Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Runtuhnya Hegemoni AS di Indonesia, Disambut Jerit Kematian Orba dan Kompradornya

31 Mei 2020   15:57 Diperbarui: 31 Mei 2020   19:49 5534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lonceng kematian kekuatan rejim orba ini sudah terdengar. Jeritan sekarat rejim ini masih terdengar lewat narasi lawas yang terus direpetisi. Seperti isu PKI dan bahaya laten komunisme, sambil dibumbui denganmeniupkan isu utang negara (padahal sekarang utang dipakai untuk sektor produktif, bukan konsumtif seperti mereka dulu).

Tambah lagi sambal pedas dengan terus menyeponsori ormas-ormas radikal, semata untuk merongrong rasa aman dan mendiskreditkan pemerintah yang sah. Upaya legal pun diselenggarakan dengan mendirikan partai-partai politik semu (ersatz-political parties).

Upaya sia-sia sebetulnya, narasi yang lepas dari realitas. Sponsor utama orba (yaitu AS) pun saat ini sedang 'terpojok' dengan berbagai kasus rasialis di dalam negeri, maupun tekanan ekonomi global dari kekuatan-kekuatan baru (the new emerging forces), seperti yang pernah diwacanakan oleh Bung Karno dulu.

"A failure to recognize reality, however, and a desperate attempt to claw back a deeply imperfect global order, could be very dangerous for everyone." -- Vincent Bevins.

Selamat memperingati hari lahirnya Pancasila.

Mari bergotong royong saja, sebagai warga bangsa yang berdaulat di tengah taman sarinya internasionalisme, peri kemanusiaan yang adil dan beradab.


31/05/2020

*Andreas Vincent Wenas*, Sekjen 'Kawal Indonesia' -- Komunitas Anak Bangsa

Sumber: [1] [2] [3] [4] [5]

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun