. 

Dan betapa terkejutnya saya saat itu ketika team lain yang tergabung dalam Youth Earth Comunity ternyata teman-teman dekat saya di FE-USU. Kami beramai-ramai pun melakukan perjalanan dengan menggunakan sepeda motor ditahun 2009 dan kemudian kami lanjutkan dengan Tour de toba di Tahun 2010 dengan menggunakan kapal mengelilingi danau Toba.

Aktivitas ini sangat menarik bagi kami dalam mengeksplorasi kecintaan kami kepada Danau Toba, Tanah asal nenek moyang kami. Situasi memang berubah ditahun 2011 saat mencari peruntungan dipulau borneo, kemudian ditempatkan diindragiri hulu Riau setelah 4 bulan di batulicin kalimantan selatan, yang akhirnya membuat saya tidak dapat aktiv kembali dikomunitas ini Sampai akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke Sumatera Utara.

Entah memang sebuah hobi atau memang jiwa petualang saya memang tinggi, selama diperantauan saya juga tetap melakukan aktivitas touring dengan beberapa rekan kerja saya disekitar Riau, dari jambi hingga Sumatera barat pun saya libas dengan sepeda motor.  

Bahkan  ketika  cuti saya juga pernah  mengajak beberapa junior saya untuk melakukan aktivitas kembali kedanau toba dengan menggunakan sepeda motor, Akan tetapi rasa yang diperoleh memang masih sangat kurang karena tiada interaksi langsung dengan masyarakat dan para pelaku kebudayaan yang sering kami lakukan saat bersama dengan komunitas bumi. 

Tahun 2021 sepertinya menjadi sebuah jawaban akan kerinduan saya untuk bisa pulang ke tanah asal nenek moyang saya. Pembina kami Miduk Hutabarat  menginisiasi beberapa mahasiswa untuk melakukan aktivitas TORS terakhir yang bertemakan Lingkungan. 

Setiap Kegiatan ToRS memang memiliki tema-tema tersendiri dari Api, Air, Tanah, Angin dan terakhir Lingkungan yang menggabungkan 4 elemen sebelumnya. 

Tors Kelima memang diberi tema Lingkungan dan menjadi  ToRS terakhir dari Youth Earth Comunity. Atau mungkin bisa saja adik-adik junior kami dapat melanjutkan kegiatan ini dimasa berikutnya.

Kerinduan untuk melakukan touring ini sebenarnya sudah lama saya ingin lakukan kembali, Begitu ajakan dari Bang Miduk muncul untuk melakukan touring kembali hati saya langsung bergebu-gebu. Bagaimana tidak, bagi saya melakukan perjalanan kedanau toba merupakan sebuah kerinduan yang cukup lama saya pendam. 

Isu-isu pengembangan kawasan danau toba yang sering tertulis dimedia masa membuat saya juga penasaran untuk mengetahui potensi-potensi wisata yang mungkin saja suatu saat akan dapat dikembangkan oleh pemerintah. ingin rasanya saya memiliki  catatan-catatan baru mengenai kawasan danau Toba.

Perayaan Hari Bumi Youth Earth Society (Sumber ES)
Perayaan Hari Bumi Youth Earth Society (Sumber ES)

Sumber Youth Earth Society
Sumber Youth Earth Society

Persiapan pun dilakukan dengan sangat terinci, ToRS kali ini juga dilakukan berkenaan dengan perayaan hari bumi. Kami mengadakan perayaan hari bumi di taman Ahmad Yani Medan pada tanggal 22 April 2021. Perjalanan dilaksanakan dari tanggal 23-25 April 2021 yang dimulai dari Tugu Sisingamangaraja XII Medan. Ada 6 Sepeda Motor yang berkomitmen melaksanakan touring ini dengan 11 anggota rombongan.

Kembali Pulang

Adakah Kedamaian dalam kemunafikan?

Melacurkan diri dalam keramaian

Keadilan yang ditutupi dengan kebohongan

Semua berjalan dalam kebisingan 

Jenuh Aku ingin Pulang

Kembali ke alam yang tenang

Jauh dari kebisingan yang panjang

Dalam asa hatiku Berkata lantang

Untuk Segera Kembali pulang

Ketempat Asal Nenek Moyang

Mencari Jati diri yang Hilang

Ass 22 April 2021

Tidak ada yang berjalan mulus memang, Saya dan rekan saya Febriyanto mengalam berbagai kendala non teknis sehingga harus berangkat belakangan, walau dipagi hari kami juga memberangkatkan seluruh team dari tugu Sisingamangara XII. Pun begitu juga Bang Miduk yang harus berangkat lebih siang karena terkendala dengan pekerjaaannya. Alhasi 4 Sepeda Motor berjalan lebih dahulu dengan dipimpin Yoel Sebagai Kapten. 

Sumber Youth Earth Society
Sumber Youth Earth Society

Sumber Youth Earth Society
Sumber Youth Earth Society

Rekan saya memang seorang guru Honorer dan harus mengadakan pengajaran melalui daring dihari Jummat pada pukul 8-10 Pagi. Kami juga memiliki beberapa kendala non teknis di kendaraan sehingga harus mencari alternatif sepeda motor. Setelah rekan saya selesai mengajar daring dan kami tidak menemukan sepeda motor alternatif, kami pun sepakat dengan nekat membawa sepeda Motor tersebut Tour ke Danau Toba. Niat kami baik hasilnya tentu juga akan baik, pemikiran kami sangat simple saat itu yang penting Fight masalah terkendala Kita hadapi disana bersama.

Sumber Youth Earth Society
Sumber Youth Earth Society

Sekitar pukul 10.00 Kami pun memacu sepedamotor bergantian. Kami tetap berkordinasi dengan kapten yang sudah berjalan dengan rombongan pertama. Ketika kami berada disibolangit kami memperoleh info jika rombongan pertama sudah sampai dimerek dan sedang menikmati Tao Silalahi. 

Kami pun memutuskan dengan melalui tongkoh dan memotong jalan melalui Tiga Panah tuk tembus langsung kemerek. Di Tiga Panah kami istirahat dan makan siang. Ketika melihat sebuah toko bunga tabur saya teringat seorang sahabat lalu membeli sebungkus bunga untuk ditabur dimakamnya yang kebetulan berada di Tele.

Setelah makan siang kami coba menyusul teman-teman yang sudah didepan. Dengan kecepatan tinggi kami coba mengejar mereka dan ternyata kami malah mendahului mereka jauh. 

Permasalahan signal ternyata membuat kami miss komunikasi, kami pun menunggu mereka di panatapan Lau Semalam, Mungkin karena terlalu asyik menikati alam sambil menulis puisi kami tidak menyadari jika teman-teman kami telah lewat dan mengarah sidikalang. Dari atas bukit panatapan sebuah puisi pun terpatri :

Sayang !

Aku Sudah Pulang

Kembali Ketanah Nenek Moyang

Diatas Gunung Aku Memandang

Indahnya Panorama membentang

Dihiasi burung yang terbang

Ataupun Suara bodat yang mengerang

Saat ini Kutidak perlu kembali tegang

Seperti burung yang sering kau pegang 

Dikandang teknologi yang mengekang

Ass 23 Januari 2021

Setelah mendapat informasi ketinggalan jauh kami pun segera menyusul teman-teman yang sudah disidikalang dan mungkin sudah mengarah ke Tele pintu masuk menuju pulau Samosir. Ada sedikit kejadian yang cukup menarik dalam perjalanan mengarah ke Tele. Dalam kecepatan yang bisa dibilang standar kami digoda oleh sepasang gadis yang juga membawa sepedamotor. Alhasil karena sesama lajang aksi saling goda pun terjadi dalam kecepatan tinggi.

Gadis tersebut menggoda kami yang terlalu santai membawa motor dan mengajak kami memacu dengan kecepatan tinggi. Pacu memacu pun terjadi selama kurang lebih 30 menit. Walau terlihat saling berlomba pada hakekatnya kami saling menjaga satu sama lain, karena selama perjalanan kami saling memberi kode jika ada bahaya atau saling memberi tanda saat akan memotong kendaran besar yang ada didepan kami. Sayangnya kencan singkat tersebut berakhir disimpang tiga kota sidikalang dan kami harus menempuh arah yang berbeda.

Aku melihat dua bidadari terbang dengan sayap putih

Memberi arah dan tanda akan bahaya

dibalik secercah senyum putih

aku melihat kelembutan yang merekah

keindahan putri toba yang merona

diantara aspal hitam yang keras

saat menapaki bukit yang terjal

Simpang tiga menjadi tanda

Persimpangan yang membuat kita berpisah

Sadarkanku Jalan yang berbeda

Ass, 23 April 2021

Siapa sangka ternyata teman-teman yang sudah didepan ternyata mengalami bocor ban dan sedang beristirahat di kota sidikalang. Kami pun memilih menunggu mereka di sebuah supermarket waralaba yang ada di Parbuluan . Ketika melihat mereka lewat kami pun menyusul dan berjalan bersama menuju Tele.

Ditele kami pun beristirahat disebuah warung dan memesan kopi sambil menunggu Bang Miduk yang masih dalam perjalanan menuju Tele dari Medan. Saya pun permisi dengan kawan-kawan untuk sebentar menabur bunga yang telah saya beli di Tiga Panah.Sudah lama memang saya tidak mengunjungi kuburan teman Saya tersebut. Fernando Sitanggang adalah ketua Komisariat GMKI FP-USU masa bakti 2008-2009. 

Dia meninggal ditahun 2010 beberapa hari setelah meja Hijau karena penyakit yang dideritanya. Kami sempat berjanji untuk Wisuda sama saat itu dan sayangnya tidak terealisasi karena Tuhan telah menyembuhkannya dari sakit yang telah lama dia idap. Setidaknya setelah tahun 2013 saya tidak pernah lagi berjiarah kemakamnya, dan kali ini sepertinya Tuhan memberi kesempatan untuk berjiarah dimakamnya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Adakah sebuah kebanggaan dari butiran debu

Kau dan Aku adalah seonggok tanah yang bernyawa

Bagian dari sedikit anugrah yang Kuasa

Jauhkan angkuh dan kesombongan

karena kau hanya seonggok tanah

yang akan kembali jadi tanah

bangun mimpi dan karya diatas tanah

Bukan kesombongan ataupun keserakahan 

Karena Hanya mimpi dan karya yang tidak akan menjadi tanah

Ass 23 April 2021

Sekitar pukul 18.00 Bang miduk pun tiba di Tele, setelah kopi habis kami pun sepakat untuk turun kearah sianjur mula-mula dan berendam air panas dipangururan. Sebelum turun kami pun memberi sebuah bibit kepada namboru pemilik warung , yang pada tahun 2009 kami pun pernah beristirahat dirumahnya saat touring dahulu.

Sumber Youth Earth Society
Sumber Youth Earth Society

Sumber Youth Earth Society
Sumber Youth Earth Society

Kami pun mulai menelusuri  lereng gunung tele menuju pangururan. Apa yang Saya dan rekan takutkun pun terjadi. Jalan sangat gelap dengan ancaman jurang dikiri dan kanan, mental kami pun gentar karena lampu sepeda motor kami tidak begitu terang ditambah angin gunung yang menusuk tulang seakan menambah kekecaman suasana malam.

Kulangkahkan kaki di gelapnya malam

Angin dingin menusuk hingga ke jiwa

Tipis Jarak antara hidup dan mati

Maut menanti dikiri dan kanan

Mata seakan buta dikegelapan

Adakah hati yang fana menerima keadaan

Hanya menanti harap Keesaan yang kuasa

ASS, 23 April 2021

Teman-teman sepertinya menyadari kondisi kami dan membangun formasi dengan 1 didepan menuntun dan 2 dibelakang membantu penerangan kami dengan lampu tembak. Team work luar biasa benar-benar ditunjukkan saat itu hingga akhirnya kami sampai dipemandian air panas pangunguran. Salah satu destinasi Kaldera Danau toba yang harus teman-teman coba jika berkunjung kedanau Toba.

Sumber Youth Earth Society
Sumber Youth Earth Society

Setelah mandi air panas kami pun  menginap dirumah warga di perkampungan limbong. Suasana kekeluargaan pun sangat terasa dirumah tulang (sebutan paman bagi suku Toba) tersebut. Kami pun beristirahat hingga pagi hari.

Nb:  Walau tulisan ini merupakan catatan pribadi, Segala dokumentasi dan tulisan  yang ada didalamnya adalah hak cipta dari Youth Earth Society yang berafiliasi dengan Earth Society.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun