Mohon tunggu...
Andita Aghatia
Andita Aghatia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Urban and Regional Planning Student at Sebelas Maret University (UNS)

An undergraduate student majoring in Urban and Regional Planning, who's interested in spatial planning, environment, social and also transportation. I like opinions and am interested in issues and new things.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kualitas Udara Jakarta Terus Memburuk, Harapan Hidup Warga Terancam Berkurang 4 Tahun?

20 Juli 2022   15:44 Diperbarui: 20 Juli 2022   15:46 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polusi Ibukota by Aviv Rachmadian

Saat ini Kota Jakarta meraih penghargaan baru, bahkan menduduki peringkat 1 di dunia sebagai kota dengan udara paling kotor. Padahal belakangan ini kita seringkali mendengar berita saat pandemi covid-19 tingkat pencemaran udara di Jakarta menurun hingga 16 persen, namun pada kenyataannya, saat aktivitas sudah berangsur pulih kembali pencemaran udara yang terjadi juga pulih kembali. 

Menurut AQ Index  kualitas udara di Jakarta berada pada level 183 US AQI dengan PM 2.5 sebesar 118 g/m dan PM 10 sebesar 20,6 g/m dan sudah dalam kategori udara yang tidak sehat. Hal ini pula yang menyebabkan berdasarkan Laporan Air Quality Life Index (AQLI), Energy Policy Institute at the University of Chicago (EPIC), yang menyatakan bahwa warga Jakarta akan kehilangan 3-4 tahun harapan hidupnya karena polusi udara yang terjadi. Nah, permasalahannya kenapa sih udara di jakarta begitu buruk?

Faktor utama tercemarnya udara di Jakarta adalah hasil dari emisi gas buangan kendaraan pribadi masyarakat. Dengan populasi dari penduduk Jakarta yang begitu padat, memengaruhi padatnya kepemilikan kendaraan pribadi pula dan tentunya kendaraan tersebut akan berkontribusi menyumbang polusi udara hingga 70 persen, seperti yang kita ketahui bahwa kendaraan menghasilkan gas karbon monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NO atau NOx), Hidrokarbon (HC) dan Karbon Dioksida (CO2) yang jika terhirup dalam jangka panjang akan mengakibatkan stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, dan penyakit pernapasan lainnya.

Sebetulnya, berbagai upaya untuk meminimalisir keadaan ini telah dilakukan. Kebijakan ganjil genap, Kendaraan umum seperti KRL, LRT, MRT, Jaklingko, Busway dll yang telah memadai dan trotoar yang nyaman untuk pejalan kaki telah tersedia dan mendukung masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadinya. Namun seringkali ditemukan masyarakat yang sadar namun acuh hingga masyarakat yang tidak ingin berubah. Salah satu contohnya, dengan adanya kebijakan ganjil genap alih - alih masyarakat meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi, justru masyarakat memiliki dua mobil dengan plat ganjil dan genap. 

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, saat ini kita sudah bisa melakukan check & recheck mandiri loh, kualitas udara pada kota tempat tinggal kalian secara realtime pada website berikut https://www.iqair.com/indonesia, jadi masih yakin tidak ingin berubah?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun