Kebijaksanaan hidup mengajarkan kita dua hal penting, yakni tahu diri dan tahu batas. Tahu diri berarti pengenalan dan penerimaan terhadap diri sendiri, apa adanya. Di sana ada autentisitas dan integritas, serta kejujuran dan tanpa kepura-puraan.
Sedangkan tahu batas berarti bertindak sewajarnya, tidak melampaui batas kewajaran, dan tidak bertindak di luar rel, sesuai dengan tuntutan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Tahu diri dan tahu batas merupakan konsep fundamental dalam pengembangan diri agar menjadi individu yang autentik dan berintegritas dalam proses interaksi sosial. Tahu diri dan tahu batas juga merupakan keterampilan yang harus dilatih agar bermanfaat dalam kehidupan bersama orang lain.
Dengannya tahu diri dan tahu batas merupakan hal yang penting untuk membantu individu agar dapat memahami diri sendiri dan mengelola interaksi bersama orang lain supaya menjadi lebih efektif.
Seseorang yang tidak memiliki kesadaran diri yang baik dan tidak mengenali batasan mereka akan mengalami beberapa konsekuensi buruk, yang berdampak bagi diri sendiri dan orang lain. Dampak buruk bagi diri sendiri adalah stres dan kelelahan, ketidakpuasan diri, kesulitan mengelola emosi, dan pengambilan keputusan yang buruk.
Sedangkan dampak buruk dalam relasi dengan orang lain mencakup terjadinya konflik, hubungan dapat menjadi tegang dan tidak harmonis, kesalahpahaman, serta kehilangan Kepercayaan.
Dengannya menjadi penting agar memiliki sikap tahu diri dan tahu batas. Ini dapat dilakukan melalui refleksi dan introspeksi, proses komunikasi yang jelas, menentukan prioritas yang realistis, serta bersedia untuk mendengarkan petunjuk dan nasihat orang lain. Ini menjadi urgen karena sadar diri dan mengenali batasan adalah penting untuk menemukan keseimbangan dan mencapai kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.
Tanpa sadar diri dan pengenalan akan batasan-batasan yang jelas akan berujung pada nestapa dan mempermalukan diri sendiri. Hal yang terburuk adalah ketidakpercayaan serta melahirkan kesalahan dan kegagalan yang tak bertepi.
Dan pada akhirnya, kiranya kita menjadi individu-individu yang autentik dan berintegritas; pribadi yang bersikap dan bertindak sewajarnya saja, tanpa melampaui batas-batas kewajaran seturut nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat agar memiliki rasa hormat dari orang lain, tetapi bukan kemarahan, kegundahan, kegeraman, dan rasa sakit bagi orang lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI