Mohon tunggu...
FIRITRI
FIRITRI Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Positif Negatif Menghadapi Wabah

29 Maret 2020   11:51 Diperbarui: 29 Maret 2020   11:53 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya terpaksa juga ke layanan perbankan karena memang harus. Inilah keadaan negatif yang membabi buta saya rasakan.

Petugas keluar dari bank dan menembak saya dengan termometer.
"teettt.." hasil ada dan saya dilarang masuk.

Alasannya suhu saya mendekati 38 derajad C. Saya ya jengkel campur ingin tertawa. Memeriksa suhu dengan ketidaktahuan cara pengoperasian malah dengan metode membabibuta .

Suhu badan saya kan dari parkiran menuju Bank meningkat karena terik matahari. Mengapa tidak dikondisikan dulu manusianya baru ditembak.......terus, sang penembak juga dari dalam gedung yang berAC mungkin suhunya 25 derajad C langsung keluar ke suhu 31 an derajad C untuk menembak saya. Tata caranya kan mengkondisikan alat pada suhu ruangan dulu kalau berpindah ruangan dan memerlukan waktu 5 menit. Tapi ini yang penting menembak.

Alhamdulillah setelah saya jelaskan hal itu petugas ini mau mengerti.

Tetapi dampak positif juga saya rasakan.

Dengan keadaan seperti ini saya dan beberapa teman lainnya mulai berkebiasaan baru. Selalu cuci tangan tiap kali memulai dan selesai mengerjakan sesuatu. Secara mandiri menyediakan masker pribadi meskipun bukan masker medis yang sekarang harga nya sudah tidak masuk akal.

Satu lagi mulai mengurangi kegiatan bergerombol yang biasanya berisi ghibah ghibah manjah ??????. Biasalah perempuan kalau sudah ketemu obrolan bisa sepanjang jalan anyer panarukan hikz..

Meskipun suasana jadi sedikit sepi tapi kehangatan semakin kita temukan banyak di rumah. Mungkin selama ini kita sudah banyak melewatkan esensi dari kegiatan. Lebih banyak kita fokus pada ritual.
Sepanjang hari kini doa semakin sering dipanjatkan agar wabah cepat berlalu. Otomatis hati dan pikiran kita dengan sendirinya mencari jalan untuk mendekat kepada Tuhan.

Semula kita tidak pernah bersyukur pada hal yang kita anggap remeh. Ternyata sinar matahari yang setiap hari kadang kita keluhkan panas atau pada beberapa perempuan dianggap merusak program perawatan pemutihan kulit ternyata adalah salah satu obat untuk mengaktifkan imunitas tubuh kita.

Sekarang malah semua berlomba lomba keluar rumah jam 10 untuk berjemur baik hanya dengan rebahan saja atau sambil senam senam kecil. Dan itu terlihat di hampir seluruh wilayah baik desa atau kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun