Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problematika di Balik Rencana Penerapan Kurikulum Merdeka Tahun 2022

20 Februari 2022   15:00 Diperbarui: 20 Februari 2022   15:01 3057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengesahan kurikulum pembelajaran baru di tahun 2022 (sumber: lpmpkaltara.kemdikbud.go.id)

Pandemi covid-19 nyatanya belum berakhir, hingga bulan Februari 2022 ini, penyebaran virus covid-19 masih terus ada, lebih-lebih sekarang telah muncul varian baru covid-19 yang diberi nama omicron.

Akibatnya banyak sektor kehidupan yang terdampak karena pandemi ini, khususnya pendidikan. Wacana tentang adanya kurikulum sekolah yang baru nyatanya akan segera disahkan oleh pemerintah. Mode sistem pembelajaran baru tersebut bernama Kurikulum Merdeka.

Pengesahan kurikulum baru ini diharapkan bisa membuat para siswa meningkatkan kemampuan dan kompetensi dalam diri dengan maksimal, meski belajar dari rumah. Belajar dari tahun lalu, nyata belajar dari rumah atau daring ternyata belum bisa memberikan kontribusi yang baik bagi siswanya.

Pemerintah sendiri berencana menerapkan Kurikulum Merdeka ini untuk jenjang SMA pada tahun ajaran 2022/2023. Hal ini merupakan langkah awal yang menjadi tolak ukur berhasil tidaknya penerapan kurikulum baru ini.

Kendati demikian, ternyata masih banyak guru yang merasa langkah ini kurang tepat, sebab para guru ingin agar kurikulum yang ada dioptimalkan terlebih dahulu. Hal ini diutarakan oleh salah satu guru SMK.

"Memang penerapannya tergantung kesiapan sekolah, tapi selalu pada akhirnya nanti harus. Indonesia terlalu sering mengganti kurikulum, pada akhirnya tidak berjalan terlalu optimal. Padahal, lebih baik optimalkan saja yang ada," kata Millah, kepada Kompas.com, Jumat (18/2/2022).

Pendapat ini beliau utarakan sebagai bentuk tanggapan dan kenyataan yang ada dilapangan. Bila dikaji, Kurikulum Merdeka ini menuntut siswanya mencari sendiri bakat yang ia miliki, namun dilapangan tidak demikian, sebab masih banyak siswa yang bingung akan arah mana ia berjalan, tentu guru disini berperan sebagai pembimbing.

Belum lagi kesiapan sekolah tentang jalannya sistem Kurikulum Merdeka ini yang belum banyak disosialisasikan dan dipahami para guru di seluruh Indonesia.

Disisi lain, Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim mengambil dan membuat program Kurikulum Merdeka ini untuk mengadopsi sistem pendidikan di negara-negara maju, dengan harapan bila sudah lulus sekolah bisa membawa skill mereka masing-masing untuk diterapkan di dunia kerja.

Terlepas dari itu semua, pembuatan kurikulum baru berbasis kebebasan ini memang dinilai menarik dan bagus untuk kedepannya, namun yang menjadi masalah ialah mampukah para siswa memahami dan mengaplikasikan sendiri apa yang telah dipedomankan pada Kurikulum Merdeka 2022 ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun