Pada Jumat, 26 September 2025 kemarin, saya berangkat ke Singapura untuk mewujudkan komitmen saya sebagai relawan pada Kejuaraan Dunia Para Renang 2025. Saya datang dengan bekal pengalaman menjadi relawan ajang olahraga besar dunia dan ekspektasi yang cukup tinggi.Â
Tak sia-sia, akhir pekan di tepi kolam renang bukan sekadar menjadi shift sukarela biasa bagi saya, melainkan sebuah pelajaran langsung tentang budaya kerja yang profesional, rasa hormat, dan semangat sportivitas.Â
Saya melihat bahwa acara kelas dunia tidak hanya diukur dari kemegahannya, tapi juga dari bagaimana semua elemennya dijalankan dengan baik dan manusiawi.
Kekuatan Hati di Arena Akuatik
Ini merupakan pengalaman pertama saya di kompetisi para-renang. Saya tahu akan terinspirasi, tapi menyaksikan langsung kegigihan para atlet benar-benar membuka mata saya lebih lebar lagi.Â
Setiap perlombaan adalah bukti ketangguhan mereka; saya melihat bagaimana dedikasi tinggi diubah menjadi gerakan lincah di dalam air, menunjukkan cara mereka mengatasi tantangan fisik masing-masing. Saya juga berkesempatan untuk menyaksikan perjuangan atlet Indonesia, Syuci Indriani.Â
Walaupun tidak lolos ke babak final, penampilannya menjadi pelajaran tentang keberanian dan semangat dalam memberikan yang terbaik, melampaui urusan menang atau kalah. Pada akhirnya, kemenangan sejati terkadang memang bersifat personal.
Apresiasi mendalam terhadap setiap perjuangan ini juga ditunjukkan oleh para penonton. Dukungan mereka untuk atlet tuan rumah begitu menggelora, tetapi tepuk tangan untuk atlet dari negara lain juga sama sekali tidak surut.Â
Mereka merayakan setiap penampilan hebat dengan tulus. Sebagai relawan internasional, saya pun merasa sangat diterima. Saya tidak diperlakukan seperti orang luar, melainkan sebagai bagian penting dari tim yang disambut dengan hangat dan rasa terima kasih.Â
Semangat sportivitas dan keramahtamahan ini menciptakan suasana yang kompetitif namun tetap hangat, menjadikan acara ini perayaan komunitas global yang sesungguhnya.
Di Balik Resep Sukses Singapura
Profesionalisme di balik layar kejuaraan ini paling terasa saat saya bertugas malam pada 26 September 2025. Saya ditempatkan untuk role VIP Support, yang memberikan kesempatan bagi saya untuk terlibat langsung dalam sambutan kedatangan Presiden Singapura, Tharman Shanmugaratnam.Â
Beliau hadir untuk menjadi saksi saat ikon nasional mereka, Yip Pin Xiu meraih gelar juara dunia setelah sebelumnya menjadi peraih medali emas pada Paralimpiade Paris 2024. Yang menjadi perhatian utama saya, bagaimana kehadiran para VVIP begitu menyatu dengan acara.Â
Tim keamanan bekerja sigap namun tidak berlebihan, menciptakan suasana yang bebas dari formalitas kaku yang sering kali menjauhkan pejabat dari esensi acara itu sendiri.Â
Pendekatan inklusif ini membuat fokus semua orang tetap tertuju pada atlet, sehingga momen kebanggaan nasional terasa begitu otentik saat Yip Pin Xiu dan atlet dari berbagai negara menyentuh dinding finis.
Kesuksesan ini jelas bukan kebetulan, melainkan hasil dari sistem yang dirancang dengan baik dan budaya dalam menghargai setiap orang yang terlibat.Â
Kesejahteraan kami sebagai relawan pun benar-benar sangat diperhatikan, mulai dari makanan berkualitas hingga arahan dari pimpinan tim yang suportif.Â
Menariknya, Singapura memiliki platform relawan terintegrasi yang dikelola langsung oleh Kementerian Kebudayaan, Komunitas, dan Pemuda Republik Singapura, yang memusatkan informasi dan membangun budaya kerelawanan di negara tersebut.Â
Bagi saya, pengalaman ini memberikan kesan yang lebih mendalam, dan menjadi bukti kekuatan sistem yang baik dalam mendukung sebuah acara internasional.
Pada akhirnya, saya pulang dari Singapura pada Minggu, 28 September 2025 dengan membawa pelajaran berharga tentang bagaimana sebuah negara bisa menunjukkan prinsip dan karakternya di panggung dunia.Â
Pengalaman ini adalah investasi waktu, biaya, dan energi yang terbayar lunas. Jika ada kesempatan lagi, saya pasti akan kembali sambil berharap Indonesia juga bisa belajar dari negara kecil yang dulu diejek oleh Presiden Habibie dengan sebutan "little red dot" ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI