Bertanah air yang satu, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mengutip ajakan pemerintah, "Kami Pemuda, Kami Pancasila, Kami Indonesia". Bagaimanapun hangatnya politik nasional. Nusantara ini tetap satu, tetap Indonesia. Tidak akan terganti oleh janji manis federalisme, maupun semangat chauvinisme dari otonomi daerah. Semua anak muda, menjaga setiap jengkal tanah air. Tidak akan dijual, baik kepada pengusaha, maupun bangsa yang menginginkan lahan potensial tambang.
Pemuda kini tetap berbahasa yang satu. Bahasa Indonesia, bukan bahasa hoax, bohong, umbar janji. Apalagi bahasa-bahasa saling serang di media sosial. Bukan itu bahasanya para pemuda. Pemuda tidak akan menggunakan kebohongan, janji palsu, juga kata-kata keji. Pemuda Indonesia adalah pengguna bahasa pemersatu. Bahasa yang jujur, santun, sopan, dan menjaga kebenaran.
Oleh sebab itu, dengan semangat sumpah pemuda. Maka, setiap pemuda Indonesia, secara pribadi, berkewajiban mengikis segala upaya yang menggerogoti persatuan anak bangsa. Menjaga kesatuan wilayah, tanpa ada perbedaan dukungan. Juga mengingatkan para pemilik mulut yang bocor. Atau pemilik jempol yang asal ketik. Untuk mengakhiri semua pertikaian oral dan viral. Kembali menjadi penyebar mamfaat dan ilmu pengetahuan untuk persatuan bangsa.
Ingatlah, kita semua, wahai pemuda. Sumpah kita adalah sumpah untuk melawan politik perpecahan atau devide et impera. Sumpah kita adalah sumpah yang jujur tanpa hoax dan janji palsu. Sumpah Pemuda adalah kunci.