Mohon tunggu...
Andrean Ilham
Andrean Ilham Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sriwijaya dan Pertukaran Mahasiswa Merdeka UGM

Seorang pria yang sangat menyukai ilmu pengetahuan, jadi di dalam artikel ini saya akan menulis segala sesuatu yang saya ketahui dan akan saya bagikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diplomasi Koersif Amerika Serikat Terhadap Wilayah Timur Tengah

28 November 2021   12:38 Diperbarui: 28 November 2021   13:03 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama : Andrian Ilham

NIM : 07041382025160

Prodi : Ilmu Hubungan Internasional

Judul Esai : Diplomasi Koersif Amerika Serikat Terhadap Wilayah Timur Tengah

Pendahuluan 

Diplomasi merupakan hal yang sudah seharusnya dilakukan oleh negara agar dapat memenuhi Kebutuhan nasionalnya. Diplomasi sendiri dapat diartikan sebagai suatu kemampuan  mempengaruhi orang lain untuk memenuhi kebutuhan kita, dan juga diplomasi dapat menjadi sebuah jalan yang mempunyai kefektivan dan efisien jika dibandingkan dengan  perang  hal ini karena semata-mata hanya untuk menjaga perdamaian antar negara. Alasan kenapa diadakan yang namanya diplomasi yaitu, untuk menemukan jalan keluar dari suatu masalah atau sengketa yang dialami oleh dua atau lebih negara, diharapkan solusi yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan masing-masing negara yang berkonflik (Prastiti, 2019). Diplomasi sendiri mempunyai beberapa jenis  diplomasi preventif, diplomasi ofensif, diplomasi rahasia, diplomaasi publik, diplomasi budaya, dollar diplomacy, diplomasi kapal perang, diplomasi keamanan, diplomasi HAM, dan diplomasi lingkungan. Diplomasi koersif merupakan jenis diplomasi yang ada dalam Hubungan Internasional, diplomasi koersif dapat dikatakan sebagai diplomasi yang menggunakan cara memaksa sehingga hal ini menyebabkan negara lawan menjadi takut dan terpengaruh oleh negara yang melakukan diplomasi ini.

Diplomasi koersif biasanya digunakan oleh suatu negara apabila ada tindakan dari negara lain yang bersifat mengancam atau mengganggu keamanan dan ketentraman negara tersebut. Menurut (Prastiti, 2019) pemikiran dasar dari diplomasi koersif adalah untuk dapat mendukung permintaan seseorang terhadap musuh dengan adanya ancaman yang berupa hukuman agar negara musuh dapat memikirkan bagaimana cara untuk memenuhi permintannya tersebut. Negara pelaku harus dapat menggunakan kemampuan pemaksaannya untuk dapat menciptakan solusi yang bisa membuat negara sasaran merasa bahwa solusi tersebut merupakan sebuah kebutuhan bukan ancaman yang diberikan kepada negaranya, dan ketakutan dari negara sasaran akan meningkat apabila tuntutan sebelumnya tidak bisa terpenuhi.

Tiga unsur penting yang sangat berpengaruh dan penting dalam melaksakan diplomasi koersif ialah, pemberitahuan, negosiasi, dan proses tawar menawar. Ketiga hal ini lah menjadi unsur-unsur dan vital dalam melaksanakan diplomasi koersif. Adapun aspek-aspek yang berpengaruh dalam pelaksaan diplomasi koersif adalah:

  •  Negara Sasaran
  • Aspek yang pertama adalaha negara sasaran, aspek ini merupakan aspek utama dalam pelaksaan diplomasi koersif dan negara sasaran harus ada dalam diplomasi koersif. Negara pelaku (yang menggunakan diplomasi koersif) bisa memberikan tawaran untuk bekerjasama  kepada negara sasaran guna mendapatkan kepentingan dari proses yang sedang berlangsung.
  • Penggunaan Kekuatan
  • Negara pelaku harus dapat dan mampu menggunakan power secara maksimal. Kekuatan ini dapat menciptakan sebuah solusi yang lebih menunjukan negara sasaran sebagai sebuah kebutuhan yang seharusnya. Negara pelaku juga harus bisa menjamin bahwasannya kekuatan yang di gunakan oleh negara pelaku tidak dianggap sebagai ancaman oleh negara sasaran.
  • Ketakutan dari Negara Sasaran
  • Adanya ketakutan yang muncul dari negara sasaran dari proses negosiasi koersif akan menyebabkan banyaknya permintaan yang muncul dari negara yang menjadi sasaran. Hal ini justru dapat mempermudah negara pelaku dalam mencapai kepentingan nasionalnya. Negara pelaku harus memastikan bahwasannya negara sasaran tidak mencurigai dengan penggunaan kekuatan itu.

Dalam konteks masalah dunia internasional dan politi global, diplomasi koersif dapat dikatakan berhasil apabila mengacu kepada dua pendekatan :

  • Full Ultimatum
  • Pendekatan ini menjelaskan setidaknya ada 3 hal yang krusial dan harus diperhatikan dalam melaksanakannya, yaitu (1) tuntutan harus spesifik dan jelas yang ditunjukan untuk negara sasaran, (2) pemberian tenggang waktu untuk negara sasaran agar negara sasaran dapat mempertimbangkan keputusan untuk bekerja sama, (3) adanya ancaman yang jelas jika negara sasaran tidak mau menyetujui dan mengikuti kerja sama atau tuntutan yang diberikan oleh negara pelaku kepada negara sasaran.
  • Try and see
  • Didalam pendekatan ini negara pelaku, hanya diharuskan memberikan tuntutan yang jelas kepada negara sasaran, sedangakan untuk ancaman dan tenggang waktunya diberikan kemudian. Setelah mengetahui reaksi negara sasaran atas tuntutan yang diberikan oleh negara pelaku.

Tiga elemen utama yang menjadi ciri-ciri dari diplomasi koersif (1) permintaan, (2) ancaman, dan (3) tekanan waktu. Tujuan dari permintaan adalah untuk membatalkan atau menghentikan tindakan yang telah dimulai oleh lawan saat proses berlangsung. Dikarenakan permintaan ini disertai dengan adanya ancaman, permintaan ini harus dapat dipahami sebagai persyarakatan oleh negara sasaran. Jika negara sasaran yakin bahwasannya akan banyak tuntutan yang  akan muncul di masa yang akan datang, negara sasaran tidak menyerah pada tempat pertama. Negara pelaku harus menjelaskan dari awal apa tujuan keseluruhannya dan apa solusi definitifnya. Berhasil atau tidaknya diplomasi koersif bergantung kepada bagaimana permintaan ini dieksekusi. 

Permintaan juga harus disertai dengan adanya ancaman. Dan ancaman dapat didukung dengan tindakan nyata dari negara pelaku agar negara sasaran mengetahui bahwasanya ancaman itu nyata. Dan memperhatikan beberapa aspek penting lainnya (1) apakah ancaman tersebut sebanding dengan permintaan, (2) opini publik, (3) apakah negara sasaran takut terhadap eskalasi, dan (4) reputasi dari negara pelaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun