Mohon tunggu...
Andrie Enrique Ayyas Camarena
Andrie Enrique Ayyas Camarena Mohon Tunggu... pegawai negeri -

aku hanyalah lelaki gila yang menjadi gila dengan kata-kata dan bukan siapa-siapa http://andrieenriqueayyascamarena. blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secangkir Teh

14 Februari 2014   18:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Duduklah di sampingku,

Meski hanya minum secangkir teh

Seteguk saja, entah hangat atau panas,

Tunggulah, hingga dia mencuri urat nadi

melunakkan debaran jantung

lalu, menggantung hatimu di langit langit

Rasa itu berjalan memetik kenangan, pelan pelan

Bahkan saat ” clubbing” di night club,

Atau sakau menembak otakmu

Seperti mawar inggris, bermekaran pada musim musim sunyi

Merah, kuning, berlekuk tajam

Menantanglangit biru

sekali pandang,

its look vintage and romantic

tapi, dia tidak mengenal kelopaknya,

kelopak gemuk, seperticangkir teh

berlumuran susu krim manis, menciptakan awan cerah

menggantung

lalu, ada sebuah strawberry liar

di kelilingi daun hijau kecoklatan

Menyerupai rindu, terbujur kaku

Mati, di tatakan cangkir, dengan bibir melengkung kecil

Berserat kasar, seperti duri mawar tua

Menusuk musim gugur

Apakah itu kau?

Maka, pulanglah ke rumah

Minum teh sebentar saja

di bawah kilau lembutrembulan

dengan cahaya pecah belah, transparan

Seputih tulang tulang batu granit

Agar kau tahu, bagaimana menghangatkancinta

Padepokan Halimun, 20 Maret 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun