Di Balik Resep Sukses Singapura
Profesionalisme di balik layar kejuaraan ini paling terasa saat saya bertugas malam pada 26 September 2025. Saya ditempatkan untuk role VIP Support, yang memberikan kesempatan bagi saya untuk terlibat langsung dalam sambutan kedatangan Presiden Singapura, Tharman Shanmugaratnam.Â
Beliau hadir untuk menjadi saksi saat ikon nasional mereka, Yip Pin Xiu meraih gelar juara dunia setelah sebelumnya menjadi peraih medali emas pada Paralimpiade Paris 2024. Yang menjadi perhatian utama saya, bagaimana kehadiran para VVIP begitu menyatu dengan acara.Â
Tim keamanan bekerja sigap namun tidak berlebihan, menciptakan suasana yang bebas dari formalitas kaku yang sering kali menjauhkan pejabat dari esensi acara itu sendiri.Â
Pendekatan inklusif ini membuat fokus semua orang tetap tertuju pada atlet, sehingga momen kebanggaan nasional terasa begitu otentik saat Yip Pin Xiu dan atlet dari berbagai negara menyentuh dinding finis.
Kesuksesan ini jelas bukan kebetulan, melainkan hasil dari sistem yang dirancang dengan baik dan budaya dalam menghargai setiap orang yang terlibat.Â
Kesejahteraan kami sebagai relawan pun benar-benar sangat diperhatikan, mulai dari makanan berkualitas hingga arahan dari pimpinan tim yang suportif.Â
Menariknya, Singapura memiliki platform relawan terintegrasi yang dikelola langsung oleh Kementerian Kebudayaan, Komunitas, dan Pemuda Republik Singapura, yang memusatkan informasi dan membangun budaya kerelawanan di negara tersebut.Â
Bagi saya, pengalaman ini memberikan kesan yang lebih mendalam, dan menjadi bukti kekuatan sistem yang baik dalam mendukung sebuah acara internasional.
Pada akhirnya, saya pulang dari Singapura pada Minggu, 28 September 2025 dengan membawa pelajaran berharga tentang bagaimana sebuah negara bisa menunjukkan prinsip dan karakternya di panggung dunia.Â
Pengalaman ini adalah investasi waktu, biaya, dan energi yang terbayar lunas. Jika ada kesempatan lagi, saya pasti akan kembali sambil berharap Indonesia juga bisa belajar dari negara kecil yang dulu diejek oleh Presiden Habibie dengan sebutan "little red dot" ini.