Padahal, di era digital kayak sekarang, aktivitas fisik semacam itu mulai kehilangan daya tembak.
Kalau nggak diimbangi strategi digital yang kuat, hasilnya hanya "pamer aktivitas," bukan pamer hasil.
Ada juga faktor psikologis: anggaran promosi tahunan sudah disiapkan besar-besaran, dan harus dihabiskan.
Nah, pameran adalah cara paling cepat buat "menyalurkan" dana itu, walau tidak efektif.
Makanya, meskipun tiap tahun laporan penjualan dari pameran nggak signifikan, agenda pameran tetap ada.
Karena bagi banyak perusahaan, pameran sudah jadi ritual tahunan yang lebih penting dari logika bisnis itu sendiri.
Model Tim Ramping yang Efisien dan Terukur
Kalau mau bertahan di pasar yang makin kompetitif, strategi pameran butuh revolusi total.
Bukan berarti dihapus, tapi fungsinya harus diredefinisi.
Yang dibutuhkan sekarang adalah tim ramping, efisien, dan penuh akuntabilitas.
Struktur yang ideal biasanya begini:
General Manager (GM): Fokus pada arah besar dan strategi jangka panjang.
Sales Manager (1 orang): Memimpin tim kecil (4-5 sales inti), memantau target, dan menjaga ritme penjualan.
Marketing Communication (3 orang): Inilah mesin utama yang menggerakkan digital ads, konten TikTok, Reels, dan kampanye online.
Dengan struktur ramping, koordinasi lebih cepat, biaya operasional terkontrol, dan setiap orang punya tanggung jawab yang jelas.
Bukan lagi model lama di mana tim besar tampil sibuk, tapi hasilnya tidak terukur.
Alokasi Anggaran yang Lebih Cerdas
Kalau pameran selama ini jadi ritual buang anggaran, maka sekarang saatnya alihkan dana itu ke sistem yang lebih punya arah.
Bukan dihapus, tapi ditempatkan di porsi yang pas bagian dari ekosistem, bukan pusatnya.