Saya pernah punya beberapa karyawan baik yang lulus sekolah menengah di Jakarta maupun berasal dari kota kecil dan desa. Mereka punya ijazah SMA atau SMEA bahkan ada yang D3, tetapi mereka tak bisa mengerjakan hitungan soal yang tingkat SMP.
Kasihan ya generasi muda kita.
Tahun 1987 saya pernah mengajar di sebuah SMP swasta di kota Medan. Saya mengajar bidang studi Bahasa Indonesia dan Kesusastraan. Â Saya menggantikan gurunya yang cuti hamil.
Saya periksa buku catatan para murid.
Catatan yang dibuat mereka banyak yang salah tentang pelajaran Ejaan Yang Disempurnakan, yang tidak sesuai EYD.
Entah karena gurunya yang salah mengajarkan atau siswa yang salah mencatat.
Waktu masih kuliah ada kawan yang di fakultas Akuntansi sedang menyusun skripsi. Dia tahu saya suka menulis artikel di koran lokal kota Medan . Diapun meminta tolong saya membantu mengoreksi naskah skripsinya. Saya baca skripsinya
memang banyak yang salah. Penggunaan huruf besar, huruf kecil, awalan, akhiran, masih tak benar.
Sekarang coba kita lihat papan nama para dokter yang dipampang di pinggiran jalan maupun di rumah sakit. Sebagian tak mengerti cara menuliskan gelar dokter yang benar.
Gelar dokter yang benar itu ditulis dengan singkatan "dr" huruf "d" dan "r"-nya huruf kecil.
Tetapi, sebagian ditulis seperti ini: