Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pelit Bangga

8 Maret 2017   16:57 Diperbarui: 9 Maret 2017   02:00 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kalau kata seorang shahabat pelit itu karena efisien. Ha? Hebat juga kata ini pelit ini akan menjadikan orang hartanya tidak kemana-mana karena hartanya dipegang oleh diri sendiri.

Dengan pelit berarti juga menggunakan sumber yang seefisien mungkin tanpa kita mengeluarkan apapun. Khan barang yang tidak dikeluarkan akan menjadi utuh. Bisa dipergunakan untuk hal yang lain.

Kalau bisa hrang tersebut dijual untuk menghasilkan sesuatu yang lebih banyak lagi. Bukankah yang seperti ini efisien daripada memberikan sesuatu pada orang yang tidak berguna.

Kalau saya sih gak masalah dengan orang pelit karena bagi saya orang yang pelit adalah hak azasi manusia karena mereka yang bekerja untuk mencari uang. Tetapi mereka sendiri yang akan musnah karena pemikiran mereka.

Aku sendiri tergolong bukan yang dermawan dan aku tergolong pelit kalau kata orang. Saya sering perhitungan kalau memberi.Saya hanya akan memberi pada orang yang memberi saya.

"Pokoknya gw Hanif . cuma mau memberi orang yang baik. Kalau orang kikir macam Sabdo dan Mugi lebih baik gw cuekkin aja ", kata Didi dengan mata yang menyala

Aku jadi ingat dulu juga aku perhitungan. Dulu ada teman yang namanya Yuri. Aku tidak tahu mengapa ia begitu pelit padaku. Aku padahal sudah baik padanya. Aku ingat ia memberikan oleh-oleh pada teman sementara saya tidak. Ia memilih pada tema tertentu .

Ada kesadaran dari diriku bahwa kita ini harus ikhlas. Aku tidak perlu menghitung -hitung jasa kita dan kadang malahan kita mengabaikan kebaikan orang. Kalau memang kita mempunyai jasa lebih banyak dan ia selalu pelit maka kita harus bersyukur dengan  keikhlasan kita. Ini adalah ujian keikhlasan dari kita. Kuta tidak perlu untuk menjadi pelit lagi pada dirinya.

Kita bersyukur bahwa pemberian kita akan menjadi ikhlas.

"Tahu gak suatu masa ada orang yang tidak mau menerima pemberian kita."

"Masa apakah itu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun