Mohon tunggu...
Andi Ronaldo Marbun
Andi Ronaldo Marbun Mohon Tunggu... Lainnya - Detektif informasi, pemintal cerita, dan pemuja mise-en-scène

Everyone says that words can hurt. But have they ever been hurt by the deafening silence? It lingers like the awkward echo after a bad joke, leaving you wondering if you've been forgotten, ostracized, or simply become so utterly uninteresting that even crickets find your company unbearable.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Adu Kuasa dan Dilema Moral: Perbandingan Serial "Suits" dan "How to Get Away with Murder"

6 Februari 2024   11:31 Diperbarui: 6 Februari 2024   11:32 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Perbandingan Antara Suits dengan How to Get Away with Murder (IWMBuzz.com)

Dunia televisi dipenuhi oleh karakter-karakter memikat yang diceritakan menghadapi situasi berisiko tinggi dan sering melanggar batasan etika, tetapi tetap membuat penonton terpikat. Dua serial yang bisa dijadikan contoh nyata adalah "Suits" karya Aaron Korsh dan "How to Get Away with Murder" dari Peter Nowalk, yang merupakan serial drama bertema hukum dan keadilan sosial dan menawarkan pandangan yang kontras tetapi keduanya sama-sama membahas tentang kekuasaan, ambisi, dan kaburnya batas antara moralitas dan kemenangan. Artikel ini memberikan perbandingan langsung, serta mengeksplorasi tema, karakter, dan dampak keseluruhan dari kedua serial drama tersebut.

Dunia Peradilan dengan Ambisi yang Tanpa Henti

"Suits" membawa kita ke dunia mewah dari suatu firma hukum di New York dengan nama Pearson Hardman, tempat Harvey Specter dan Mike Ross, seorang brilian hukum tanpa gelar, melawan konvensi dan menang dengan segala cara. Mantra mereka, "menang atau mundur," menjadi semangat utama serial ini, mencerminkan sifat kejam dari sistem peradilan di Amerika Serikat dan kemauan para karakter untuk melanggar aturan untuk memenangkan kasus. Meski merayakan kecerdasan dan strategi brilian, "Suits" seringkali mengagungkan mentalitas menang-dengan-cara-apapun, mengaburkan garis antara ambisi dan kekejaman. 

Di sisi lain, "How to Get Away with Murder" membawa kita ke kelas Hukum Pidana dari Profesor Annalise Keating di Universitas Middleton, tempat dari lima mahasiswa ambisius terjerat dalam upaya untuk menutupi kasus pembunuhan yang turut diatur oleh profesor mereka yang karismatik tetapi bermoral ambigu. Selain menceritakan tentang kisah dari karakter utama yang menghadapi pertempuran hukum, pembalasan dendam pribadi, dan pengungkapan rahasia gelap, serial ini juga mengeksplorasi tema loyalitas, manipulasi, dan sejauh mana seseorang bersedia melindungi diri mereka sendiri dan orang yang mereka sayangi. Tidak seperti "Suits" yang menekankan pada keberadaan konsekuensi pelanggaran aturan yang seringkali diabaikan, "How to Get Away with Murder" melemparkan karakternya ke dalam rawa moral dan memaksa mereka menghadapi konsekuensi nyata dari tindakan mereka.

Pertempuran Karakter: Tokoh Dominan vs. Akrobat Moral

Tokoh-tokoh peran dalam kedua serial ini memiliki karakteristik kompleks dan memikat, serta motivasi dan perjalanan mereka yang dikisahkan sangat berbeda. "Suits" menawarkan kepribadian yang tajam seperti Harvey, sang pengacara alfa, dan Donna, wanita tangan kanan yang tak tergoyahkan. Mike, yang terjebak antara bakat dan limbo hukumnya, menambahkan lapisan empati. Mereka beroperasi dalam dunia permainan kekuasaan dan ambisi, yang didorong oleh sensasi kemenangan dan mengejar kesuksesan. "How to Get Away with Murder" menggali kompleksitas sifat manusia. Annalise, profesor brilian namun manipulatif, mendorong mahasiswanya untuk terjun ke batas etis mereka, untuk menguji loyalitas dan pemahaman mereka tentang moralitas. Setiap mahasiswa, dengan beban dan motivasi mereka sendiri, memulai perjalanan penemuan diri, yang dipaksa untuk menghadapi perjuangan internal mereka sendiri dan mendefinisikan kembali kompas moral mereka.

Melampaui Palu Hukum: Memeriksa Tema dan Dampak

Meski kedua serial berpusat pada sistem hukum, tema inti keduanya sangat berbeda. "Suits" berfokus pada ambisi, dinamika kekuatan, dan navigasi area abu-abu pada etika dari firma hukum. Lingkungan pada serial ini digambarkan dengan serba cepat dan ada banyak dialog jenaka yang menghibur, tetapi serial ini terkadang mengagung-agungkan taktik yang seharusnya dipertanyakan, membuat penonton dibingungkan akan definisi kesuksesan yang sebenarnya. Sebaliknya, "How to Get Away with Murder" mengangkat tema yang lebih dalam tentang loyalitas, manipulasi, dan konsekuensi tindakan. Serial ini memaksa penonton untuk bergulat dengan dilema moral yang kompleks dan mempertanyakan batasan yang akan mereka langgar sendiri. Dampak serial ini terletak pada eksplorasi potensi korupsi dalam sistem hukum dan biaya ambisi yang bisa dilakukan olej manusia.

"Suits" vs. "How to Get Away with Murder": Pilihan Pribadi Bagi Penonton

Menyatakan pemenang definitif dalam perbandingan ini sangat subjektif. "Suits" melayani penonton yang menikmati dialog tajam, manuver hukum yang rumit, dan karakter yang melanggar aturan dengan gaya. Energi serba cepat dan fokus pada kesuksesan beresonansi dengan karakter utama yang mengagumi ambisi dan kelicikan. Akan tetapi, "How to Get Away with Murder" menggali pada kedalaman gelap moralitas manusia, serta menghadirkan karakter yang bergulat dengan konflik internal dan pilihan sulit. Eksplorasi sisi gelap dari sistem hukum dan konsekuensi manipulasi meninggalkan dampak abadi pada penonton, yang mendorong mereka untuk mempertimbangkan kompas moral mereka sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun