Mohon tunggu...
Andi Ronaldo
Andi Ronaldo Mohon Tunggu... Konsultan manajemen dengan ketertarikan pada dunia keuangan, politik, dan olahraga

Writing is not just a hobby, but an expression of freedom. Through words, we can voice our thoughts, inspire change, and challenge boundaries without fear of being silenced.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apakah Indonesia Masih Memiliki Peluang Lolos ke Piala Dunia FIFA 26?

11 Oktober 2025   21:57 Diperbarui: 11 Oktober 2025   22:34 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terakhir, peluang lolos dihitung dengan mengalikan kombinasi hasil dua laga tersisa (3 3 = 9 kemungkinan), menghitung poin akhir tiap tim, lalu menentukan distribusi slot dua besar. Hasil agregatnya: P(Indonesia finis top-2) 0,2359 = 23,6%.

Angka ini tentu bukan vonis Tuhan, melainkan hasil peluang yang terjadi dari keputusan-keputusan yang dibuat di ruang rapat dan konferensi pers. Akan tetapi, apa artinya?

Peluang Lolos yang Sangat Rendah

Angka 23,6% ini sebenarnya adalah tamparan, setidaknya bagi orang yang tidak dalam kondisi denial. Ia menunjukkan bahwa di balik seragam baru, bendera besar, dan parade naturalisasi, PSSI hanya sibuk bermain drama dengan kalkulator yang tidak bisa disogok. Federasi ini tampak lebih nyaman mengatur pencahayaan panggung ketimbang memperbaiki mesin sepak bola yang berkarat. Setiap press release yang menjanjikan "harapan baru" hanyalah pengulangan narasi kosong dari elite olahraga yang menukar pembangunan jangka panjang dengan popularitas sesaat.

Inilah moral dari perhitungan sederhana itu, dan rumus tidak mengenal pencitraan. Model matematis ini hanya menerjemahkan kinerja nyata menjadi angka dingin -- dan angka itu tidak berpihak. Jika PSSI dan Erick Thohir sungguh ingin mengubah takdir, mereka harus berhenti mengatur wajah di depan kamera dan mulai mengasah dasar sepak bola nasional. Pelatih harus dididik, liga harus bersih, pembinaan harus hidup, dan kontinuitas harus dijaga. Tanpa itu semua, setiap kemenangan hanyalah ilusi sementara di layar LED stadion -- sebelum statistik, sekali lagi, menuliskan kebenaran yang pahit: bahwa sepak bola Indonesia kalah bukan karena takdir, tapi karena kebodohan yang dibungkus kebanggaan.

Jika Anda ingin membaca detail  perhitungan dari model matematis ini, Anda bisa mengakses pada tautan ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun