Mohon tunggu...
Andre Jayaprana
Andre Jayaprana Mohon Tunggu... Administrasi - write and share

seek first to understand

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Frankincense dan Myrrh: Tradisi Wewangian Unik yang Bertahan Ribuan Tahun

20 September 2014   05:54 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:10 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petra yang kini berada dalam wilayah Yordania merupakan kota yang ribuan tahun lalu pernah berperan sangat penting sebagai jalur perdagangan produk aromatik (wewangian) yakni frankincense dan myrrh. Frankincense jelas beda dengan Frankenstein yang menyeramkan itu. Lebih mudah menyebut frankincense sebagai “kemenyan” yang secara tradisi diterjemahkan demikian dalam bahasa Indonesia. Lain halnya myrrh yang secara tradisi diterima dengan istilah mur (mirip dengan kata asalnya).

[caption id="attachment_324630" align="aligncenter" width="600" caption="www.kew.org - Boswellia sacra trees in Dhofar, southern province of the Sultanate of Oman (Photo: Helen Pickering)"][/caption]

[caption id="attachment_324631" align="aligncenter" width="600" caption="http://en.wikipedia.org - Frankincense"]

14111415531945692022
14111415531945692022
[/caption]

Jejak kedua produk wewangian itu selain melekat erat pada kota kuno Petra yang pada tahun 2007 diakui sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang baru, keberadaannya juga banyak disebut dalam alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Kisah-kisah dalam alkitab jelas bukanlah kisah sehari atau dua hari yang baru berlalu, namun sudah ribuan tahun usianya.

[caption id="attachment_324632" align="aligncenter" width="600" caption="http://www.iccs.edu"]

14111416271600179306
14111416271600179306
[/caption]

[caption id="attachment_324634" align="aligncenter" width="600" caption="http://en.wikipedia.org -Commiphora-myrrha-resin"]

1411141722235209344
1411141722235209344
[/caption]

Satu hal yang unik dan satu-satunya kisah tentang kelahiran Yesus yang dikunjungi oleh tiga orang majus atau tiga raja dari timur, dari keempat Injil dalam Perjanjian Baru, hanya satu saja Injil yang mengisahkan tentang tiga orang majus dari timur itu yaitu dalam Injil Matius. Apa yang dibawa oleh ketiga orang majus dari timur ini untuk persembahan tidaklah mengherankan pada zamannya. Dua di antara persembahan yang dimaksud tidak lain adalah frankincense dan myrrh. Kisah tiga orang majus dari timur ini juga memiliki tradisi yang sangat panjang, yang jelas, diperkirakan mereka ini berasal dari India, Persia dan Arab. Jika memang demikian, dapat pula diperkirakan bahwa produk wewangian frankincense dan myrrh dikenal juga di daerah-daerah tersebut.

Frankincense atau disebut juga olibanum berasal dari getah pohon boswellia diperkirakan sudah diperdagangkan di semenanjung Arab dan daerah Afrika Utara sejak 5.000 tahun lalu. Sedangkan myrrh berasal dari getah pohon commiphora bahkan sudah digunakan sebagai salah satu bahan untuk membalsami mumi pada zaman Mesir kuno. Baik, frankincense maupun myrrh juga digunakan sebagai ukupan pada zaman Bait Allah yang pertama dan kedua. Khusus untuk meminyaki imam agung dan raja dalam tradisi Yahudi juga digunakan myrrh. Soal penggunaan kedua bahan wewangian tersebut dalam dunia pengobatan kuno sungguh sangat menakjubkan. Bahkan penelitian tentang frankincense hingga tahun 2013 lalu menunjukkan bahwa bahan tersebut mengandung material yang dapat membunuh sel kanker.

Pohon bowellia dan commiphora merupakan tumbuhan yang khas tumbuh di ekosistem tandus di Afrika bagian timur dan Semenanjung Arab. Sama khasnya dengan tumbuhan penghasil wewangian itu, tradisi menggunakan frankincense dan myrrh (frankincense saja atau kombinasi keduanya) sebagai ukupan masih terus dipertahankan hingga kini di kalangan Gereja Katolik Roma, Anglikan, Eastern Orthodox, Oriental Orthodox dan beberapa aliran gereja lainnya. Bahan wewangian tersebut biasanya dibakar dalam thurible atau di Indonesia biasa disebut wirug untuk digunakan selama ritual keagamaan berlangsung. Bahan wewangian tersebut juga sering dipakai sebagai bahan campuran untuk membuat lilin Natal. Entah sampai kapan tradisi wewangian unik berbahan frankincense dan myrrh ini dapat bertahan. Yang jelas selama Pohon bowellia dan commiphora penghasil frankincense dan myrrh masih ada, maka kita masih dapat merasakan keharuman unik yang berusia ribuan tahun. Namun kondisi sesungguhnya dari keberadaan pohon-pohon tersebut dilaporkan tidak begitu menggembirakan (http://www.canada.com/technology/What+would+Jesus+Gold+frankincense+myrrh+becoming+expensive+scarce/5889291/story.html). Senja kala frankincense dan myrrh ?

[caption id="attachment_324635" align="aligncenter" width="600" caption="http://www.saintsilas.org.uk - Prosesi Thurible"]

14111417901435632979
14111417901435632979
[/caption]

[caption id="attachment_324637" align="aligncenter" width="600" caption="http://tradisikatolik.blogspot.com/2009/04/wiruk-atau-pedupaan-crik-crik-crik.html"]

14111419511933435371
14111419511933435371
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun