Mohon tunggu...
Andre Barahamin
Andre Barahamin Mohon Tunggu... -

Penulis amatir.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fakta Utopis, Kekerasan yang Berulang dan Trauma yang Didiamkan

30 Agustus 2013   11:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:36 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Matinya nyawa seorang jurnalis bernama Aryono Linggotu. Ayah dari seorang bocah lelaki yang bahkan belum genap berumur lima tahun ini, ditikam oleh para pemuda hingga meregang nyawa di lokasi kejadian. Lelaki pendiam berkacamata yang masih berumur 26 tahun dan ramah senyum ini, jadi korban aksi kekerasan ketika mencoba mencari sarapan pagi.

Linggotu yang adalah jurnalis di surat kabar harian METRO, memang bukan korban pertama penikaman yang berujung maut di Manado. Bahkan, peristiwa seperti ini terasa seperti lumrah, karena terus berulangnya kejadian serupa. Berita kriminal di Manado memang tak pernah sepi. Selalu ramai dan penuh bersimbah darah. Sudah banyak nyawa melayang dan mesti dirumahsakitkan, atau mengalami cacat permanen.

Telunjuk kita memang bisa menunjuk ke arah lain. Menyalahkan pihak tertentu sebagai biang kegagalan atas labirin kriminal tanpa jalan keluar. Rumusan demi rumusan sering terbentur oleh dissolusi yang melelahkan secara fisik dan mental. Lalu mendiamkan saja hal ini sembari pasrah dan berserah ketika kerabat atau orang yang kita cintai menjadi korban?

Kita juga bisa bilang bahwa ini adalah jalan yang telah digariskan Sang Pencipta. Atau tuding takdir sebagai pemeran antagonis di cerita yang ini. Tapi fakta di lapangan terus menambah hitungan jumlah korban yang berjatuhan. Lalu, masihkah efektif jika ajakan melakukan refleksi dan berbenah? Sementara di sisi lain, selalu akan jatuh korban di malam berikut?

Soalnya memang sederhana. Kembali ke diri kita untuk mengambil sikap seperti apa. Ini saatnya memutuskan!

(November 2012)


Tulisan ini ditujukan untuk mengenang kepergian seorang sahabat: Aryono Linggotu yang meninggal pada November 2012, di Manado.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun