Mohon tunggu...
Andreas Kristianto
Andreas Kristianto Mohon Tunggu... -

Andreas Kristianto adalah seorang pejuang kemanusiaan, karena baginya manusia adalah gambar dan rupa Allah. Siapa yang mencintai kemanusiaan, dia juga mencintai Allah yang memberi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika Tuhan Berkata Tidak (2 Korintus 12:2-10)

24 Juli 2014   01:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:25 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saudara-saudara ada orang yang mengatakan, Tuhan itu selalu menjawab doa kita, tetapi kadang-kadang adakalanya jawabannya adalah tidak. Saudara, kalau kita menghormati kedaulatan Tuhan, memang sebenarnya konsekuensinya adalah kita harus berserah pada Tuhan atas apa jawaban Tuhan atas doa-doa kita. Tetapi sebenarnya, sejujurnya: ini tidak mudah, ketika harapan dan doa kita tidak terkabul. Kalau terkabul no problem, tetapi kalau tidak terkabul, itu yang saya bilang tidak mudah. Mengapa? Karena pada umumnya, manusia tidak suka dengan jawabanya tidak.


  1. Anak-anak tidak suka mendengar jawaban: no, ketika anak-anak minta dibelikan mainan, yang diimpikan, sudah ada didepan mata, lalu ketika orang tua bilang no, itu jawaban yang mereka tidak sukai.
  2. Pemuda yang sedang menyatakan cinta, tidak suka mendengar jawaban tidak dari sang pujaan hati, ketika dia menyatakan cinta dengan segenap hati, lalu dijawab no, maka dunia bisa runtuh. Jawaban itu tidak disukai.
  3. Ada orang yang melamar pekerjaan yang sangat disukai, tentu akan mengharapkan untuk diterima.

Manusia tidak suka dengan jawaban tidak, banyak orang yang mudah tersinggung, kecewa, sakit hati ketika saran dan permintaannya mendapatkan jawaban tidak, itu menyakitkan. Sebaliknya kalau keturutan maunya, akan bilang Yes. Yang yes itu menyenangkan, tapi jangan no. Ketika doa kita tidak terkabul, pasti kita mengalami gejolak dalam hidup kita, kalau Tuhan mengatakan no, tentunya itu jawaban yang tidak kita harapkan.

Saudara, kita membaca tokoh besar yaitu rasul Paulus. Paulus menerima jawaban Tuhan tidak atas doa-doanya memohon kesembuhan. Dia bilang di ayat 7, duri dalam daging. Apa ini? Apa duri dalam daging ini? Pada umunya, para ahli Perjanjian Baru, menafsirkannya sebagai kelemahan fisik. Ada yang bilang Paulus itu kena penyakit Malaria, ada yang bilang Paulus itu kena penyakit epilepsi, ayan, ada yang bilang Paulus itu punya sakit kepala yang menusuk dan kalau kumat sakit sekali. Ada juga yang bilang, Paulus itu gagap, tidak bica bicara, sehingga kalau bicara di depan umum dia seringkali malu. Ada yang bilang Paulus itu punya sakit mata yang parah. Ada yang bilang dia kena sakit punggung yang kalau kumat sakit sekali, Tetapi kita tidak pernah tahu secara jelas dan persis, itu penyakit apa? Yang pasti itu adalah cacat fisik, penyakit kronis, kalau kambuh, kumat sakitnya setengah mati, menusuk-nusuk sakitnya. Oleh karena itu Paulus bilang ini duri dalam daging.

Paulus tidak kunjung berhenti berdoa, bahkan dia mengucapkan tiga kali di ayat 8, tiga kali aku berseru. Tiga kali itu menunjukkan bahwa dia intens berdoa, dia dengan sungguh-sungguh, serius memohon kepada Tuhan, tetapi Tuhan berkata pada Paulus: cukuplah kasih karunia-Ku bagimu. Atau dengan kata lain Tuhan berkata tidak. Saudara-saudara mengapa atas doa Paulus itu Tuhan berkata tidak? Bukankah itu permintaan wajar, Permintaan orang sakit dan minta kesembuhan, sementara dia berdoa bagi orang lain dan orang lain sembuh, tetapi ketika dia sakit dia minta kesembuhan dan Tuhan mengatakan cukup kasih karunia-Ku bagimu.

Ada seorang teolog yang mengatakan bahwa rasul paulus itu adalah seorang pribadi yang penuh dengan kasih karunia. Banyak karunia, talenta yang melengkapinya, banyak keajaiban yang ada dalam dirinya, dia termasuk orang yang dianugrahi besar oleh Tuhan yaitu pengalaman rohani diangkat Tuhan mencicipi kemuliaan dan keindahan Firdaus, berjumpa hadirat Tuham yang tidak terlukiskan dan tidak tergambarkan keundahannya. Saya ingin bertanya kepada bapak, ibu sauadara, siapa yang pernah memiliki pengalaman seperti rasul Paulus? Siapa yang pernah menikmati suasana sorga, diangkat Tuhan ke surga dan setelah itu dikembalikan lagi di dunia? Ada! Kalau ada mungkin bisa angkat tangan. Ini pengalaman yang tidak banyak dimiliki orang lain. Banyak anugerah yang dimilik oleh Paulus, termasuk pengalaman rohani diangkat kesurga. Paulus mengatakan di ayat 2, empat belas tahun yang lampau, entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah diluar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya.

Paulus mempunyai pengalaman rohani luar biasa, tetapi pada saat yang sama dia diijinkan Tuhan mengalami penyait yang disebutnya sebagai duri dalam daging. Penyakit yang seakan-akan menancap dan tidak mau pergi dari tubuh Rasul Paulus. Saudara, kata “duri” dalam bahasa Yunani itu skolop, yang diterjemahkan Alkitab bahasa Indonesia dengan duri, tetapi sebenarnya kata skolop itu bisa diterjemahkan dengan artinya bisa pasak, (paku kayu yang besar) à skolop. Jadi sebenarnya, Paulus ditarik oleh dua gaya, ditarik dari atas, naik ke sorga, mencicipi sukacita surga, ditarik ke atas tingkat ke tiga untuk merasakan kemuliaan dan keagungan surgawi, tetapi dilain sisi dia juga ditarik dari bawah dengan pasak (paku yang besar), mengusik dia, dengan penuh kesakitan. Sebtulanya Paulus ditarik dua, dari atas dianggakt kemuliaan surga, dari bawah, sakitnya seperti paku yang tertancap ke bawah. Dengan begitu dia berada dalam posisi seimbang, karena dua gaya itu bertentangan, menarik dari atas dan bawah. Oleh karena itu, Paulus tidak membumbung dalam keangkuhan dan kesombopngan, kesombongan dan kemegahan atas diperolehnya karunia dan anugrah itu, tetapi dia tetap membumi dalam kerendahan hati sebagai orang yang memiliki kelemahan sebagai manusia. Di tarik dari atas dan ditarik dari bawah oleh duri dalam daging, pasak dalam daging itu, sehingga dia menjadi seimbang.

Saudara-saudara jawaban tidak atas doa-doa kita, kadangkala berfungsi sebagai penyeimbang. Yang membuat kita out of control, tidak terkendali lagi. Jawaban tidak atas doa kita itu menjadi rem yang mampu mengurangi kecepatan dan menghentikan kita dari bahaya yang bisa mencelakakan kita, menurut Rasul Paulus, kalau aku tidak ditarik oleh pasak dalam daging ini aku bisa melayang ke atas dalam kesobongan sebagai pribadi yang penuh anugrah.

Kalau kita tidak memiliki rem di jalan wahidin (depan) bahaya sekali, kita sering kali suka kebablasen, hidup ini membutuhkan rem. Mengapa perlu rem? Karena hidup ini suka kelewatan. contoh sederhana, orang makan itu perlu direm, orang kalau menyantap makanan tanpa rem, dan makanan itu berlemak dan kadar gula tinggi, pasti enak, tapi itu mengundang bahaya besar dan orang bisa stroke, oleh karena itu harus ada rem, pritttttt yang bunyinya adalah tidak. Orang yang kadar gulanya tinggi, kolesterolnya tinggi harus mendengar suara pritttt, maksudnya: tidak banyak-banyak. Hidup ini butuh rem, siapa bilang rem ini tidak penting? Ngomong saja kita suka kebablasen, ngomong sedikit saja bisa menyakitkan orang lain, apalagi kalau ngomongnya banyak. Mulai dari makian, fitnahan, umpatan dan lain-lain sebagainya. Oleh karena itu, ketidakberhasilan, kerugian, kesedihan, kekecewaan, kesakitan, adakalanya menjadi rem, yang menghindarkan kita dari bahaya kosombongan, bahaya kecerobohan, bahaya lupa diri yang siap menjerumuskan diri kita dalam jurang yang dalam.Tuhan tahu bahaya apa yang ada di depan kita, oleh karena itu dia mengatakan tidak. Tuhan tahu jawaban terbaik paulus: cukup kasih karunia-Ku bagimu.

Di dunia ini banyak penderitaan, yang disebabkan karena begitu banyak orang yang sering keturutan maunya, merasa sukses terus dan tidak pernah mendengar jawaban tidak dan itu sumber masalah Dengan kesombongan dan kemanjaan, sehingga menyusahkan orang lain dan menyusahkan dirinya sendiri pada akhirnya, kalau ada hambatan, jatuh, dia shok, putus asa, dan susah bangkit kembali, dia pasti bertanya kepada Tuhan, mengapa ini bisa terjadi Tuhan? karena selama ini dia tidak pernah mengalaminya. Selama hidup dia tidak pernah mendengar jawaban tidak.

Saudara, dunia ini adalah dunia yang memanjakan, teknologi yang memanjakan. Berada di tengah pusat modernitas, mendidik anak-anak salah satu tantangan besar. Mendidik anak-anak tidak mudah, semua ada, semua di dapat, semua mereka mau dan siap, anak-anak sukar mendengar jawaban tidak, karena yang mereka tahu adalah iya dan keturutan. Saya tahu menyanyangi anak itu penting, tetapi acapkali godaan kita adalah menyanyangi itu jadi memanjakan mereka.

Cina yang penduduknya sangat besar, mereka punya kebijakan anak itu hanya 1, mereka mengharapkan anak laki-laki, kalau perempuan kadang dibuang, anaknya Cuma 1, negeri nya sekarang makmurnya luar biasa di Cina itu. Tetapi gejala sosial apa yang timbul? Gejala sosial yang timbul adalah family family dengan satu anak tunggal, anaknya keturutan maunya, bahkan tubuh anak-anak banyak yang obesitas (kelebihan berat badan) di atas normal. Karena mereka makan apa saja. Kalau seperti ini, bahaya besar, bahaya bagi karakter mereka, kepribadian dan terlebih mentalnya ke depan. Kalau ada anak yang tidak pernah mendengar jawaban tidak, o ini persoalan besar. Kalau semua manusia berambisi, segala keinginannya dituruti, saudara bisa bayangkan carut marutnya dunia ini. Rem itu penting, kata tidak, memang tidak enak, tetapi perlu, supaya kita tidak kebablasen, itu paulus katakan.

Lalu di ayat 9, Rasul Paulus mengatakan, kuasa Kristus menaungi kamu. Kalimat “Kuasa Kristus turun atas aku” ini, bisa diterjemahkan dengan: “kuasa kristus berkemah atas aku”, (mendirikan kemah), oleh sebab itu, kata duri, itu lebih cocok diterjemahkan pasak, yang tertancap di sudut sudut kemah dan bagi orang Israel, kemah itu menjadi simbol kehadiran Tuhan. Artinya, Tuhan bisa memasang kemahNya di dalam diri Paulus, dan menyatakan kehadirannya bagi Paulus lewat kesakitannya. Sakitnya itu seperti pasak, dan Tuhan hadir di sana. Pasak yang menusuk, dan Tuhan siap berkemah di sana, justrru di dalam kelemahan itu kuasa Kristus menjadi sempurna.

Saudara, jawaban tidak atas doa kita, malah dipakai Tuhan untuk menyatakan kehadiran kuasa-Nya. Jawaban tidak sering kali membuat kita tidak berdaya, ada yang kurang dan tidak terpenuhi dalam hidup ini. Tetapi justru ketika kita tidak berdaya, lemah, saat itulah saat dimana Tuhan lebih mudah masuk dalam hidup kita. Kalau semua keturutan, pasti kita akan mengatakan saya tidak perlu Engkau Tuhan, tetapi melalui kelemahan ini, kita berlutut kepada Tuhan Tuhan, saya ini ada yang kurang, saya ini lemah, dan otomatis kita akan mengatakan bahwa saya memerlukan Engkau Tuhan.

Saudara, kehidupan ini membuktikan bahwa kuasa Tuhan bekerja ketika berada dalam situasi yang tidak berdaya, orang yang tidak mengandalkan kekuatan sendiri, justru lebih siap dipakai oleh Tuhan, seperti ilustrasi orang yang berenang dengan baik adalah orang yang kalau masuk ke dalam air, dia percaya kepada air, tubuhnya akan mengapung di air, tapi kalau orang yang tidak bisa berenang, dicemplungkan di air, mereka akan berontak dan melawan, dengan gerakan kaku. Itulah hidup, ketika punya kekuatan, kita malah melawan, kita malah tenggelam, ketika kita lemah, dan tidak berdaya, Tuhan justru lebih mudah mengangkat-Nya.

Ada cerita dari negeri Cina, tentang seorang pemikul tempayan, tempayan itu seperti gentong dari tanah liat. Ada orang yang tiap hari kerjanya memikul dua tempayan. Pergi ke atas gunung mencari air bersih, dan mengantar air itu di rumah bangsawan di lembah. Itulah pekerjaannya, setiap hari mengangkut dan memikul tempayan, tapi satu tempayan itu retak, ketika mengisi air, naik dan turun ke lembah, tempayan yang retak selalu berkurang, bisa hampir separo, tempayan yang retak itu menyisakan air seperempat atau separo, tempayan itu merasa sedih dan tidak berguna, airnya mesti netes, merembes dan keluar, dia sedih.

Tuannya, tidak pernah memperbaiki tempayan itu, sampai suatu saat, ketika perjalanan pulang, tempayan yang retak itu tiba-tiba terpesona dengan pemandangan yang indah, ada bunga-bunga yang bagus sekali, di tiap jalan. Dia kaget kok ada banyak tanaman, menghiasi sepanjang jalan itu. Kapan tumbuhnya tanaman ini kok saya baru lihat. Lalu pemilik tempayan itu berkata kepadanya, aku membiarkan kamu retak dan tidak memperbaiki karena alasan ini, setiap kali kita berjalan melewati lembah, tepian jalan yang kau lewati menerima tetesan-tetesan air dari dirimu karena kau retak. Tetesan air itu terus menetes dan menyirami sepanjang jalan, menabur benih tanaman karena tetesan air dari dirimu. Sekarang kau harus tahu bahwa semua ini berasal dari tetesan dari tempayanmu yang retak itu. Kau memang retak, kubiarkan kau tetap retak, supaya aku mencapai Tujuan yang lain melalui hidupmu.

Itulah yang ingin dikatakan Tuhan melalui Paulus, kau memang retak, tetapi Tuhan mengatakan cukup kasih karunia-Ku bagimu. Di dalam keretakan itu, aku memakai Engkau luar biasa, justru karena engkau lemah. Di dalam kelemahan itu, Tuhan memakai Paulus menjadi berkat bagi banyak orang. Maka Paulus sadar: di dalam kelemahanku ini kuasaMu menjadi sempurna, ketika aku lemah aku kuat. Pasak dalam daging ini memang tidak enak, tetapi Tuhan menyatakan kemah-Nya di dalam diri Paulus untuk menjadi alat-Nya untuk terus dipanggil dan diutus oleh Tuhan. Tuhan kadangkala menjawab tidak atas doa-doa kita. Jawaban itu kadang-kadang terbaik bagi kita. Tuhan bisa bekerja melalui kelemahan kita. Tuhan bisa membentuk karakter kita, menjadi orang yang matang dan mendewasakan kita. Itulah hidup ini, acapkali terdengar jawaban tidak, kadang-kadang jawaban tidak justru adalah pemberian-Nya yang besar. Saudara jangan pernah berhenti berdoa, sekalipun jawabannya adalah tidak. Jawaban tidak, bisa jadi adalah jawaban terbaik, yang Ia sedang sampaikan kepada saya dan saudara. Tapi satu hal yang pasti apapun jawaban Tuhan atas doa-doa kita: kasih karunia-Nya selalu cukup buat kita. Amin

Andreas Kristianto

Capen GKI Jombang

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun