Mohon tunggu...
Andy Tirta
Andy Tirta Mohon Tunggu... Sales - Peace comes from within, don't seek it without.

Peace comes from within, don't seek it without.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bidang Pendidikan Urgen Diperbaiki Dan Direvisi

14 November 2021   16:20 Diperbarui: 14 November 2021   16:35 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Kemendikbud.go.id

"Dr." dengan "D" huruf besar. Ini salah. Sebab jika ditulis dengan huruf "D" besar maka "Dr." itu artinya "doktor" atau gelas Sarjana S3. Bukan "dokter".

Intinya, mutu SDM kita buruk. Guru yang mengajar juga kerapkali tidak menguasai bidang studi yang diajarkan.

Dulu kan guru dicomot dari lulusan SMA, Sarjana S1, yang belum tentu menguasai bidangnya. Dan seringkali tidak tahu cara-cara mengajar yang baik dan benar.

Baru belakangan  dipersyaratkan guru harus dari lulusan IKIP. Lulusan IKIP pun acapkali memble.

Dulu saat masih kerja, saya pernah meng-interview lulusan UGM jurusan Sejarah yang ingin lamar jadi marketing. Menulis CV pun amburadul. Siswa sekolah menengah yang lulus tidak siap kerja. Bahkan lulusan perguruan tinggi pun tidak siap pakai. Tidak siap terjun ke masyarakat.

Jadi sesungguhnya, pondasi pendidikan dasar kita payah.

Anak-anak seharusnya memiliki dua sumber pendidikan, yakni pendidikan dari keluarga (Bapak/Ibu) dan Sekolah (Guru).

Paling utama Dan penting ialah pendidikan dari keluarga. Ini yang tidak diperoleh  anak-anak kita. Ditambah lagi dengan sedikit yang bisa diperoleh dari sekolah. Apalagi sekolah cuma melakukan "pengajaran" bukan "pendidikan".

Sehingga jangan heran apabila kita melihat saat pulang sekolah para siswa  suka tawuran di jalanan.

Dan, sebagian besar orangtua, Bapak/Ibu, memang tidak lulus SD atau SMP. Lalu, bagaimana para orangtua itu bisa mengajari dan mendidik anak-anaknya?

Para Bapak dan Ibu sudah sibuk bekerja di sawah, di pabrik, mana ada waktu lagi memperhatikan anak-anaknya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun