Mohon tunggu...
Ifah Latifah
Ifah Latifah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis buku antologi Guru Profesional (Laikesa: 2020). Antologi Jawaban dari Tuhan (Dd Publishing:2020). Antologi Mengedukasi Negeri (Madani Kreatif: 2020) Guru Limited Edition ( Pustaka Literasi : 2021) Puisi 1000 penggiat Literasi judul Indonesia bangkit(Geliat gemilang abad i: 2021) Nak sungguh aku mencintaimu ( Little Soleil : 2021)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tradisi Berbagi Bingkisan Lebaran: Ini Dia Ide Membuat Bingkisan Lebaran Istimewa dan Unik

2 April 2024   13:58 Diperbarui: 2 April 2024   14:11 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Pernak-pernik lebaran kini sudah mulai terlihat disana-sini, walau THR ASN dan Karyawan belum juga sampai hilalnya. Namun suasana pasar yang padat menjajakan  aneka jenis kue khas lebaran menjadi aroma hari-raya begitu kentara.

Hari raya Idul fitri disambut dengan sangat meriah oleh umat Islam. Setelah sebulan penuh berpuasa akhirnya tiba saatnya hari raya. Hari ini selain dijadikan sebagai momen silaturahmi untuk saling bermaaf-maafan, juga dijadikan sebagai hari berbagi. Aneka bingkisan minuman, kue dan vintage pun dipersiapkan sebagai bingkisan untuk sanak keluarga, tetangga, Sahabat dan kolega, dan lainnya.

Tradisi ini sudah ada sejak lama dan dilakukan secara turun temurun. Masih terngiang kenangan sekitar tahun 80-an silam, Setiap menjelang lebaran tepatnya di hari "meugang" mamak selalu membuat kue khas Aceh Tamiang yaitu Lepat yang terbuat dari tepung ketan dan diisi dengan inti kelapa, Suku Aceh lainnya menyebut lepat dengan sebutan kue timpan.

Lepat adalah jenis kue yang wajib dibuat mamak ketika menjelang puasa dan lebaran. Saya turut membantu merapikan kue lepat dan mengantarkannya kepada tetangga di sekitar rumah. Selain kue lepat tentu mamak juga membuat kue kering lebaran, bahkan beliau  mengambil upah membuat kue untuk membantu ekonomi keluarga.

Kue karas, Sepit, Kembang loyang, Bangkit, sagon, menjadi kue khas didaerah kami saat itu. Nyaris tiap rumah membuat kue yang sama, hanya bentuk dan cetakannya saja yang berbeda-beda. Saya sering diajak mamak untuk berkunjung ke sanak saudara dan guru-guru untuk silaturahmi lebaran. Pastinya tidak ketinggalan bawaan kue sebagai bingkisan.

Kesederhanaan bingkisan pada masa itu tidak mengurangi kesakralan suasana lebaran, walau hanya ditata di piring dan dibungkus dengan kain selendang. Uniknya kue yang dibawa bermacam-macam namun di buat dalam satu wadah yang sama.  Terbayangkan, ketika kue bangkit dicampur dengan kue sepit, kembang loyang dan lain-lain di gabung jadi satu, dalam wadah yang tidak kedap udara. Pastinya akan mudah masuk angin he..he... Dan model bingkisan lebaran seperti ini tidak hanya dibuat oleh mamak saja, tetapi dilakukan oleh semua masyarakat desa di wilayah tempat saya tinggal. Konon katanya ini tradisi dari leluhur. Begitulah budaya masyarakat desa kami merayakan lebaran pada masa itu, masa Dimana teknologi belum secanggih ini. Taraf pendidikan masyarakatnya juga masih  terbilang sangat rendah.

Namun kesederhanaan itu malah terlihat sangat natural, dan menjadikan lebaran terasa lebih sakral. Di balik kesederhanaan itu terlihat semangat bersilaturahmi dan berbagi yang luar biasa hebatnya, meski ekonomi masyarakat banyak yang pas-pasan.

Orang Indonesia memang memiliki budaya berbagi yang tinggi. Apalagi orang Indonesia mayoritas penduduknya adalah muslim. dalam Islam  diajarkan untuk banyak-banyak bersedekah."Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah". Artinya memberi itu lebih baik dari pada menerima. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak seorang pun yang menyedekahkan hartanya yang halal Dimana Allah menerimanya dengan kanan Nya (dengan baik), walaupun sedekahnya itu hanya sebutir kurma. Maka kurma tersebut akan bertambah besar di tangan Allah Yang Maha Pengasih, sehingga menjadi lebih besar daripada gunung. Demikian Allah memelihara sedekahmu, sebagaimana halnya kamu memelihara anak kambing dan unta (semakin hari semakin besar)." (HR. Muslim).

Kini zaman sudah berubah, perkembangan teknologi yang begitu pesat, mengubah pandangan dan gaya hidup manusia. Namun momen berbagi saat Lebaran masih terus menjadi tradisi yang masih terus berlanjut meskipun dalam gaya dan versi yang berbeda.

Bingkisan Lebaran kini banyak dipajang di toko-toko ataupun di jual secara online. Aneka jenis parcel, dan Hampers pun mulai membanjiri kota dan media sosial. Untuk mendapatkan barang-barang tersebut tentu kita harus mengocek kantong agak dalam. Namun kepuasan pasti menjadi hal yang lebih utama dari pada hanya mengukurnya dengan harga dan gengsi. Memberikan sentuhan pribadi pasti bisa membuat Bingkisan Lebaran kamu menjadi istimewa dan unik., serta bisa memberikan kesan mendalam bagi penerimanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun