Bila kita bandingkan dengan daerah lain tentu akan memberikan perbedaan yang cukup terlihat. Oleh karena itu, banyak minum air putih untuk menghilangkan dehidrasi pada tubuh.Â
Suhu yang tinggi di Sidoarjo ditengarahi disebabkan oleh adanya pertumbuhan awan menengah pada sore hari, sehingga udara terasa gerah dan panas.
Didalam rumah pun masih terasa panas dan gerah, meskipun sudah dinyalakan kipasnya. Belum lagi kepadatan penduduk yang membikin semakin ramai.
Kita ambil daerah Sidoarjo dan Banyuwangi. Suhu di Sidoarjo pada pagi sampai siang hari berkisar antara 28°C sampai 42°Celcius, sedangkan di Banyuwangi suhu udara pagi hingga siang ada dikisaran 23°Celcius sampai 31°Celcius. Perbedaan 5 derajat sampai 10 derajat sangatlah memberi dampak.
Mereka yang berasal dari luar Sidoarjo akan cepat berkeringat dan gerah badan. Tidak dengan orang Sidoarjo, suhu 29°Celcius pada  pagi hari sudah tergolong dingin sejuk.
Akhir-akhir tahun ini, musim kemarau bisa dibilang lebih lama dibanding musim hujan. Kalau masalah ketahanan tubuh, warga Sidoarjo mungkin sudah biasa dengan hal itu.
Namun bila dilihat dari sudut pertanian, musim kemarau yang berkepanjangan dengan suhu asli Sidoarjo yang tergolong panas membuat banyak lahan pertanian menjadi kering dan sulit melakukan penanaman padi dan semacamnya.
Inilah masalah yang kerap ditimpa para petani di Sidoarjo pada musim kemarau.
Sementara itu, musim kemarau ini dijadikan masyarakat untuk membuka usaha peluang baru, yaitu jualan es dipinggir jalan. Tentu kemungkinan dagangan akan laris, apalagi jika penjual es tersebut menjual didaerah pabrik, tentu akan ramai, terutama pada jam istirahat.
Dibalik adanya musim kemarau, tentu masih ada manfaat yang bisa dipetik didalamnya. Hal tersebut tergantung cara kita mencari peluang yang ada.