Lonceng kematian kekuatan rejim orba ini sudah terdengar. Jeritan sekarat rejim ini masih terdengar lewat narasi lawas yang terus direpetisi. Seperti isu PKI dan bahaya laten komunisme, sambil dibumbui denganmeniupkan isu utang negara (padahal sekarang utang dipakai untuk sektor produktif, bukan konsumtif seperti mereka dulu).
Tambah lagi sambal pedas dengan terus menyeponsori ormas-ormas radikal, semata untuk merongrong rasa aman dan mendiskreditkan pemerintah yang sah. Upaya legal pun diselenggarakan dengan mendirikan partai-partai politik semu (ersatz-political parties).
Upaya sia-sia sebetulnya, narasi yang lepas dari realitas. Sponsor utama orba (yaitu AS) pun saat ini sedang 'terpojok' dengan berbagai kasus rasialis di dalam negeri, maupun tekanan ekonomi global dari kekuatan-kekuatan baru (the new emerging forces), seperti yang pernah diwacanakan oleh Bung Karno dulu.
"A failure to recognize reality, however, and a desperate attempt to claw back a deeply imperfect global order, could be very dangerous for everyone." -- Vincent Bevins.
Selamat memperingati hari lahirnya Pancasila.
Mari bergotong royong saja, sebagai warga bangsa yang berdaulat di tengah taman sarinya internasionalisme, peri kemanusiaan yang adil dan beradab.
31/05/2020
*Andreas Vincent Wenas*, Sekjen 'Kawal Indonesia' -- Komunitas Anak Bangsa
Sumber:Â [1]Â [2] [3] [4]Â [5]