AKU :” Ah tidak. Di zaman kemerdekaan tidak ada yang membunuh, pasling hanya satu dan dua saja”
DETEKTIF SYAMSUN : “Tetap saja ada pembunuhan. Kau tidak akan menecegah pembunuhan dan kita akan memecahkan persoalan untuk menemukan si pembunuh”
AKU :”Biarlah itu tugas polisi untuk mendapatkannya. Sedangkan kita hanya membantu sebatas kalau kita bisa. Dengan tidak adanya kita polisi tetap bekerja. AKu khawatir ceritaku akan digunakan penjahat untuk menutupi kebusukan mereka. Ketika kita mencari celah untuk mengidentifikasi penjahat maka bisa jadi penjahat akan menutup celah itu “
DETEKTIF SYAMSUN : “Tetapi semuanya terserah dengan tuan. Aku hanya menyarankan saja. Betapa nikmatnya menjalani perjalanan ini melalui kota, hutan belantara, mengirimkan pasukan, berlayar di lautan ganas bertemu dengan bajak laut. Aku juga ingin ke Washington DC . Aku akan berjalan ke negeri tersebut “
AKU : “Perkataanmu telah memberikan isnppirasi. Aku berjanji untuk memikirkan hal itu. Aku sambil menulis di sebuah kertas ebberapa kata-kata ynag akan kugunakan untuk mmebuta cerita yang baru lagi.
Aku terbangun dan hari masih malam istriku ada di depan ruang kerjaku dan menulis beberapa kata yang kuingat dalam pembicaraan . Kemudian aku mematikan lampu.