Mungkin saja pertanyaan yang diajukan akan lebih sulit atau nilai yang diberikan tidak maksimal atau tidak yang seharusnya didapat oleh mahasiswa yang bersangkutan.
Memang hal tersebut sulit untuk dibuktikan tetapi bukan tidak mungkin akan atau telah terjadi.
Maka profesionalisme seorang dosen dalam menguji mahasiswa dalam skripsi sangat diharapkan. Selain itu, pihak universitas pun harus tegas menerapkan aturan agar mahasiswa tidak lagi menyediakan makanan bagi para dosen selain memberatkan mahasiswa yang rata-rata belum berpenghasilan, juga untuk memberi kesan keadilan bagi setiap mahasiswa dalam mendapat akses pelayanan pendidikan yang seharusnya.
Tanda cenderamata atau wujud rasa terima kasih kepada dosen merupakan hal yang sangat lumrah bila dilihat dari budaya sebagai pribadi yang tahu terima kasih. Tetapi ada nilai yang lebih harus dijunjung tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan selain mental untuk tidak membeda-bedakan latar belakang mahasiswa dari segi ekonomi.
Selain ucapan terima kasih secara langsung, alangkah baiknya mahasiswa dapat mengungkapkan rasa terima kasih yang lebih bermakna melalui tetap mengingat bahkan menerapkan pengajaran dan materi yang pernah disampaikan oleh dosen. Selain itu, mahasiswa dapat menceritakan bahwa ilmu yang didapatkannya berasal dari dosen (disebut namanya) sehingga nama dosen yang bersangkutan akan tetap lestari dalam diri mahasiswa dan dikenal orang lain yang mendapat inspirasi dari cerita mahasiswa yang mendapat pengajaran sang dosen.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI