Ngopi dan Cinta. Dua kata yang sama-sama tersusun dari lima huruf. Minun segelas kopi dan rasakan pahitnya. Begitu juga cinta, masuk ke dunia kasih sayang akan ada rasa pahit-pahitnya.
Ah, bisa saja kata terangkai indah. Tetapi ngopi dan cinta? Butuh keahlian khusus untuk membuat pahit menjadi nikmat. Setidaknya kita akan merasakan bagaimana gaya hidup orang yang suka ngopi dengan para pecinta.
Setiap pagi, siang atau malam. Biasa orang menyeduh segelas kopi. Dia akan menyirami bubuk yang pasrah menerima air panas. Hmmm seketika itu, aroma kopi mengenai alat penciuman.
Lalu, sendok pun membuat putaran di dalam gelas. Ada gelombang-gelombang membentuk gambaran. Serasa diri ingin segera mencium dan menikmatinya di dalam mulut dengan gerakan lidah.
Tapi tunggu dulu kawan. Buat lah 20 putaran agar kopi menyatu dengan air panas. Setelah itu diam kan agar bubuk-bubuk berkumpul di dasar gelas.
Nah, bawa lah gelas itu ke atas meja. Sebuah meja yang sudah menyiapkan secarik kertas dan pena. Mereka menunggu tangan manusia. Menanti agar bisa saling bersentuhan dan menciptakan coretan. Kelak itu sebagai bukti sejarah manusia.
Begitu juga merasakan cinta. Ada cara tersendiri agar dua cinta menyatu. Dua hal yang berbeda. Namun saat menyatu, lahir lah rasa bahagia.

Biarkan adukan terus memutari kehidupan. Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan. Bulan berganti tahun. Sepanjang waktu mengaduk dan mencicipi rasanya.
Saat bersua, memang ada kesan pahit. Diam kan sejenak untuk menahami perbedaan rasa. Kadang rasanya seperti aneh. Perbedaan itu tidak menutup keinginan. Malah terus meneguk rasa sampai tetesan terakhir.