Mohon tunggu...
Andini Zahra Shafira
Andini Zahra Shafira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga

Halo! Saya Andini Zahra Shafira, seorang mahasiswa aktif S1 Ilmu Komunikasi, Universitas Airlangga. Saya memiliki keterampilan komunikasi yang cukup baik, mudah beradaptasi, individu yang bertanggung jawab, dan mampu bekerja dengan baik secara mandiri maupun dalam tim.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Darurat Literasi dan Esensi Penggunaan Media Sosial terhadap Kesehatan Mental

27 Juni 2022   13:07 Diperbarui: 27 Juni 2022   13:15 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti yang kita ketahui bahwa di zaman yang serba cepat, maju, dan berkembang ini, akibat dari kecanggihan teknologi informasi yang hadir di tengah-tengah masyarakat membawa dampak dan perubahan yang begitu pesat. Salah satu output dari kecanggihan teknologi ini, yaitu dengan kehadirannya media sosial

Media sosial akan mempengaruhi siapa saja yang tertarik dalam berperan memberikan umpan balik secara terbuka, memberi pendapat serta informasi secara cepat hingga tidak terbatas. Masyarakat terutama generasi muda menganggap bahwa media sosial ini telah menjadi candu yang membuat pemakaiannya tiada hari tanpa mengonsumsi media sosial.

Kalangan remaja yang memiliki media sosial cenderung mengunggah aktivitas pribadinya, curhatan-curhatan bahkan foto-foto bersama keluarga maupun teman. 

Di dalam media sosial, siapa saja dapat dengan mudah berkomentar serta berpendapat secara bebas bahkan tanpa berpikir dampak yang terjadi setelahnya (Secsio et al., n.d.). 

Tanpa kita sadari bahwa hal itu secara tidak langsung telah mempengaruhi kehidupan kita. Seolah kita sebagai masyarakat lupa bahkan mungkin tidak tahu secara pasti esensi dalam menggunakan media sosial itu sendiri. Memang tidak ada batasan umur yang pasti dalam memakai salah satu output kecanggihan teknologi ini, tetapi dari banyak kasus-kasus yang terjadi sebelumnya, hal ini sepertinya dirasa sangat perlu literasi informasi mengenai media sosial sejak dini mungkin.

Terdapat fakta-fakta yang menyebutkan bahwa betapa rendahnya literasi digital di Indonesia. Fakta pertama, UNESCO menyebutkan Indonesia berada pada urutan kedua paling terakhir terhadap literasi dunia. Artinya, minat baca di Indonesia sangat krisis. 

Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, hanya ada 1 orang yang rutin membaca. 

Selain itu, terdapat fakta kedua yang menyebutkan 60 juta penduduk Indonesia mempunya smartphone atau berada pada urutan kelima di dunia terbanyak memiliki gadget. 

Kondisi yang memprihatinkan ini dapat mempengaruhi berbagai faktor dari segi fisik, lingkungan, dan psikologis atau kesehatan mental seseorang. 

Lalu apa yang menjadi korelasi dari faktor pentingnya literasi, esensi media sosial terhadap kesehatan mental sendiri? Pertanyaan tersebut akan dibahas secara mendalam dan lebih lanjut dalam tulisan ini.

Menurut (Silverblatt, Smith, Miller, Smith, & Brown, 2014) menyebutkan terdapat empat tujuan literasi media sendiri, yaitu kesadaran kritis, diskusi, pilihan kritis, dan aksi sosial. 

Dengan kita memiliki kesadaran yang kritis terhadap realitas media terlebih media sosial, hal ini menunjukkan tujuan literasi media yang sebenarnya. Maka dari itu, masyarakat dapat mengontrol informasi yang mereka dapatkan.

Dapat dikatakan bahwa semakin media literate seseorang meningkat, maka ia mampu mengamati realitas dunia dengan dunia yang telah dikonstruksi oleh media. Karakterteristik para pemuda generasi alfa maupun milenial saat ini cenderung memiliki jiwa kreatif dan inovatif. 

Namun, jika tidak memiliki dasar pengetahuan yang benar dan valid, hal tersebut dapat menjadi “pisau bermata dua”. Hal ini sangat disayangkan ketika kita tidak paham dengan esensi dalam menggunakan media sosial seperti apa. Berita-berita saat ini justru penuh dengan sensasi ketimbang esensi media sosial yang ada sebagaimana mestinya.

Di tahun 2022 ini saja, entah berapa banyak puluhan bahkan mungkin ratusan informasi-informasi yang tidak akurat bahkan tindakan seseorang yang sangat tidak etis dalam berkomentar di postingan seseorang maupun membuat sebuah konten yang sama sekali hanya sekadar bentuk menunjukkan eksistensi diri ataupun hanya ingin viral belaka. 

Hal tersebut sangat amat disayangkan terlebih lagi kecanggihan teknologi yang terus menerus berkembang, meluas dan semakin maju, membuat kerentanan penyalahgunaan media sosial sendiri semakin di waspadai.

Bisa kita pikirkan saja, jika semakin banyak orang-orang tidak mengenal esensi dari media sosial sendiri, maka semakin banyak korban yang terdampak akibat ulah-ulah “ketidaksengajaan” yang pelaku perbuat. Hal itu bisa saja sangat mempengaruhi sikap, perilaku bahkan kesehatan mental seorang korban.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan kehadirannya media sosial di tengah-tengah masyarakat ini memberikan banyak kemudahan dan dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia. 

Meskipun diakui layanan media sosial yang memang dapat menyediakan beragam informasi dan hiburan, masyarakat Indonesia masih darurat dengan literasi dan esensi media sosial sebagaimana mestinya. 

Akibat dengan krisisnya hal tersebut, secara tidak langsung menunjukkan korelasi yang saling berhubungan dan juga memicu beberapa dampak negatif yang berpotensi memberikan efek berbahaya bagi kesehatan mental seperti halnya insekuritas, kecemasan, depresi, dan lain-lain.

Dengan begitu, kita harus bisa menemukan cara untuk memanfaatkan dan menggunakan media sosial dengan cara yang lebih positif dan bermanfaat. Lebih jauh lagi, perlunya pengetahuan lebih mengenai pentingnya literasi media dan kegunaan dari media sosial itu sendiri terhadap arti kesehatan dan kesejahteraan mental dan juga dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun