Mohon tunggu...
FIRITRI
FIRITRI Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mangga dan Men of Honor Kecamatan Puri

11 September 2019   10:02 Diperbarui: 11 September 2019   11:00 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mangga dan Men of Honor Kecamatan Puri

Pagi ini saya Apel pagi dan kemudian perjalanan menuju desa di wilayah kecamatan Puri. Banyak pohon mangga di pinggir jalan dan di rumah warga. Asri dan jelas produktif.

Hal ini mengingatkan saya dengan cerita-cerita tentang masa lalu Kecamatan Puri yang saat itu dipimpin oleh Camat BK Prawoto. Camat Prawoto ini menjadi camat Puri relatif lama di tahun 1976-1983.

Seorang camat galak yang terkenal lurus dan sebutan Mr Clean yang dekat dengan stafnya secara tulus. Beragama Katolik tapi selalu memfasilitasi jajarannya yang beda agama untuk beribadah. salah satu contohnya Jika Shalat Ied, Camat Prawoto ini selalu memerintah stafnya untuk menyiapkan acara mulai dari takbiran hingga shalat. Saat shalat, Camat Prawoto ini rela menjadi penjaga sandal dan sepatu karena dia tidak mengikuti Shalat.

Melihat kondisi kecamatan Puri yang saat itu relatif tertinggal, Camat Prawoto memutar otak seperti apa cara untuk mengangkat perekonomian warga dan desa.

dokpri
dokpri
Riset di seluruh kecamatan didapat warga banyak memiliki pohon mangga. Lantas dibuatlah proyek Mangga. Tanpa dana, karena jaman dahulu anggaran masih sangat minim. Langkah pertama adalah pembibitan untuk jangka panjang.

Semua anak sekolah diwajibkan membawa 10 pelok (biji mangga) ke sekolah dan ditanam di halaman sekolah. Jadilah bibit mangga gratis. Dengan bibit yang surplus, Mangga mulai ditanam di jalan-jalan desa seluruh Kecamatan Puri dengan perawatan masyarakat. Masyarakat jika ingin menanam juga diberikan bibit gratis. Asumsinya, usia 5 tahun, mangga ini akan mulai produktif

Lalu, untuk jangka pendek adalah merawat mangga yang sudah ada dirawat agar produktif. Daun tua dipangkas, dipupuk dengan pupuk organik maupun anorganik. Kemudian awal tahun diberikan Paclobutrazol untuk memaksa tanaman berbunga dan berbuah. Menurut warga sekitar hormon ini dulu dibeli dengan merk Cultar. Harganya saat itu 150 ribu rupiah untuk 1 liter. Mahal karena gaji ASN jaman itu masih 50 ribu rupiah sebulannya. Sedangkan pemakaian hanya 5cc saja.

Patungan membeli itu adalah cara yang digalakkan Camat Prawoto inilah gotong royong terlihat sangat indah.

Dengan perawatan tersebut, Mangga sanggup berbuah 2 hingga 3 kali setahun. Produksi Mangga kecamatan Puri melesat dan menjadi ikon Mojokerto.

dokpri
dokpri
5 tahun berlalu, Mangga di pinggir jalan mulai besar dan sudah dapat dilakukan perawatan untuk merangsang buah. Perawatan dilakukan dengan sangat hati-hati karena pohon yang masih kecil rawan menjadi kerdil akibat hormon buah, tapi hasil akhir happy ending kok. Kecamatan Puri menjadi penghasil Mangga terbesar bahkan namanya sudah keluar kabupaten Mojokerto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun